Tak pernah terbayangkan dalam hidup Selena Arunika (28), jika pernikahan yang ia bangun dengan penuh cinta selama tiga tahun ini, akhirnya runtuh karena sebuah pengkhianatan.
Erlan Ardana (31), pria yang ia harapkan bisa menjadi sandaran hatinya ternyata tega bermain api dibelakangnya. Rasa sakit dan amarah, akhirnya membuat Selena memutuskan untuk mengakhiri pernikahan mereka dan memilih hidup sendiri.
Tapi, bagaimana jika Tuhan mempermainkan hidup Selena? Tepat disaat Selena sudah tak berminat lagi untuk menjalin hubungan dengan siapapun, tiba-tiba pria dari masalalu Selena datang kembali dan menawarkan sejuta pengobat lara dan ketenangan untuk Selena.
Akankah Selena tetap pada pendiriannya yaitu menutup hati pada siapapun? atau justru Selena kembali goyah ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11
"Aaaa..." Selena memekik pelan saat tubuhnya membentur pintu cukup keras membuat bunyi kayunya terdengar menggema di ruang tamu yang hening. Napasnya terengah, matanya langsung menatap Erlan dengan sorot kaget bercampur takut.
“Erlan... lepasin aku,” ucapnya pelan, suaranya bergetar tapi tetap berusaha tegas.
Erlan menatap balik tanpa kata. Dada pria itu naik-turun cepat, rahangnya mengeras, dan jemarinya masih mencengkeram bahu Selena seolah takut perempuan itu akan menghilang begitu saja dari hadapannya.
“Kenapa kamu kayak gini?”ujar Selena lagi, menatap Erlan dengan mata yang kembali berkaca-kaca. “Udah cukup, Erlan... semua ini udah cukup.”
“Enggak, Sel,” potong Erlan cepat, suaranya terdengar parau. “Kita gak bisa berakhir gini aja. Aku masih bisa perbaiki semuanya.”
Selena tertawa getir, nyaris tanpa suara. “Perbaiki?” bibirnya gemetar. “Kamu bahkan gak tau bagian mana yang udah hancur.”
Erlan diam. Tatapan matanya mulai melembut, tapi tetap tak melepaskan genggaman tangannya pada Selena.
“Aku cuma minta satu kesempatan lagi Sel, ku mohon". Pinta Erlan dengan lembut, suaranya nyaris tenggelam di antara napas mereka yang saling tumpang tindih.
Selena menatapnya lama, matanya memerah. “Kesempatan?”
"Kesempatan mana yang harus aku berikan Erlan. Apa kamu tak ingat saat pertama kali kita membangun rumah tangga? Kamu sendiri Erlan.. Kamu sendiri yang bersumpah tidak akan memberikan ampun ataupun kesempatan jika diantara kita ada yang berani berkhianat! Tapi... " Selena menjeda ucapannya menarik nafas panjang lalu menghembuskannya kasar"... justru kamu sendiri yang mengingkari sumpah itu, ERLAN ADINATA!!!" Selena menekan suara nya saat menyebut nama suaminya.
Tidak! lebih tepat nya calon mantan suami. Karena sebentar lagi mereka akan bercerai.
"SELENA!!!" suara Erlan ikut meninggal saat perempuan itu menyebut nama lengkapnya tanpa embel-embel 'mas', seperti yang biasa Selena ucapkan.
Ini pertama kalinya Selena berkata dengan nada tinggi, dan itu cukup untuk memancing emosi Erlan. Tapi, sebisa mungkin ia tahan.
"Cukup Selena. Aku tetap tidak akan menanda tangani surat itu, kita tidak akan bercerai!"
"Tapi ak-aarrghhh". Tanpa aba-aba, Erlan langsung melepaskan cengkeraman tangannya pada Selena lalu membopong perempuan itu memanggulnya seperti karung beras.
Erlan menutup pintu nya dengan kasar menggunakan kakinya, ia lalu membawa Selena masuk kedalam kamar nya.
Selena terus memberontak dalam gendongan Erlan.
"Erlan lepaskan aku!!!" teriak Selena seraya memukul-mukul kuat punggung Erlan.
Tapi, pria itu sama sekali tak terpengaruh dengan teriakan ataupun pukulan Selena. Ia tetap berjalan dengan langkah lebar membawa Selena masuk kedalam kamarnya.
Brukk!!
Tubuh Selena jatuh terpental saat Erlan membantingnya dengan kasar ke atas ranjang. Napasnya tersengal, kedua bola matanya terbelalak antara marah dan takut bercampur menjadi satu.
Erlan menatap dingin dan tajam. Dada pria itu naik-turun dengan cepat, rahangnya mengeras. Dengan satu gerakan tegas, ia menutup pintu kamar dan memutar gagang, mengunci dari dalam.
Klik!
Suara pintu yang terkunci terdengar jelas, memecah hening yang sempat muncul sejenak.
Selena menatap Erlan dengan sorot mata penuh ketakutan, bibirnya gemetar. “Erlan… lepasin aku sekarang juga!”ucapnya dengan suara yang dingin tapi tetap ada nada ketakutan di balik kemarahan itu.
