Alexa Hazelyn Smith adalah siswi cantik, jenius dan humble, cuek bagi orang asing. Dia bahkan banyak menciptakan obat-obatan dan tekhnologi baru, meskipun anak orang terkaya nomer dua di negaranya dia tidak pernah berperilaku sombong ataupun membully teman-temannya.
Semuanya bisa dicapai olehnya namun tidak dengan hati seseorang yang merupakan anak dari yang mempunyai yayasan, terkaya nomor Satu di Negaranya, Samuel Walton, Selain Tampan dan dingin dia menjadi Mafia yang berkedok ketua OSIS.
"Aku mencintaimu, sangat. Mulai dari dulu sampai sekarang rasa itu sama. Sama-sama membuatku senang, rindu dan luka dalam waktu bersamaan, sampai kapan? Kau bahkan tak melirik ku sama sekali. Apakah rasa ini akan ku pendam selamanya?" Lirih Alexa.
Yukk jangan lupa mampir di ceritaku ya! jangan lupa Tinggalkan komen....!!?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
As
Keesokan harinya Alexa sudah siap berangkat dan kebetulan sudah ada Becca di rumah Alexa, mereka sarapan bersama karena mama Cassy dan papa Ares akan ikut mengantarkan mereka ke bandara. Orang tua Alexa membatalkan semua jadwalnya karena ingin mengantarkan anak semata wayangnya, mereka pun berangkat beriringan dengan mobil banyak pengawal. Sampai di bandara mereka pun chake-in namun sebelum masuk pesawat Lexa menemui orang tuanya dulu.
"Ma, pa Lexa berangkat ya" ucap Lexa
"Iya sayang, hati-hati ya maafkan papa karena terlalu keras ya, nanti papa akan cuti untuk jenguk kamu " Ucap Papa Ares sambil memeluk Lexa
"Papa udah ngizinin Lexa kan?" Ucap Lexa
"Iya sayang, kami udah ngizinin kamu ingat hati-hati dan jaga diri, jaga juga pola makannya" ucap Mama Cassandra sambil memeluk Alexa bergantian.
"Iya ma, doain Lexa ya"
"Pasti dong."
"Becca pamit ya Om, Tante" Ucapnya sambil salaman bergantian.
"Kami titip Lexa ya Bec, kamu yang paling ngerti anak kami" ucap papa Ares mewakili
"Siap Om, Tante." Mereka pun menaiki kabin pesawat sambil melambai ke Arah mama Cassy dan papa Ares sambil menitikkan airmata terutama Alexa.
"Lex, gak apa-apa kan kandungan Lo soalnya masih rentan"
"Gue Oke, gue agak lega Bec akhirnya gue gak perlu khawatir lagi tentang keadaan gue, kalau sampai orang lain tahu, gue kasihan sama keluarga gue" ucap Lexa
"Lo tenang aja, gue bakalan berusaha yang terbaik untuk kehidupan Lo,"
"Makasih ya Bec, kamu memang selalu pengertian" ucap Lexa memeluk Becca.
"Iya sama-sama, udah gak usah mewek"
"Bukan gitu, gue sangat bersyukur punya sahabat kayak Lo"
"Iya gue juga sama" ucap Becca.
****
"Lo masih dimana Stev"
"Gue masih di pesawat yaelah"
"Gue udah bilang, Lo naik jet pribadi gue, malah naik pesawat komersial"
"Karena gue pengen, lagian..."
Bruk
"Maaf, maaf" ucap Stev
"Iya gak apa-apa" setelah mendongakkan kepalanya Alexa terkejut ternyata itu Stev sahabat Samuel
"Alexa" ucap Stev tak kalah terkejutnya
"Maaf kak, aku lagi buru-buru ke kamar mandi" dengan wajah yang sangat pucat, Alexa langsung menerobos karena ingin mengeluarkan isi perutnya. Stev yang mematung mencoba mencerna apa yang terjadi begitu juga yang diseberang telfon.
"Siapa?" Katanya dengan nada dingin di telfon
"Alexa, gue ketemu dia"
"Ikutin" ucap Samuel menutup telponnya.
Stev menunggu di luar namun dia bisa mendengar apa yang ada di dalam kalau Alexa muntah-muntah hebat.
"Loh Kak Stev kok disini" ucap Becca, Becca memang baru menyusul Alexa ke kamar mandi karena dia menyempatkan ke luar pesawat membeli buah untuk Lexa.
"Ah,,," Stev hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kak Stev juga mau ke luar negeri?" Tanya Becca
"Iya, Gue emang udah dari kemarin-kemarin tapi gue pulang lagi karena ada yang ketinggalan, Lo gimana"
"Hu'um Becca sama Alexa juga mau tinggal di negara B karena Lexa sama-sama punya bisnis disana dan kita sekarang mau turun tangan"
"Hebat ya kalian, emang bisnis apa?"
"Ada deh, yaudah kapan-kapan kalau gak sibuk kita makan bareng disana, Lo masih ada kan nomer gue" ucap Becca
"Iya kak"
" Lo tinggal dimana nanti"
"Becca sama Lexa nanti tinggal di Penthouse Alexa, karena Alexa kebetulan punya penthouse disana, jadinya untung gak ribet-ribet amat cari tempat tinggal" jawab Becca
"Sama dong, gue dan sahabat-sahabat gue juga kebetulan tinggal di Penthouse hanya saja kami beda-beda, emang dimana alamat Penthouse nya" tanya Stev
"Gak tahu Kak, Belum Nanya sama Alexa." Jawab Becca berbarengan pintu Toilet terbuka.
