Queen Mafia'S Son, Wants Me

Klaaak

"Nyonya, mengapa Tuan Muda pergi lagi?"

Dale yang melihat Lev pergi lagi bersama Smith tentu merasa heran. Dia tahu, dibalik sikap dinginnya Irina, wanita itu tetaplah seorang ibu yang mengkhawatirkan anaknya.

Dale juga tahu, meskipun Irina membenci ayah kandung dari Lev, namun ibu satu anak itu tetaplah mencintai Lev sebagai darah dagingnya.

Sekali lagi, ungkapan bahwa anak yang dilahirkan tidak pernah salah adalah ungkapan yang sudah umum didengar. Dan itu pun berlaku untuk Lev.

Cinta Irina pun sangat besar terhadap Lev, maka dari itu Dale bertanya mengapa Irina membiarkan Lev pergi lagi bersama orang asing.

"Kau tahu apa yang dikatakan oleh anak itu?" tanya Irina. Dia menjawab pertanyaan Dale dengan pertanyaan juga.

"Tidak,"sahut Dale cepat.

"Haah, dia ingin pria tersebut, yakni Tuan Smith menjadi ayahnya. Dan kalau aku tidak setuju, dia memilih pergi dari rumah dan tinggal dengan orang itu. Gila bukan? Dia memilih orang yang baru saja ditemuinya 2 hari dari pada ibu nya yang merawatnya hampir 10 tahun, termasuk dari masa mengandung tentunya. Apa anak itu tidak tahu bahwa untuk menjadikan pria itu sebagai ayahnya maka aku dan dia harus menikah? Sungguh, kepala ku rasanya akan meledak sekarang ini," ucap Irina panjang lebar.

Sedangkan Dale, mulutnya menganga mendengar semua yang dikatakan oleh sang nyonya. Tentu saja dia terhenyak, bagaimana bisa Lev tiba-tiba meminta orang asing menjadi ayahnya.

"Irina, apa selama ini kau punya penggemar rahasia? Dan mungkin kebetulan pria itu adalah penggemarmu?" tanya Dale menyelidik. Saat ini Dale tengah mode sebagai orang terdekat Irina, jadi dia menanggalkan sapaan 'nyonya' terhadap Irina.

"Gila, yang benar saja. Mana ada yang seperti itu. Oh ayolah Dale, jangan mengarang cerita. Hidupku sudah penuh dengan drama, jadi ku mohon jangan membuat drama baru. Dale, kau tahu betul kan bagaimana aku terhadap pria setelah bertemu si bajingan itu? bahkan dengan mu pun aku masih belum bisa,"ungkap Irina.

Ia menundukkan kepalanya, seolah merasa menyesal dengan situasi ini. Situasi dimana dia dan Dale tidak bisa melakukan kontak fisik meski itu hanya sekedar bersalaman.

Padahal, dulu mereka sangat dekat karena sudah saling menganggap saudara.

Saling merangkul, saling menggenggam tangan, itu adalah hal yang biasa. Tapi sekarang, Irina tidak bisa melakukan itu. Dia sangat merasa jijik terhadap sentuhan, lebih tepatnya, dia jijik terhadap dirinya sendiri.

"Aku harap kau bisa sembuh. OCD mu bukanlah sesuatu yang kau miliki sedari awal. Semua itu punya penyebab, Irina,"ujar Dale. Dia paham betul kondisi Irina dan penyebab dari semua yang Irina alami.

"Aku pun berharap demikian. Haah sudah lah. Apa pekerjaan kita masih banyak di sini. Aku ingin cepat kembali. Ah iya, coba hubungi Joy. Apa dia sudah jadi pulang ke Ufa atau belum?"

Dale menganggukkan kepalanya. Dia pun segera menghubungi Joy, dan ternyata anak buah Irina yang tengah ada di Swiss itu masih berada di sana.

"Dia masih ada di sana,"ucap Dale.

"Hmmm, ya sudah. Kalau urusannya sudah selesai, minta dia kembali. Aah biarkan, biarkan dia berlibur. Waktu itu aku sudah memerintahkan untuk semua menghentikan pencarian, tapi anak itu kukuh masih ingin mencari. Jadi biarkan saja,"sahut Irina.

Dale lalu pamit untuk keluar. Tidak ada yang ingin dibahas lagi. Dan dia juga tahu saat ini Irina tengah lelah.

Di dalam ruangannya, Irina termenung. Dia mereview semua kejadian dalam hidupnya selama beberapa waktu ini.

Dan semua hal yang tidak mengenakkan terjadi setelah dia bertemu dengan Robert Sandera.