Erlan hanya diam tak menyahut kalimat apapun yang Selena lontarkan. Ia perlahan berjalan mendekati ranjang, sontak saja Selena langsung memundurkan tubuhnya.
Ekspresi wajah Erlan yang datar dan sorot matanya yang gelap berselimut amarah membuat Selena benar-benar takut.
Erlan menunduk, menatap mata Selena dengan intensi. Dengan cepat, ia langsung menarik kedua kaki Selena lalu menindihnya di ranjang. Ia menekuk lututnya bertumpuan pada tepian ranjang. Tubuhnya menekan tubuh Selena, seolah tak membiarkan perempuan itu bergerak sedikit pun untuk bisa kabur.
Selena menjerit, tubuhnya gemetar hebat, tangan-tangannya meninju dada Erlan dengan putus asa. “Erlan… lepaskan aku! Aku bilang hentikan!".
Tangisnya kembali pecah dengan napas yang tersengal. Setiap kali ia mencoba menyingkirkan tubuh Erlan, pria justru semakin menekan tubuhnya membuat Selena hampir tak bisa bergerak.
Erlan menundukkan kepalanya, menatap wajah cantik Selena dengan sorot menggelap, namun ada gurat putus asa di balik amarah itu. “Sel… dengar aku… aku tidak akan membiarkanmu pergi! Aku tidak peduli apa kata dunia… aku hanya ingin kamu!". Ucapnya dengan tegas dan penuh penekanan.
Selena menjerit, tubuhnya berontak, menendang dan mendorong tubuh Erlan, tapi sia-sia sebab kekuatannya tak sebanding dengan Erlan.
“Kamu gila! Erlan… ini salah! Ingat… kita akan bercerai! Kamu sudah menikahi Vera! Dia sedang mengandung anakmu!”
Mendengar itu, Erlan berdecih pelan lalu mendekatkan wajahnya pada Selena. “Persetan dengan semua itu!” teriaknya dengan suara yang terdengar menggelegar hingga memenuhi penjuru kamar tersebut.
Selena sampai memejamkan kedua matanya erat terperanjat kaget mendengar teriakan itu.
“Kamu mau hamil kan? Kamu mau kita punya anak kan? Baiklah… kali ini aku yang akan kabulkan, Sel. Kita akan menjadi keluarga kecil yang bahagia...."
Sontak saja, Selena langsung membuka kedua matanya saat melihat Erlan yang semakin mendekatkan wajahnya dan..
Plak!!
Satu tamparan keras mendarat dipipi kiri Erlan, membuat pria itu seketika terdiam menatap lurus kedepan dengan sorot mata yang semakin menahan amarahnya.
"SELENA ARUNIKA!!!!"
Tanpa membuang waktu, Selena langsung mendorong kuat dada Erlan. Tapi, Erlan justru semakin menekan tubuhnya dan menarik kedua tangannya menguncinya diatas kepala.
"Aku sudah berusaha untuk tidak kasar pada mu Selena, tapi kamu justru semakin memancing ku..Jangan salahkan aku jika kali ini aku tidak bisa menahan diri. Akan aku kabulkan apa yang menjadi keinginan mu".
"Enggak Erlan... Sadarlah, ku mohon jangan seperti ini... Lepaskan akuu!!!" teriak Selena seraya menggerakkan-gerakkan kepalanya mencoba menghindari Erlan.
Tapi, pria itu justru semakin terlihat kesetanan. Ia mencumbu dan mencium Selena dengan sangat kasar.
Kemudian, Erlan menegakkan tubuhnya dengan cepat ia melepas kemeja yang melekat sempurna ditubuh atletisnya. Setelah itu, ia kembali menindih Selena.
"Ku mohon lepaskan aku, Erlan... " pinta Selena dengan suara yang bergetar dan air mata yang terus mengalir keluar dari sudut matanya.
"Tidak Erlan! Jangan seperti ini". Selena berteriak seraya memegangi baju yang dibuka paksa oleh Erlan.
"Diamlah sayang, nikmati saja semuanya..."
Selena menggeleng-gelengkan kepalanya kuat, menolak setiap perlakuan yang Erlan lakukan. Tepat, saat baju Selena hampir terbuka tiba-tiba dari luar ada yang mendobrak pintu nya.
Brakk!!!
sontak saja Erlan langsung menghentikan aktivitasnya dan menoleh menatap kearah sumber suara. Begitu juga dengan Selena, samar-samar ia melihat bayangan seorang pria melangkah masuk kedalam kamarnya.
Dan, sesaat sebelum Selena merasakan semua nya gelap. Ia sempat mendengar suara pria itu berkata,
"Lepaskan Selena!!!"
Setelah itu, ia tidak tau apa yang terjadi. Selena pingsan tak sadarkan diri.
.
.
.
Ndak bosan2 Buna ingetin buat kasih dukungannya! Like, vote dan komen. don't forget to subscribe gengsss ❤️🎀
seperti diriku jika masalah keungan tipis bahkan tak ada bayangan
Maka lampirku datang 🤣🤣🤣
dan sekarang datang