Sinopsis:
Dulu, ia adalah seorang jenderal setia yang hidup dan mati di medan perang. Tak pernah terpikir olehnya, jiwanya akan terbangun dalam tubuh penguasa paling ditakuti — Kaisar Tiran, Ethan Lazarus Gilardio.
Kejam, tanpa belas kasihan, dan dibenci rakyatnya, sang Kaisar ditakdirkan untuk hancur. Namun kini, dengan hati seorang prajurit dan kebijaksanaan seorang panglima, ia harus menapaki jalan kekuasaan dan intrik sebagai pemimpin sebuah kekaisaran.
Namun tantangan terbesarnya bukanlah takhta itu sendiri, melainkan wanita yang duduk diam di sisinya — sang Permaisuri, istri yang lama diabaikan dan tak pernah dicintai.
Dihantui oleh dosa-dosa sang Kaisar dan digerakkan oleh kehormatannya sendiri, sang jenderal yang terlahir kembali bersumpah untuk melindunginya, merebut hatinya, dan menulis ulang takdir sang tiran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Paman Viin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.11
Teriakan terdengar dari kediaman megah Keluarga Lunar. Count Erland memerintahkan pasukannya agar jangan pandang bulu menangkap siapapun seperti perintah Ethan.
Seluruh Keluarga Lunar sudah dipaksa berlutut dengan tangan terikat. Total ada 12 anggota keluarga inti dan banyak pengawal serta pelayan yang dibebaskan karena tak memiliki darah Lunar.
Count Erland turun dari kudanya dan menodongkan pedangnya pada Kepala Keluarga Lunar, Remon Lunar.
"Kelakuan kalian telah memancing murka Yang Mulia Kaisar. Apa ada penjelasan darimu, Remon??" Tanya Count Erland.
"Tak ada yang bisa kujelaskan banyak, Count. Aku memang terlibat dari rencana Thear." Jawab Remon sambil melihat ke arah wanita yang sedang memeluk anaknya.
Count Erland mengangguk.
"Seret mereka ke Alun-Alun seperti perintah Yang Mulia." Ucap Count Erland pada para pasukannya.
"Baik Tuan."
Keluarga Lunar diarak dengan tali yang mengikat mereka. Sepanjang jalan, banyak dari rakyat yang muak melempari mereka dengan apapun.
Keluarga Lunar telah jatuh sejatuhnya. Dari yang awalnya ditakuti dan disegani, kini mereka hanya sampah di mata rakyat yang membenci mereka.
Sementara itu Ethan telah sampai di sebuah rumah kecil tempat Victor dan Ibunya tinggal. Masuklah Ethan kedalam rumah itu sementara pengawalnya berjaga mengelilingi rumah.
"Ibu maafkan aku. Airnya tidak ada." Ucap Victor sambil menggenggam tangan kurus dari Ibunya.
Ibu Victor sebaya dengan Jesselyn kisaran 25 sampai 30 tahun. Nama Ibu Victor adalah Rose. Dia adalah seorang janda yang ditinggal mati suaminya.
"T-idak a-pa. Ma-afkan I-bu telah menyusahkanmu." Sahut Rose.
"Oh iya Ibu, ini adalah Yang Mulia Kaisar." Tunjuk Victor pada Ethan.
Rose terkejut dan sekuat tenaga bangun untuk segera berlutut. Jesselyn menahannya dan membiarkannya tertidur.
Rose kembali terkejut saat melihat Jesselyn, sang Permaisuri Agung Gilardio.
"Yang Mulia, kita harus membawa Ibu Victor ke Temple segera." Ucap Jesselyn saat mengecek suhu tubuh Rose yang sangat tinggi. Ethan mengangguk dan keluar memanggil pengawal.
"Y-yang Mulia Permaisuri, aku tidak punya koin emas untuk membayar Temple." Ucap Rose khawatir.
"Kau tenanglah biar Yang Mulia Kaisar yang mengurusnya." Jesselyn tersenyum dan membantu Rose duduk karena ia akan segera dibawa ke Temple.
Pengawal Ethan masuk dan segera menggendong Rose di punggungnya lalu meletakkan di kereta yang ditarik kuda.
Ethan berkuda dengan memangku Victor sementara Jesselyn menemani Rose yang sedang rebah di kereta.
Mereka semua bergegas menuju Temple agar Ibu Victor mendapat penanganan. Tak lama kemudian mereka mulai melihat bangunan besar berwarna putih yang berdiri kokoh.
Ethan mendahului rombongannya dan bergegas masuk ke gerbang Temple. Prajurit penjaga yang ada di depan Temple langsung meletakkan tombaknya dan bersujud saat Ethan melewati mereka.
Orang yang berlalu lalang pun seketika berhenti dan bersujud saat melihat kuda hitam Ethan. Seorang pria tua tergopoh-gopoh mendekati Ethan dan berlutut dihadapannya.
"Salam Yang Mulia Kaisar. Ada gerangan apa anda kemari??" Tanya pria tua itu.
Dia adalah pemimpin dari Temple. Seorang tabib senior bernama Veron.
Brukkk
Ethan turun dari kudanya tanpa menghiraukan Veron. Ia masuk ke dalam Temple dan seketika amarahnya meledak lagi saat melihat banyak orang yang tak mendapatkan pengobatan sementara banyak tabib yang hanya bersantai.
Bahkan, ada tabib yang terang-terangan sedang mengganggu seorang gadis anak dari wanita yang tak sadarkan diri di atas sebuah ranjang.
Veron seketika kesulitan bernapas. Ia ingin berteriak pada semua tabib bahwa ada Kaisar namun hawa dingin Ethan menghentikan suaranya.