NovelToon NovelToon
The Runway Home

The Runway Home

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Yayalifeupdate

Setelah menaklukan dunia mode internasional, Xanara kembali ke tanah air. Bukan karena rindu tapi karena ekspansi bisnis. Tapi pulang kadang lebih rumit dari pergi. Apalagi saat ia bertemu dengan seorang pria yang memesankan jas untuk pernikahannya yang akhirnya tak pernah terjadi. Tunangannya berselingkuh. Hatinya remuk. Dan perlahan, Xanara lah yang menjahit ulang kepercayaannya. Cinta memang tidak pernah dijahit rapi. Tapi mungkin, untuk pertama kalinya Xanara siap memakainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sketsa Yang Tak Pernah Diminta

Lucy berangkat pagi ini, ia berdiri di depan butik sambil menyeret koper silver besar, dan tidak lupa dengan kacamata hitamnya.

“Seminggu, maksimal 10 hari” Ucap Lucy kepada Xanara.

“Klienku yang ini sedikit rewel Lucy, aku tidak yakin hanya 10 hari. Dia mau revisi last minute” jelas Xanara.

Lucy mengangguk pelan, dia segera memeluk Xanara dan mulai cemas karena mengingat Harvey dan juga Winny.

“Hati-hati disana” Ucap Xanara

“Kamu yang hati-hati Xa, jangan sampai aku kembali dan butik ini jadi arena drama romansa” Ucap Lucy menyeringai.

“Sana berangkat, titip klienku ya”

Lucy masuk kedalam mobil yang sudah Xanara siapkan untuk mengantarkannya ke bandara. Begitu Lucy menghilang, butik terasa lebih sepi, bahkan terlalu sepi.

Di butik memang masih ada beberapa staf Xanara, namun wanita berambut panjang dan hitam lebat tersebut hanya dekat dengan manajernya, yaitu Lucy.

.

.

Dua hari berlalu, Xanara yang merasa kesepian pun tetap bekerja seperti biasanya. Hingga suara pintu di buka, staf Xanara segera menyambut kedatangan klien tersebut. Sedangkan Xanara terlihat sedang mengukur kain lalu ia menoleh kearah klien tersebut, dan hampir saja tersedak napasnya.

Harvey lagi…

“Pagi” Ucap Harvey dengan santai. Pagi ini ia hanya menggunakan kaos hitam.

“Kebetulan lewat, aku pikir sekalian mampir lihat perkembangan jas”

“Kebetulan lewat? Ini daerah ujung kota Harvey” Ucap Xanara dengan mengangkat alisnya.

“Yak an kebetulan lewat” Ucap Harvey dengan tersenyum tipis.

Harvey dan Xanara masuk kedalam ruang fitting. Xanara mengambil jasnya, membantu Harvey mengenakan.

Saat ia membenarkan kerah, jarinya tanpa sengaja menyentuh kulit leher Harvey. Terasa begitu hangat, dan seketika membuat Xanara gugup.

Harvey tak mengalihkan tatapannya dari wajahnya di cermin, tapi lewat pantulan itu ia jelas tengah memandangi wajah Xanara.

“Kamu selalu fokus banget kalau lagi kerja” Kata Harvey pelan.

“Memang sudah tugas saya”

“Tapi entah kenapa, kalau kamu yang kerjakan tiap detailnya terasa beda”

“Kalau kamu terus datang kesini, orang bisa salah paham” Ucap Xanara pura-pura sibuk merapikan lipatan jas.

“Mungkin aku memang mau orang salah paham” Jawab Harvey, nadanya nyaris seperti tantangan.

Hening sejenak, hening yang membuat napas terasa terlalu keras terdengar.

“Sudah, jasnya tinggal sentuhan akhir” Ucap Xanara dengan melangkah mundur.

“Aku tunggu hasil akhirnya, karena aku penasaran, kira-kita kamu masukan sedikit bagian dari dirimu ke jas ini atau gak” Ucap Arga tapi matanya tak pergi dari wajah Xanara.

Sore itu, setelah Harvey pergi dari butiknya. Xanara duduk di meja gambarnya, entah kenapa tangannya bergerak sendiri menggoreskan pensil, membentuk siluet seorang pria mengenakan jas hitam.

Detailnya persis milik Harvey, tapia da tambahan kecil, border halus di bagian dalam, huruh “H” yang nyaris tak terlihat.

Ia menatap sketsa itu dengan lekat, tidak pernah ada klien yang membuatnya mengambar seperti ini tanpa diminta.

Xanara hendak merapikan sketsa it uke dalam map lalu dia mendengar suara pintu dibuka.

“Ketinggalan ponsel” Kata Harvey dengan santai. Lalu menuju meja resepsionis dan ia mengambil ponselnya. Tapi tatapannya sempat jatuh ke meja kerja Xanara.

“Kamu gambar apa?” Tanya Harvey sambil mendekat.

“Bukan apa-apa” Jawab Xanara lalu ia buru-buru menutup kertas tersebut, tapi Harvey kebih cepat.

Harvey menatap sketsa itu lama, bibirnya melengkung.

“Ini aku?”

“Itu cuma sketsa” Jawab Xanara dengan menegakkan punggungnya.

“Sketsa yang gak diminta tapi kamu buat juga. Ada border huruh H di dalamnya. Cukup jelas siapa yang kamu maksud” Ucap Harvey dengan menelusuri setiap detail dari sketsa Xanara.

Xanara terdiam, jantungnya berdegup keras.

Harvey menatapnya lama, lalu mengembalikan kertas tersebut perlahan.

“Kalau kamu mau, aku bisa datang lebih sering. Biar kamu punya banyak alasan untuk buat sketsa lain”

Tanpa menunggu jawaban Xanara, Harvey berbalik pergi meninggalkan butik itu.

.

.

Malamnya, Xanara duduk di kamarnya, lampu meja menyala redup. Tapi bukannya fokus menyelesaikan desain lain, pikirannya justru penuh dengan tatapan Harvey saat di butik tadi.

Bagaimana mata pria itu menelusuri wajahnya tanpa ragu, bagaimana senyum muncul tipis, seolah ia tahu persis efeknya. Dan bagaimana suaranya tenang, tapi dalam, masih terngiang-ngiang di telinganya.

Xanara menghela napasnya, menatap langit-langit kamar.

“Kenapa harus dia” Batin Xanara.

Ia menutup mata, tapi bayangan Harvey malah semakin jelas, dengan jas yang ia buat, senyum yang sama dan tatapan yang membuatnya merasa seperti rahasianya terbaca habis.

Dan malam itu, untuk pertama kalinya, ia sadar, ia mulai takut. Bukan pada Harvey tapi pada dirinya sendiri yang mulai menginginkan Harvey.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!