WARNING❗
Cerita ini, buat yang mau-mau saja, TAK WAJIB BACA JUGA
Mengandung banyak Flashback
Banyak nama tokoh dari novel-novel pendahulu mereka
Slow update
Alur lambat
So, yang gak suka silahkan cabut, dan berhenti sampai di sini ❗
⚠️⚠️⚠️
Kenzo akhirnya menerima permintaan sang bunda untuk menikahi putri sahabatnya semasa SMA.
Tapi ternyata gadis itu adalah adik tiri Claudia mantan kekasihnya. Dulu Claudia mencampakkan Kenzo setelah pria itu mengalami kecelakaan hingga lumpuh untuk sementara waktu.
Bagaimana lika-liku perjalanan pernikahan Kenzo dengan Nada? (yang selisih usianya 10 tahun lebih muda).
Di sisi lain, Nada masih terbelenggu dengan potongan ingatan masa kecil yang mengatakan bahwa ibunya meninggal karena mengakhiri hidupnya sendiri.
Apakah itu benar? Atau hanya dugaan semata? Lantas jika tidak benar siapa gerangan yang telah menghilangkan nyawa ibunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Geraldy Kingdom
#19
Beberapa jam sebelum Kenzo menerima panggilan dari rumah sakit.
“Mas.”
“Hmm.”
Mereka sedang dalam perjalanan ke Geraldy Kingdom, jika hari minggu tak ada pasien darurat. Kenzo selalu menyempatkan diri mampir dan kumpul dengan keluarga besarnya di sana. Rumah mewah dan megah, yang selalu menjadi tempat berkumpulnya anak cucu dan cicit Alexander Geraldy dan Stella Marisa William.
“Boleh aku bertanya?”
“Boleh.” Kedua mata Kenzo tetap fokus ke jalan, yang tidak terlalu ramai.
“Kenapa kemarin lusa Mas menghabiskan nasi goreng asin itu?”
Kenzo terkekeh, entah sudah berapa kali Nada bertanya, dan Kenz juga sudah menjawab. Tapi entahlah istrinya masih sangat penasaran karena merasa jawaban Kenz hanyalah kebohongan.
“Kenapa bertanya lagi?”
“Jawaban Mas masih ambigu.” Nada menatap Kenz dengan wajah cemberut, sementara pria itu tersenyum tipis.
“Mas, kok malah senyum?”
“Ya terus? Harus ngapain? Jawabanku kemarin itu, sudah yang paling jujur. Harus jujur gimana lagi coba?”
“Serius, Mas nggak hanya menghiburku, kan?”
“Lha memang apa salahnya menghibur istri? Tidak berdosa, kok.”
Beberapa saat kemudian, mobil mereka tiba di pintu gerbang Geraldy Kingdom. Mereka disambut pohon-pohon cemara di sisi kanan dan kiri jalan, bahkan Kenzo berpapasan dengan si kembar yang sedang lomba mengendarai buggy car, Zain dan Zion.
“Uncle jadi wasit, ya?” pinta Zain, ketika ia melesat di depan.
“Gak usah Uncle, tadi aku sudah menang, Zain saja yang tidak terima,” timpal Zion, yang tertinggal di belakang.
Semua orang tak lagi heran dengan mereka, keduanya memang punya hobi ekstrim seperti sang Mommy, yakni melakukan perjalanan mengesankan dengan mobil. “Eh, siapa, tuh?” cetus Nada.
“Itu Zion, yang di depan kakak kembarnya, Zain.”
Nada mengangguk, “Bisa membedakan?”
“Belum,” jawab Nada polos.
“Ada banyak makhluk kembar di keluargaku.” Kenzo menggumam, namun, Nada tak terlalu memperhatikan, karena gadis itu sibuk mengagumi megah dan luasnya Geraldy Kingdom.
“Bukankah itu Bunda?!” pekik Nada ketika menoleh ke sisi kanan jalan, Bunda Emira sedang berkuda mengelilingi lapangan.
“Iya, itu salah satu hobi beliau sejak dulu selain menembak.”
Nada melotot, “M-menembak, Mas?”
Kenzo mengangguk, kemudian menekan tombol otomatis agar atap mobilnya terbuka, “Serius itu hobinya Bunda?”
“Iya, ada satu lagi, tapi Ayah tak pernah mengizinkannya sejak anak kedua mereka lahir.”
“Apa itu?”
Kenzo melirik istrinya, “Berkelahi.”
Menganga seketika mulut Nada, baru kali ini ia mendengar seorang wanita memiliki beberapa hobi yang biasanya digemari kaum pria. Padahal Nada belum tahu saja ada seorang lagi yang keahliannya lebih gila dibandingkan Bunda Emira. 😜
Kenzo menghentikan mobilnya di dekat lapangan berkuda, Nada berdiri di atas kursi dan melambai pada sang ibu mertua. “Bunda!”
Bunda Emira menoleh karena mendengar seseorang memanggil dirinya. “Kalian sudah datang? Masuklah dulu, sebentar lagi Bunda selesai.” Bunda Emira kembali menarik tali kekang kuda hingga kuda tersebut kembali berlari kencang.
Nada kembali duduk di kursinya, “Bunda keren sekali, Mas.”
Kalimat Nada membuat Kenzo terkekeh, “Ayah sangat beruntung memiliki istri seperti Bunda.”
“Lebih tepatnya tak bisa lari,” cetus Kenzo.