Beberapa tahun yang lalu, tentu saja sebelum ada Lev.

"Ayo kita menikah?"

Mata Irina berbinar ketika pra yang selama ini dikencaninya mengajaknya menikah. Usianya masih tergolong muda saat itu, tapi cita-cita Irina untuk membangun mahligai pernikahan lebih awal membuatnya langsung mengiyakan ajakan tersebut.

Roberts Sander, dia adalah pria pertama yang Irina kenal. Irina jatuh cinta dengan Robert karena pria itu begitu lembut dan juga perhatian.

"Ya, mari kita menikah,"jawab Irina.

Persiapan pernikahan pun langsung dilakukan. Ayah Irina yang bernama Paul Rostova pun setuju. Terlebih Robert adalah pria yang bersih.

Hanya butuh waktu dua minggu pernikahan tersebut berlangsung. Robert dan Irina pun melakukan bulan madu selama satu bulan lamanya.

Bahagia, tentu saja Irina bahagia. Tapi ada sebuah kekhawatiran yakni tentang identitas tersembunyi keluarga Rostova yang merupakan sebuah kelompok mafia.

Awalnya Irina ingin menyembunyikan itu selamanya, namun dia tidak ingin membohongi suaminya. Sehingga pada akhirnya Irina pun bercerita.

"Siapapun kamu, seperti apapun keluargamu, aku tetap akan mencintaimu, istriku Irina."

"Apa kamu sungguh-sungguh? Kamu tidak masalah dengan itu?"

"Tentu saja, karena aku mencintaimu."

Siapa sangka, Robert menerimanya dengan sangat mudah. Dan itu membuat Irina sangat bahagia melebihi kebahagiaan acara pernikahannya.

Penerimaan Robert yang sangat lapang terkait identitas keluarga Rostova sebagai mafia, membuat cinta Irina semakin kuat terhadap suaminya.

Setelah itu, Robert pun menjadi tahu organisasi mafia milik Rostova yang bernama Cernyye Rozy. Dia terlihat tidak terkejut dan bahkan mulai ikut masuk.

"Apa kamu tidak masalah untuk ikut terlibat?"

"Tidak sayang, kamu istriku jadi aku juga harus mengerjakan apa yang istriku kerjakan juga."

Irina tersenyum lebar. Dia tidak pernah menyangka akan mendapatkan suami yang sangat baik dan pengertian seperti ini.

Tapi itu adalah anggapan saat semua kemalangan besar belum terjadi.

Pada bulan ketiga setelah Irina dan Robert menikah, tiba-tiba Robert pergi. Dia berkata sedang menjalankan pekerjaan luar kota yang diperintahkan oleh atasannya.

Robert berkata bahwa dia akan pergi selama satu minggu. Tapi, sudah dua minggu pria itu tidak kembali.

Irina sangat gelisah, dia mencoba menghubungi Robert dan melacak keberadaannya, namun nihil. Semuanya sia-sia. Robert seperti hilang bak ditelan bumi.

"Aku takut dia kenapa-napa, Yah,"ucap Irina di depan Paul.

"Ayah akan terus mencarinya. Kamu jangan terlalu bersedih, ingat bahwa saat ini kamu sedang mengandung," ujar Paul.

Ya, Irina dinyatakan hamil. Dia ingin memberitahu Robert tentang berita bahagia itu.Tapi ternyata Robert menghilang tidak tahu dimana keberadaannya.

Dan suatu malam, sesuatu yang besar terjadi. Sebuah penyerangan tiba-tiba di kediaman Rostova. Paul sangat panik terlebih saat ini putrinya tengah hamil.

Namun, Irina seolah diberi sebuah kekuatan. Kehamilannya itu sama sekali tidak membuatnya kesulitan. Bersama Paul, Irina memanggul senjata laras panjang untuk bersama mengalahkan musuh.

Dor dor dor

Adu peluru pun terjadi. Suara nyaring memenuhi kediaman Rostova malam itu.

"Anya, Mela, Dale, lindungi Irina!" pekik Paul. Dia tidak ingin anak dan cucunya tergores peluru.

"Tidak Dale, kau lindungi Ayah!"sahut Irina tak kalah kerasnya.

Pertempuran malam itu sangat sengit. Hingga, di suatu waktu, Irina terpaku. Matanya membelalak saat melihat seseorang yang sangat ia rindukan berdiri beberapa meter di depannya sambil menodongkan senjata dengan sebuah seringai.

Dor!

"TIDAAAAAK!!!!"

TBC