"Lex gak apa-apa kan, gue tadi beli jeruk dibawah biar Lo gak mual-mual" ucap Becca mengapit Lexa.
"Kak duluan ya, nanti kabarin di telfon aja" ujarnya.
"Iya" ucap Stev melongo karena baru sekarang Steven lihat Alexa dengan keadaan mengenaskan seperti itu. Steven langsung merogoh hpnya kemudian dia menelfon seseorang setelah tersambung.
"Gimana?" Ucap Orang di seberang
"Mereka bakalan tinggal di negara B juga kebetulan gue tadi sempat bicara sama Becca"
"Ngapain?" Ucapnya di Seberang. Dengan kata-kata andalannya, irit dan simpel namun hanya orang terdekat tentunya yang mengerti.
"Katanya mau ngurus bisnis kebetulan mereka punya bisnis disana"
"Tinggal dimana?"
"Penthouse Alexa namun Becca gak tahu"
"Cari tahu" ujar ujarnya dan segera mematikan panggilannya.
"CK, dasar si Samuel, padahal gue belum selesai ngomongnya" umpat Stev. Iya yang di telfon Stev itu adalah Samuel.
"Becca duduk dikursi mana ya" Gumamnya sambil mencari. Namun bertepatan pengumuman pesawat akan Take-off akhirnya Stev duduk di kursinya, "gue cari pas landing aja deh" gumamnya.
****
Pesawat menuju negara B pun Landing dari tadi, Steven mencari-cari batang hidung Alexa dan Becca.
"Seandainya gue gak ketiduran huft." Mulai dari tadi dia sudah mondar mandir di bandara mencari Alexa.
Drett!
"Ada dimana Lo, gue dari tadi udah di penjemputan menunggu " teriak Leon seperti orang cacingan di seberang
"CK, bentar gue kesitu" Stev sambil mendengus pelan kemudian beranjak menemui keberadaan Leon.
"Lo lama banget Stev, kayak cewek"
"Gue ketiduran tadi,"
"Loh emang gak dibangunin?"
"Ya dibangunin tapi udah gak ada orang"
"Gue kira Lo udah hilang diculik pramugari pesawat," Ucap Leon mengejek
"CK, Lo ya" Tunjuk Stev. Sambil berlalu
"Tungguin, kan gue yang jemput Lo"
"Ya juga ya, yaudah cepet lelet banget kayak siput"
"CK dasar" ujar Leon. Mereka keluar dari bandara langsung ke markas. Markas Mafia kelas kakap bisa di sebut The Black. Didirikan oleh mereka berempat Yang di ketuai oleh Samuel Giorgino Walton cowok Tampan misterius semua orang tau sifatnya kejam dan dingin, kemudian Ada Steven Thomson, cowok kaya dari Kanada pemilik Thomson Reuters, Humble dan mudah akrab, ada Leonel Koch dari Keluarga Koch yah memiliki perusahaan industri dimana-mana seorang Hacker handal dan jenius dan yang terakhir Raka Anderson cowok dari keluarga Anderson yang mempunyai perusahaan bidang penyiaran internasional. Mereka sudah berteman dari SMP. Sampai di Markas Mereka berdua langsung menemui Samuel.
"Gimana" ujar Samuel
"Gue ketiduran pas Landing setelah gue bangun, gue cari-cari gak ketemu" jawab Stev
"Lo tidur emang kayak kebo Stev" ujar Raka
"CK Lo ya," tunjuk Stev
"Tapi Sam ada yang gue curigain dari Alexa" ucap Stev
"Apa?" Jawabnya
"Seumur-umur gue baru sekarang lihat dia terlihat mengenaskan, mukanya pucet banget kayak orang sakit gak ke urus" ucap Stev
"Apa jangan-jangan keluarga Alexa bangkrut" ucap Raka
"Gak mungkin" ucap Samuel
"Hu'um bener gak mungkin, bajunya aja masih branded, yang gue maksud aneh sih gue kan kan gak sengaja nabrak dia, dia juga buru-buru ke toilet setelah gue denger dari luar kayaknya orangnya muntah-muntah hebat cuy, untung ada Becca nyusul, mukanya benar-benar pucet." Ujar Stev
"Apa jangan-jangan dia mau berobat ke negara ini, atau mempunyai penyakit kronis agar orang lain tidak ada yang tahu, kecuali Becca tentunya." Ujar Leon
"Benar, gak mungkin seorang Alexa dan Becca yang pencicilan terhadap nilai malah jalan-jalan atau berbisnis saat waktunya sekolah apalagi mereka kelas XII" ucap Raka
"Hu'um kalau masalahnya tentang bisnis mereka tinggal kendalikan dari jarak jauh nah, dia malah mau meninggalkan semuanya, terutama sekolahnya gara-gara bisnis, dan lagi keluarga mereka tak jauh beda dari kita keluarga Konglomerat mana ada kekurangan uang kemudian mengharuskan mereka berbisnis, mereka benar-benar aneh" Pendapat Leon
"Gimana menurut Lo Sam" tanya Stev
"Kalian pasti tahu apa yang ada dipikiran gue" dengan tatapan yang sulit diartikan.