Terpaksa Menikahi Adik Tiri

dk

...

    seminggu sudah berlalu

 sesuai kesepakatan orang tua mereka berdua terpaksa harus di nikahkan secara diam diam.

 iya diam diam, Mau taruh di mana muka mereka jika dunia tau anak nya mereka nikahkan.. bagi Bram itu hal yang paling memalukan, bahkan keluarga saja tidak di kasih tau nya.

  hari ini adalah hari pernikahan Elgard dan Anya, meski Anya membantah tidak mau tetap tak bisa menolak ketika mama menatap tajam seakan tak lagi pernah percaya dengan mereka berdua.

   pernikahan mereka di daftarkan secara hukum oleh Bram sendiri. uang yang berbicara sehingga semua di permudah, yang tahu pernikahan mereka cuma pihak KUA dan pak RT tentu nya.

  tentu saja pak Rt tutup mulut sesuai keinginan Bram, gak mungkin sekali pak Rt membantah bisa bisa badan pisah dengan kepala.

   pak Rt gak di suap kok, gak ada istilah uang tutup mulut.. tapi Bram menjanjikan memberikan dana sumbangan untuk memajukan komplek mereka.. memberi dana untuk proposal yang pernah di ajukan paket tapi tidak di Acc pihak perintah.

     proposal untuk keamanan komplek seperti memberikan CCTV setiap sudut. dan menambah hansip yang berjaga

  bisa di bilang lingkungan tempat tinggal El bukan lah perumahan, masih banyak kontrakan di daerah itu. tapi ya bisa di bilang seperempat bangunan rumah El dan kebun yang asri milik keluarga nya.

      Bram bukan orang sembarangan tapi demi istri pertama menginginkan rumah ditempat itu karena tanah yang dibikin rumah hadiah dari kakek El, yang sekarang sepenuh nya milik El sesuai dari hak waris yang telah tertulis di tangan notaris nya. tanah dan rumah semua nya hak El, bahkan Elsa yang anak kandung Bram sendiri tidak mendapat apa apa dari tempat itu.

    tentu saja hak Elsa ada juga, dari aset murni milik Bram sendiri. lalu gimana dengan Anya? Anya juga punya sendiri dari papa nya, bahkan Rita melarang Bram untuk memberikan Anya warisan ketika Bram ingin memberikan 20% persen kekayaan nya untuk Anya.

___

   pernikahan alakadar nya berjalan lancar segimana mesti nya. tapi pengantin baru itu hanya diam tampa kata, mereka sibuk dengan pikiran masing masing.

         El tau konsekuensi apa yang harus di tanggung nya. mereka berdua di usir dari rumah, sesuai perjanjian yang di berikan sang papa setelah menikah mereka harus angkat kaki. lebih sadis lagi, semua kartu dan segalanya di tarik yang pernah di berikan untuk mereka. kecuali motor El yang memang kado ulang tahun nya dari sang kakek,

   untung dua tahun terakhir El punya usaha sendiri kalau tidak gigit jari dia.. ya meski uang nya gak sebanyak jajanan bulanan yang kadang sesuka nya meminta nominal ke sang papa.

     "paa.. apa tidak keterlaluan menghukum mereka segini nya? " tanya Rita yang sedikit khawatir

   dia tau anak nya manja, begitu juga dengan El yang terbiasa dengan hidup mewah, gimana kehidupan mereka nanti?

    "biarin maa.. biar dia belajar apa itu tanggung jawab paling tidak dengan hidup sendiri. " seperti nya Bram memang terlalu kecewa hingga tak peduli lagi kehidupan anak nya kedepan, anggap saja sebagai pembelajaran untuk mereka

    lain lagi dengan Anya yang bingung membawa barang barang milik nya. berkali kali menyusun baju agar muat banyak dalam koper yang lumayan besar itu.

