"Pembalasan istri cupu" adalah cerita tentang seorang wanita yang telah lama merasa diabaikan dan tidak dihargai oleh suaminya. Namun, dia tidak lagi mau menjadi korban keadaan. Dengan tekad dan keberanian, dia memutuskan untuk membalas perbuatan suaminya dengan cara yang tidak terduga.
Dia mulai dengan meningkatkan penampilannya, mengembangkan bakatnya, dan membangun dirinya sendiri. Dia juga mencari dukungan dari orang-orang yang peduli padanya dan belajar untuk mencintai dirinya terlebih dahulu.
Pembalasan ini tidak hanya tentang membalas perbuatan suaminya, tetapi juga tentang menunjukkan dirinya sebagai wanita yang kuat dan mandiri. Dia ingin membuktikan bahwa dia tidak hanya menjadi istri yang patuh, tetapi juga seorang wanita yang berani dan berdaya.
Melalui perjalanan pembalasan ini, dia menemukan dirinya sendiri dan belajar untuk mengambil kendali atas hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Nurr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Nanda tak pulang malam ini, dan Amel sendiri tidak bisa tidur di kamar putrinya. Matanya terus terbuka, pikiran jelek terus berkelayakan kemana-mana.
“Mas, apa yang telah kamu lakukan dengan wanita itu!” Batin Amel , Sampai detik ini cintanya masih untuk Nanda, tapi pikirannya pergi melayang kemana-mana, dia takut suaminya melakukan itu dengan Riska, kemarin saja di acara yang sangat ramai mereka berani bertukar saliva.
Ehgggg.. Bulan mengerang, gadis itu tidurnya benar-benar tidak tenang, sekarang saja dia hampir menendang kepala ibunya.
“Astagfirullah! Dia kebiasaan banget.” dari tadi entah udah berapa kali Amel terkena tangan ataupun kaki putrinya. “Kalau kamu kayak gini terus Ibu nggak bisa tidur!” Tegur Amel pada sang Putri sambil menggeser kaki yang sekarang ada di bagian perut Amel.
“Ih” Wanita itu mendengus. Tidur di kamar putrinya itu Bukan pilihan, sebaiknya dia pergi lagi ke kamarnya.
Wanita itu pergi ke kamarnya. Walaupun sampai sana dia tidak akan bisa tidur sama sekali.
Istri mana yang akan tenang ketika mengetahui suaminya pergi bersama wanita lain.
Dan seperti dugaan Amel. Nanda sekarang berada di apartemen Riska. Dia menanyakan ada apa, dan hewan apa yang telah masuk ke dalam apartemen wanita tersebut. Takutnya semacam beruang atau ular. Walaupun itu tidak mungkin.
Kemudian wanita yang hanya menggunakan kimono itu, menjawab pertanyaan Nanda, “Ada kecoa terbang di kamar mandi! Aku takut.
Seketika Nanda membuka mata dan mulutnya, jadi dia jauh-jauh datang ke sini hanya untuk mengusir kecoa. Dia yang seorang kepala manager ini! Apaaahhh!?? “Jadi hanya seekor kecoa?”tanya Nanda tidak percaya.
“Aku takut! Aku trauma, aku pernah punya pengalaman buruk dengan kecoa.” Lirih wanita itu. Dia menunduk seolah sangat sedih sekali mendengar pertanyaan Nanda.
Nanda kemudian tersenyum dan mengelus rambut Riska, “udah nggak usah nangis, biar saya cari kecoa itu ya!” ucap Nanda, akan menjadi pelindung untuk wanita ini.
“Makasih banyak.” Rengek Riska.
Setelah hampir 40 menit mencari akhirnya Nanda mengalah, dia tidak menemukan apapun. “Nggak ada kecoa ataupun apapun! Mungkin, hewan itu sudah pergi, Jadi sekarang kamu bisa mandi.” Ujar nya. “Terus, nanti Sebaiknya kamu istirahat ya, saya juga mau pulang.” Ucap Nanda kepada wanita itu.
Tapi Riska “apa kamu akan pulang? Tapi aku takut.” Rengek Riska.
“Aku harus pulang. Tidak baik seorang laki-laki ada di apartemen perempuan, Apalagi kan kita.” Ucap Nanda sengaja dipotong.
Laki-laki itu kemudian pergi, tapi baru juga dia beberapa langkah Riska lagi-lagi memanggilnya. “bener kamu mau pulang?”tanya wanita itu.
Seketika Nanda menoleh, dan betapa kagetnya dia, ketika melihat wanita itu, kimono yang dia pakai sudah entah ke mana.
“Riska” Kaget Nanda.
Tapi Riska wanita itu segera mendekat. Dan terjadilah itu.
Beberapa hari berlalu.
Sedangkan di rumah seseorang...
“Istri kamu, kemana? Pagi-pagi begini sudah hilang!” Tanya laki-laki itu kepada anaknya yaitu Diningrat.
