Aurel Apriliani seorang adalah seorang guru olahraga yang disegani, karena ia tegas dan baik hati ia sudah banyak mengikuti lomba olahraga seperti taekwondo dan karate.
Tetapi ia malah meninggal hanya terpeleset karena meninjak kulit pisang dan kepalanya terbentur di beton.
Bukannya ke surga atau ke neraka setelah meninggal tapi malah masuk kedalam tubuh gadis lemah yang di tindas oleh keluarganya sendiri. Tahun 90an yang kekurangan makanan dan didesa terpencil pula
Gadis itu akan di nikahkan dengan anak kepala desa yang cacat, untuk menggantikan sepupunya karena tidak mau menikah dengan pria cacat tersebut.
Tanpa sengaja Aurel mendapatkan keberuntungan yaitu ruang angkasa dari gelang yang di pakai gadis itu juga gelangnya yang ada di dunianya dulu.
Bagaimana aurel menghadapi kehidupan nya ditahun 90an yang kurang makanan dan hidup didesa terpencil
***
Kisah ini hanya fiktif belaka, tidak sesuai dengan sejarah, kehidupan dalam cerita ini hanya berlatar belakang didalam didesa..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasmine Oke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Pertama Kali makan nasi
Aurel hanya tersenyum mendengar omongan adiknya, lalu ia menjelaskan bahwa ia sedang memasak nasi.
"Oh kakak memasak nasi bukan kah kemaren kamu ingin makan nasi keinginanmu sudah terkabul, sekarang cuci muka mu" kata Aurel sambil menyuruh adiknya mencuci muka.
"Baiklah kak, aku cuci muka dulu dan kumur-kumur" kata Bram langsung melesat ke sumur terletak didekat dapur.
Ia pelan-pelan mengambil air dengan menimpa dengan Gayung, sumur nya dangkal tidak terlalu dalam jadi masih bisa di ambil pakai gayung.
Semua orang di rumah itu belum bangun dari tidurnya, mereka bermimpi dengan memakan makanan lezat, jadi mereka makin nyenyak tidurnya, kesempatan bagi kedua saudara itu makan nasi sekarang.
Setelah selesai Bram kembali ke kamar kakaknya lalu ia duduk dekat nasi yang telah di taruh dipiring oleh emily, Bram menelan air liurnya melihat kelezatan nasi, ini pertama kalinya baginya ia makan nasi.
Ia pernah melihat nasi, saat Joni anak bungsu bibinya makan nasi dua suap yang putih, tapi melihat nasi dalam piring yang di berikan kakaknya sangatlah indah terlihat lezat juga banyak lebih dari dua suap.
"Hehe hehe" Bram tertawa senang memikirkan itu Joni hanya bisa makan dua suap sedang dirinya lebih dia senang, tapi sayangnya dia tidak bisa memberitahu orang lain, seandainya bisa dia akan memanasi Joni karena dia bisa makan nasi yang enak, tidak seperti nasi yang di makan joni tidak terlihat enak.
"Kenapa kamu tertawa" kata Aurel sambil geleng kepala melihat kelakuan adiknya, Aurel senang melihat adiknya sudah bisa mengekspresikan wajahnya, tidak seperti dia masuk kedunia ini keadaan Bram kurus kerempeng tampa ekspresi, hanya linglung dan sedih.
"Aku senang kak, bisa makan nasi ini pertama kalinya aku makan nasi, terimakasih ya kak" kata Bram dengan senang juga gembira nampak sekali di wajahnya dia sagat senang.
"Kalau kamu suka makanlah dan ini telur dadar untukmu, ini adalah telur yang kita cari kemaren cobalah apakah enak" kata Aurel sambil tersenyum sambil mengelus kepala adiknya.
"Makanlah segera nanti keluarga paman bangun kamu tidak bisa makan lagi" kata Aurel lagi, mendengar itu Bram ketakutan lalu ia makan dengan lahap.
"Sungguh lezat, nasi putih makan dengan telur dadar" kata Bram lalu ia makan lagi suap demi suap.
"Ini kakak juga membuat tumis sayur untukmu, cobalah apakah enak" kata Aurel sambil memberikan mangkuk sayur kepada adiknya.
Lalu Bram mencoba mencicipi sayur itu, juga belum pernah ia lihat masakan seperti itu, biasanya dia hanya melihat orang desa merebus sayur dan tidak enak bila di makan, jadi Bram saat melihat sayur itu minatnya kurang tapi karena kakaknya yang memasak ia tetap mencobanya untuk menghargai kakaknya.
