NovelToon NovelToon
What Is Love? "Silent Love"

What Is Love? "Silent Love"

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Keluarga / Romansa / Balas Dendam
Popularitas:254
Nilai: 5
Nama Author: SNFLWR17

Menurut Kalian apa itu Cinta? apakah kasih sayang antara manusia? atau suatu perasaan yang sangat besar sehingga tidak bisa di ucapkan dengan kata-kata?.
Tapi menurut "Dia" Cinta itu suatu perasaan yang berjalan searah dengan Logika, karena tidak semua cinta harus di tunjukan dengan kata-kata, tetapi dengan Menatap teduh Matanya, Memegang tangannya dan bertindak sesuai dengan makna cinta sesungguh nya yang berjalan ke arah yang benar dan Realistis, karena menurutnya Jika kamu mencinta kekasih mu maka "jagalah dia seperti harta berharga, lindungi dia bukan merusaknya".
maka di Novel akan menceritakan bagaimana "Dia" akan membuktikan apa itu cinta versi dirinya, yang di kemas dalam diam penuh plot twist.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SNFLWR17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

antara Rumah hantu dan sendawanya Jevan

Waktu pun berlalu dengan cepat, dan di sinilah mereka berdiri di depan pintu masuk pasar malam dengan Alena menatap berbinar macam-macam lampu hias di dalam pasar malam.

"Oke, karena kita sudah lengkap, maka yuk masuk!" ujar Alena tidak sabar.

"Btw, Len, kok orang ini bisa datang?" tanya Dewi menatap tidak suka ke arah cowok ber-hoodie kuning cerah ini.

"Hehehe, maaf ya, aku yang ngajak," Nadia tersenyum tidak enak menatap Dewi.

"Oh," Dewi menatap malas ke arah Jevan, yang sedang sibuk mengunyah permen karet.

"Len, kamu datang sama siapa? Bareng pacar kamu, kan?" tanya Dewi sambil menaik-turunkan alisnya.

"Bareng Kenzo, dia jemput gue tadi." Dewi yang mendengar hal itu hanya menggoda mereka berdua.

"Eeeheemm, yang mulai go-public," goda Dewi.

Sedangkan Alena dan Kenzo hanya tersenyum mendengar godaan dari Dewi.

"Kalian bisa henti berisik enggak? Buruan, kasihan bidadari gue sudah excited banget mau main," ujar Jevan sambil menunjuk Alena dan Nadia.

Aura 'DIH'-nya Dewi terasa banget.

"Yuk masuk, biar enggak kemalaman juga." Setelah berbicara seperti itu, Kenzo langsung menarik tangan Alena dan berjalan duluan.

Akhirnya mereka bertiga ikut menyusul, tapi tiba-tiba genggaman tangan Kenzo dan Alena dilepaskan secara paksa oleh Nadia.

"Enggak boleh bermesraan di depan orang-orang jomblo," ucap Nadia. Ia langsung mengapit tangan Alena dan menyenggol tubuh Kenzo agak keras sehingga tubuh Kenzo bergeser tiba-tiba.

Sedangkan Kenzo hanya menghela napas pasrah.

Mereka pun sampai di depan wahana Rumah Hantu. Mereka datang karena tantangan konyol dari Jevan.

"Oke, siapa yang teriak paling banyak berarti dia kalah. Yang kalah ada hukumannya, yaitu di malam hari ini dia bakal traktir kita semua. Gimana, deal?" ujar Jevan sambil menyeringai, menatap ke empat manusia yang menatap horor spanduk di depan pintu masuk rumah hantu.

"Deal!" ucap serentak mereka berempat.

"Nanti Kenzo berjalan duluan, biar bidadari-bidadari gue di tengah, dan gue di belakang," jelas Jevan menyusun strategi.

"Oke," ujar Kenzo yang langsung berjalan duluan, diikuti mereka berempat.

Saat mereka masuk, suasana sepi yang mereka rasakan, dengan warna merah, hitam, dan hijau yang mendominasi setiap ruangan yang mereka lewati. Mereka semua fokus dan berupaya agar tidak berteriak. Tapi, saat berbelok, ada tangan yang memegang tangan Dewi. Dengan spontan Dewi berteriak.

"AAHHHHKKKK...!"

Dewi langsung berbalik dan memeluk Jevan sambil menutup mata dengan erat.

Sedangkan Jevan, dengan jiwa filosofi "setiap ada kesempatan kita tidak boleh menolak, ya kan?"

Jevan masih tersenyum-senyum tidak jelas sambil menepuk pelan punggung Alena.

Dewi yang tersadar langsung kaget dan secara refleks langsung mendorong keras Jevan, dan membuatnya mundur beberapa langkah.

"Ngapain Lo peluk gue?" tanya Dewi dengan julid.