Dan Diningrat yang sedang sarapan hanya menatap sekilas pada sang ayah, lalu fokus lagi makan makanan yang ada di depannya. “Dia lagi pergi sama Rina, emangnya kenapa?!! Apa Ayah mau ikut sama mereka? Paling mereka nyari baju untuk acara kita nanti.” ujar Diningrat benar-benar tidak masuk akal
Tapi Hadi, Siapa yang ingin ikut dengan menantunya, “Ada sesuatu yang ingin ayah bicarakan sama kamu.” Ucap laki-laki itu, dia ingin mengobrol dengan Diningrat dari hati ke hati mumpung menantunya tidak ada.
Diningrat bingung apa yang ingin ayahnya obrol kan. “Mengobrol tentang apa?”tanya laki-laki itu.
Hadi kemudian menarik nafas, “sudah Ayah katakan kan sebelumnya, ajak Amel kembali,”
Diningrat menautkan alis, “orang dianya yang nggak mau!” Seru Diningrat pada sang ayah, Dia kemudian menggelengkan kepalanya. “Biarin lah dia sudah bahagia dengan keluarganya! Nggak usah di ganggu ayah!”
Tapi.. “iyalah dia nggak mau! Orang kamu mintanya dia doang yang datang, masa anak sama suaminya nggak boleh ikut! Sampai Kapan kamu akan memperlakukan Amel seperti ini! Jangan karena sekarang ada anak lain, anak biologis kamu, dibiarkan terlunta-luntak di tempat miskin,”
Diningrat menatap ayahnya, “itu kan pilihannya Amel, aku sudah memintanya untuk menikah dengan laki-laki kaya, laki-laki baik, babat, bibit, bebet, bobotnya benar. Tapi dengan bangganya gadis menyebalkan itu, malah memilih menikah, dengan laki-laki kere, laki-laki yang masa depannya saja tidak ada!”
“Tapi terbuktinya, Amel bertahan 15 tahun!! Kita kalah dari Nanda laki-laki itu pemenangnya. jika selama 15 tahun Amel tidak kembali, Bukankah itu berarti dia bahagia bersama suaminya!” Ucap kakek Hadi pada putranya.
Tapi tidak, Diningrat masih keras kepala, dia tidak ingin menerima menantunya yang telah mengambil putrinya itu. “Jangan keras kepala Diningrat. Pokoknya Ayah ingin membawa, Amel dan juga keluarganya ke rumah ini! Atau paling tidak, Mereka akan ikut andil di perusahaan!”
Diningrat menoleh pada Ayahnya, “ikut andil di perusahaan? Apa maksud Ayah? Apakah ayah akan membawa mereka dan berpartisipasi atas perusahaan yang telah kubesaran?! Aku akan memberikannya kepada Amel, Tapi tidak untuk Nanda si pecundang itu! Haram!” Putus Diningrat .
Hadi merasa anaknya ini sangat keras kepala, “berapa hari lalu, Ayah bertemu dengan anakmu, dia nampak kurus! Jangan keras kepala lagi Diningrat. Jangan biarkan, kamu menyesal di akhir hayatmu nanti! Lagi pula Nanda sudah membuktikan Jika dia mampu menjaga Amel, 15 tahun itu bukan waktu yang sebentar, Jangan keras kepala lagi! Pokoknya hari ini, ayah akan mendatangi kantor tempat Nanda bekerja."
"Tidak boleh! Jika Amel akan pulang ke sini, maka dia hanya akan pulang sendiri, tidak dengan anaknya ataupun dengan Nanda.!"
"Heh anak muda! Yang sebenarnya sudah tidak muda. Memangnya harta yang kamu kelola itu punya siapa?!! Apa kamu lupa Jika semua itu adalah milik ayah! Dan kamu sekarang melarang Amel ataupun suaminya untuk ikut mengelola? Lalu kamu mau memberikan semua harta ayah, kepada Rina? Ingat ya! Rina hanyalah cucu tiri ayah, cucu ayah yang sebenarnya hanyalah Amel!"
Diningrat menarik nafas, "terserah ayah aja!" Balas lelaki itu. Percuma dia berdebat dengan ayahnya. Dan jika Amel kembali ke rumah ini, mereka harus bersiap dengan perang yang akan terjadi antara Amel dan juga istrinya.
Dan setelah mendengar jawaban dari anaknya, Hadi merasa puas, lagi pun sebenarnya walaupun Diningrat tidak memberikan izin, dia memang akan tetap membawa Amel dan keluarganya ke rumah ini.
Rumahnya ini sangat besar, jika hanya menampung 3 ekor keluarga Amel tidak apa-apa.
Padahal menurut Diningrat, putrinya sudah tinggal di komplek yang layak. Setiap bulan Dia membantu membayar cicilan komplek tersebut tanpa Amel ataupun yang lain tahu.
Dan dia tidak yakin jika laki-laki bodoh bernama Nanda itu, mampu mengelola perusahaan mereka.
“Aku tahu kok kenapa dia sekarang menjabat sebagai Kepala manager! Itu pasti kerjaan Ayah kan?!! Kasihan perusahaan itu, mengangkat orang yang tidak layak untuk menjadi pemimpin!”
“Diningrat !” Seru Hadi.