Saat ia memasuki kedalam mulutnya, ia tidak menyesal mencoba sayur itu, justru ia akan menyesal bila tidak mencoba mencicipi nya, karena tumis sayur buatan kakaknya sangatlah lezat.
"Kak ini adalah makanan yang terenak se-dunia, makanan ini sangatlah enak" kata Bram gembira wajah nya ceria berseri-seri, Aurel hanya terkekeh mendengar adiknya dan geleng kepala.
"Emangnya kamu pernah makan makanan sedunia, kenapa kamu tahu ini adalah paling enak" goda Aurel kepada adiknya itu, ia juga senang melihat adiknya seperti ini.
Lalu ia bergumam dalam hati " Aurel sekarang kamu tenang disana bersama kedua orang tuamu, Bram sekarang sudah menjadi adikku, aku akan menjaganya" lalu ia tersenyum dan mengusap kelapa adiknya, rasa sayang di hatinya tumbuh beginilah rasanya saat kita mempunyai adik, ada rasa untuk melindungi, menyayangi dan memanjakannya.
Dulu dia hanya yatim piatu dia hidup sendiri, sekarang dia mempunyai adik yang ingin dia lindungi dan dia sayangi.
"Tidak pernah kak ini hanya umpama, masakan mu sangat lezat aku sangat menyukainya" kata Bram malu pipinya memerah.
"Kalau gitu habiskan cepat sebentar lagi hari terang, paman dan bibi dan yang lainnya pasti bangun" kata Aurel ia juga makan bagian nya, dengan lahap padahal ia sudah sering makan nasi, mungkin karena tubuh ini sejak ibunya meninggal ia tidak pernah lagi mencoba makan nasi.
Mereka berdua makan dengan diam, setelah itu mereka selesai makan, Aurel membersihkan tempat makannya tanpa pengetahuan adiknya ia menyimpan semua di dalam ruang dimensi.
"Sekarang kamu rapikan tempat tidurmu juga lipat kasurmu, biar kakak yang menyimpan nya kembali, saat kamu tidur nanti malam kakak keluarkan lagi" kata Aurel lagi mengingatkan adiknya untuk menyimpan kembali kasur juga selimut nya, hanya tersisa ranjang kayu saja.
"Aku sudah selesai melipatnya, kakak boleh menyimpannya soalnya aku tidak mau tempat tidurku diambil sama Joni" ucap Bram ia senang bila tempat tidurnya bisa di simpan, awalnya ia memang cemas dimana ia akan menyimpan kasur dan selimutnya, sekarang ia tidak cemas lagi, karena ia mempunyai kakak.
"Terimakasih kak, aku sangat menyayangimu saat besar nanti aku akan berbakti kepadamu" ucap Bram memeluk kakaknya, karena ia pendek hanya bisa memeluk pinggang Aurel.
"Iya, kakak tunggu saat kamu berbakti kepadaku, tapi saat ini kamu harus makan banyak supaya kau cepat besar untuk berbakti kepadaku" kata Aurel lagi sambil menepuk-nepuk punggung adiknya.
"Baik kak aku akan makan banyak mulai sekarang, supaya aku cepat besar bisa mencari kerja mencari uang untuk membelikan baju baru untukmu" janji Bram sungguh-sungguh penuh tekad dia hanya punya satu saudari yang dia sayangi.
"Iya, kakak percaya padamu, oh ya apakah kamu ingin makan buah anggur, ini kakak sudah mengambilnya untuk mu" kata Aurel sambil memberikan dua tangkai buah anggur ungu.
Dalam setangkai ada buahnya sekitar dua puluhan jadi kalu dua ada empat puluh buah anggur, buah anggur dalam ruang dimensi Aurel sangat subur dan gemuk-gemuk berair terasa sangat lah manis.
"Iya kak jadi seperti ini bentuk buah anggur, banyak sekali kak mungkin aku tidak bisa menghabiskannya" kata Bram senang.
"Kamu bisa berbagi dengan teman baikmu yang ada di desa, tapi ingat kamu berbagai kepada anak-anak yang jujur yang benar-benar baik padamu, katakan padanya kamu menemukan di gunung dalam" kata Aurel lagi sambil memberikan buah anggur itu kepada Bram. lalu Bram mengambilnya dan mencobanya satu buah anggur.
"Enak juga manis, semua buah yang di berikan kakakku enak" kata Bram lalu ia memakan satu lagi.
"Pergilah bermain keluar, dan simpan baik-baik buahmu jangan perlihatkan kepada orang yang serakah, apa kamu paham maksud kakak Bram" kata Aurel kepada adiknya, menyuruh nya untuk bermain di luar dan berbagi.