"gimana ini? gak muat banyak" keluh nya,

  data data tentang diri nya memang sudah tersusun semua termasuk ijaza. tiba tiba senyum nya terbit, tak apa tas branded dan sepatu tak bisa di bawa yang penting seluruh perhiasan nya harus di angkut.. iya kan?

   suasana hati memang berubah ubah tapi gadis ceria yang energik itu tidak akan berlarut larut dalam kesedihan. itu lah kelebihan Anya, mampu membuat suasana hati nya berbahagia sesaat meski kalau di rasa gak ada bahagia bahagia nya

     "biarin yang penting aja lah! tapi sayang barang barang ku" ucap nya dengan sedih

    tak lama bernostalgia memandang barang barang mewah yang akan di tinggalkan pintu terbuka memperlihatkan sang kakak tengil yang penyebab kehancuran hidup nya

"ck.. lama amat!! ngapain aja lu" ucap nya menarik koper yang sedari tadi di pandang Anya

  "sabar napa! " ucap nya

    "ayoo.. ngapain lama lama. ujung ujung nya pergi juga" memang gak tau malu El ini! padahal dia penyebab segala nya, tapi masih saja berwaja bantal begitu seakan tidak merasa bersalah sama sekali

   mau gak mau Anya nurut saja, meski di hati kesal nya nauzubillah.. harus nya ya pengantin terpaksa galau nangis nangis banyak diam apalagi di usir. beda dengan Anya dan Elgard yang terbiasa hidup seperti tom and Jerry, bkan nya mikirin mau tinggal di mana mereka sibuk cekcok gak jelas. emang gak ada aura aura pengantin baru nya,

   Elgard membawa dua koper menuruni anak tangga tampa menoleh pada orang tua nya yang tengah duduk di sofa, begitu juga Anya yang hanya menunduk karena takut.

   mereka keluar rumah tampa mengatakan apa apa, bahkan berpamitan juga enggak. bukan karena apa apa, Elgard hanya malas basa basi kalau gak di anggap anak ngapain juga menghadap takut nya makin muak mereka! iya kan?

tapi lain dengan Anya yang hanya mengikuti El aja karena takut bicara dengan kedua orang tuanya. dia tak punya rasa sakit di hati meski semua nya di ambil sebab Anya tau dia salah! ya iyalah Anya cuma ketiban di tanya doang dan gak dapat hukuman apa apa beda dengan El yang hampir modar di pukul bokapnya.

baru saja keluar di pintu si kecil ELs datang berlari menghampiri mereka. dia tau mereka dalam masalah tapi gak tau permasalahan nya apa.. gadis kecil 10 tahun itu bahkan gak tau kakak nya menikah, yang hanya dia tau kakak nya melakukan kesalahan dan di hukum

"abang jangan pergi" Elsa menangis terisak sambil memeluk kaki Elgard

"abang gak kemana mana" jawab El membuat Elsa semakin menangis

"abang bohong! " Elsa berteriak karena tau El berbohong

"bukti nya kakak sama abang bawa koper" ucap nya lagi

"enggak bohong kok! abang kan mau pergi kuliah" ucap nya meyakinkan

"bener kak an? " tanya nya berbalik ke arah Anya yang dari tadi diam saja

gimana gak diam, di hati nya merasa iri melihat Elaa yang lebih memilih El terlebih dahulu dibanding dirinya yang sama sama perempuan

"gak bohong" jawab nya membuat El jengah saja

"bisa gak sih an! lu gak usah rusuh dulu! " ucap Elgard jengkel

"tuh kan kak Anya bilang bohong! " Elsa beralih duduk di atas koper lalu memelui tangkai nya

"hmm, abang serius Els.. mending masuk nanti taksi pesanan abang pergi lagi!" bujuk Elgard

"ck, els kan kakak bilang nya Gak bohong! dih gitu aja gak percaya" ucap Anya mendekati Elsa kemudian membuka tas nya mengambil sebatang coklat silverqueen.

"buat Els kak? " tanya Elsa turun dari koper dengan girang lalu mengambil coklat itu dengan girang

"iya! tapi bilang mama dulu izin boleh makan gak! " suruh nya menunjuk kedalam rumah.. tampa pikir panjang Elsa berlari mendekati sang mama, sayang nya Elsa masuk jebakan betmen alias kena kibul

"ayok.. " Anya buru buru pergi ke depan pagar karena taksi sudah menunggu

Elgard hanya geleng-geleng saja melihat tingkah kedua anak itu, sudah biasa Anya mengerjai Elsa apalagi mengerjainya

Saat Elsa kembali taksi mulai beranjak, Elsa seketika menangis karena berhasil di kibulin Anya

"abang... " teriak nya menangis, padahal niat hati duduk di koper biar di bawa kan? tapi ujung-ujungnya ketinggalan juga