“Memang ada niat untuk lari meninggalkan Bunda?”
“Tidak, ayah tak bisa lari, karena terlalu mencintai Bunda.”
“Iya, sih, mereka sweet sekali, walau sudah tak muda lagi.” Nada teringat beberapa hari tinggal bersama kedua mertuanya, dan melihat sendiri, betapa mesra mereka, meski hanya melakukan interaksi sederhana seperti bersalaman, atau sekedar duduk berdua saja.
•••
“Siapa namanya, cantik?” sapa Nada pada si cantik mungil menggemaskan, tapi cerewet seperti petasan cabe.
Mayra sedang suntuk, ia duduk sendiri menghadap jendela besar yang mengarah ke halaman depan rumah. “Mayla.”
“Oh, hai, Mayla.” Nada mengulurkan telapak tangannya, namun, gadis kecil Dean dam Adhis itu semakin manyun, dengan kedua alis yang kian mengkerut.
“Bukan Mayla, tapi Maaayyyy—laaa,” ulangnya mencoba membenarkan ucapan Nada, tapi justru logat cadelnya semakin kental.
“Iya, Mayla, kan?” Di belakang mereka Zion dan Zain sudah terpingkal-pingkal menertawakan kelucuan Mayra.
“Kembal! Tolyong jelyaskan!” perintah Mayra.
“Namanya, Mayra, Aunty.”
“Oh, Mayra, toh.”
“Itulah makcudku, Mayla. Maca' begitcu saja tak tahu.”
Hanya orang-orang yang waras yang mampu memahami keinginan gadis kecil itu. “Nada, maaf, ya. Dia sedang sedikit sensitif.” Bunda Adhis ikut bergabung, wanita yang tengah hamil 4 bulan itu, duduk dengan sepiring nasi serta lauk untuk menyuapi Mayra.
“Iya, Kak. Tidak apa-apa, aku tak ambil hati,” jawab Nada, namanya juga anak-anak, wajar bila moodnya memburuk.
“Sudah berapa bulan, kak?” Nada mengusap perut Adhis.
“Sudah 4 bulan, do'akan, ya. Semoga sehat sampai, dan lahir dengan selamat.”
“Amin. Kalau kak Dhera, sudah berapa bulan usia kehamilannya?”
“Sama saja.” Dhera ikut bergabung. Wanita itu tetap santai, justru suaminya yang over protektif, mengingat betapa banyak musibah menimpa Dhera di kehamilan pertamanya.
Tak heran jika kembar Z super aktif seperti kedua orang tuanya.
Sebenarnya, kedua wanita itu hamil anak kedua bersamaan, hanya saja keduanya sama-sama tak menyadarinya. Karena itulah, Adhis tetap melanjutkan bulan madunya bersama Dean, meninggalkan Mayra bersama Dhera dan Danesh. (Drama kerempongan Mayra ketika ditinggal Daddy dan Bundanya ada di novel our baby twins)
“Kak Dhera, juga, ya, semoga sehat terus mommy dan baby-nya sampai nanti lahir ke dunia dengan selamat.”
“Amin.”
“Kamu, kapan?” cetus Dhera.
“Kapan apa?” sahut Nada bingung.
“Baru juga berapa hari pernikahannya,” timpal Adhis.
Dhera terkekeh, “Iya, aku lupa.”
“Kalian ngomongin apa, sih?” Nada semakin bingung, Dhera dan Adhis sama-sama tergelak. Baru mereka sadar, ternyata adik ipar mereka masih murni.
“Nada, yuk, makan dulu.” Aya menggaet lengan Nada dan membawanya ke ruang makan.
“Tapi, Kak? Mereka?”
“Oh, bapak-bapak itu? Biarkan saja, setelah lapar mereka akan datang sendiri. Kalau menunggu mereka, kita akan pingsan karena lapar.” Aya mendudukkan Nada di salah satu kursi ruang makan.
“Ayo, makan dulu, Sayang. Makan yang banyak, jangan malu-malu di rumah ini.” Mama Disya mengusap kepala Nada, di seberang Nada Mommy Bella yang ikut tersenyum ramah.
Mereka semua tertawa, bercanda, membicarakan apa saja, bahkan lebih sering bertanya pada Nada selama makan bersama.
Hingga Nada merasa nyaman, dan diterima, walau mereka adalah keluarga dari pihak suami. Sungguh berbeda dengan keluarganya sendiri, yang sangat jarang bicara, apa lagi makan bersama seperti saat ini.
Rumah memang berantakan, karena anak-anak bebas bermain di dalam rumah. Main bola, petak umpet, bahkan lempar bantal. Padahal di luar ruangan halaman begitu luas, berbagai macam wahana ada di sana, sudah seperti tempat wisata.
Ada wahana kolam renang, berkuda, menembak, bahkan sejak kembar Z tahu cara mengemudikan mobil, kini dua Tuan besar senior memberi izin mereka mengemudikan buggy car. Daripada telinga mereka panas, karena si kembar sudah minta mengemudikan mobil sungguhan, padahal usianya belum genap 10 tahun.
Kini tak hanya si kembar Z yang ikut balapan, kembar K plus adik mereka, dan juga kembar G minus adik mereka, kini sering mengadakan kompetisi balapan, halaman Geraldy Kingdom sudah seperti arena balap mobil formula 1.
hmmm siapa kah lelaki yang nabrak pagar? apakah orang suruhan Kanaka itu??
next Thor..