"Aduh, sorry ya, ex-bidadarinya gue, perasaan Lo yang peluk gue," ungkap Jevan tidak mau kalah.

Terlihat seperti ada sengatan listrik yang saling berhubungan dari mata mereka.

"Sudah, jangan berantem dulu, kita lanjut jalan lagi," ujar Nadia melerai pertengkaran kecil antara Jevan dan Dewi.

Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan. Ada musik-musik yang menambah situasi tegang, dan selama perjalanan Alena dan Dewi banyak berteriak.

Mereka selalu dikejutkan oleh para aktor rumah hantu ini, dari kuntilanak tanpa kepala, pocong yang biasanya bersih tapi di rumah hantu ini kainnya terlihat kotor terkena tanah dan ada darah di setiap kain, kadang ada tuyul dengan kepala pecah sebelah, dan masih banyak lagi hantu-hantu yang hampir membuat Dewi pingsan seketika.

Dan lucunya, Jevan tadi hampir membuat salah satu tokoh hantu babak belur karena hantu tersebut entah meremas dadanya.

Jevan merasa terlecehkan. (Ingatkan Jevan untuk menegur pemilik rumah hantu ini.)

Sedangkan Alena dan kawan-kawan tercengang melihat kejadian yang tidak terduga.

Hey, sekarang Kenzo sudah memegang tangan Alena.

Mereka sudah dekat dengan pintu keluar, tapi entah ada orang asing yang tiba-tiba berlari kencang ke arah mereka. Mereka spontan menghindar agar tidak tertabrak, tapi tidak dengan Alena yang belum sempat menghindar. Orang asing itu sudah lebih dulu menabrak dirinya yang menyebabkan Alena terdorong kuat dan membentur dinding. Pertahanan Alena kurang stabil dan...

BRUUKKKK..!

Alena yang membentur dinding langsung jatuh ke lantai. Sepertinya kakinya keseleo.

Sungguh sial si Alena ini.

Jevan yang melihat itu dengan spontan jongkok dan melihat ke arah Alena.

"Lo enggak apa-apa?" tanya Jevan melihat ke arah kaki Alena.

"Bodoh! Sudah tahu tadi dia kebentur kuat banget, masih Lo tanya enggak apa-apa?" ujar Nadia yang merasa gemas dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Jevan.

Ketika Jevan ingin memegang kaki Alena, tiba-tiba Kenzo sudah menyenggol Jevan yang berakhir Jevan tersingkirkan secara tidak elit.

"Sini gue gendong. Kita urus nanti setelah keluar dari sini."

Kenzo langsung menggendong Alena secara bridal style dan berjalan menuju pintu keluar.

Akhirnya mereka keluar dari Rumah Hantu. Alena diturunkan ke salah satu bangku yang disediakan oleh salah satu stand makanan.

Kenzo berlutut dan mengambil kaki yang terkilir dan menaruhnya di atas paha yang sudah ditekuk.

Sedangkan Alena hanya meringis kesakitan. Kenzo mengurut pelan kaki agar meminimalisir rasa sakit.

"Oke, nanti pulang jangan lupa oleskan salepnya." Kenzo berdiri dan langsung duduk di sebelah Alena. Dewi yang melihat itu hanya diam saja.

"Btw, Jevan dan Nadia di mana?" tanya Alena tiba-tiba, tidak melihat keberadaan Jevan dan Nadia.

Kenzo dan Dewi langsung mencari keberadaan mereka berdua, dan tatapan Dewi berubah menjadi datar ketika menemukan keberadaan keduanya yang sedang asyik menikmati makanan yang mereka pesan tadi.

"Buseettt, enak banget, cocok di malam yang dingin ini," ujar Jevan.

"Iya, enak banget, apalagi kuahnya! Wih, enggak bisa move on deh," sambung Nadia yang menyeruput mie serta kuahnya.

Saat asyik makan, Dewi datang sambil mengoceh.

"Enak ya kalian berdua, makan enggak bilang-bilang!" Ucapannya tanpa direspons oleh Jevan maupun Nadia. Mereka berdua sangat fokus dengan bakso tenis yang dipesan.

Mereka bertiga langsung duduk di samping mereka berdua, dan memesan makanan olahan kuah itu.

Uuuuaahhhkkk..!!!

Jevan bersendawa kuat yang menarik perhatian pengunjung, sedangkan manusia yang duduk bersama Jevan hanya menunduk malu.

"Sialan Lo, jamet, malu-maluin banget," ungkap Dewi, sedangkan si pelaku hanya mengorek sisa-sisa makanan yang tersangkut di giginya.

1
Michelle Flores
Menggugah hati
Tae Kook
Thor, kapan update lagi nih?
Tani
Thor, jangan diam aja, kasih kabar kalo ada kendala, kami akan terus menunggu!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!