NovelToon NovelToon
Aurora

Aurora

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: widyaas

Apa yang kita lihat, belum tentu itulah yang sebenarnya terjadi. Semua keceriaan Aurora hanya untuk menutupi lukanya. Dia dipaksa tumbuh menjadi gadis kuat. Bahkan ketika ayahnya menjual dirinya pada seorang pria untuk melunasi hutang-hutang keluarga pun, Aurora hanya bisa tersenyum.

Dia tersenyum untuk menutupi luka yang semakin menganga. Memangnya, apa yang bisa Aurora lakukan selain menerima semuanya?

"Jika kamu terluka, maka akulah yang akan menjadi obat untuk lukamu." —Skala Bramasta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

"Kurang ajar! Jadi benar, selama ini gadis itu munafik?! Harusnya Mommy memang benar-benar memisahkan Skala dari perempuan sampah itu!" geram Evanda. Dia baru saja mendengar cerita dari Evelyn.

Sedangkan Evelyn memasang wajah sebal. Dia masih kesal dengan sikap Aurora. Awalnya ia pikir Aurora adalah benar-benar gadis yang lugu, taunya, Aurora bisa melawan dirinya juga. Harusnya waktu itu dia biarkan saja Aurora tenggelam di kolam.

"Sudah, kamu jangan cemberut begitu. Nanti biar Mommy adukan dia pada Skala." Evanda mengelus pundak Evelyn, wajahnya terlihat kesal dan marah.

Tentu saja marah, siapa sangka Aurora si gadis lugu itu bisa melawan Evelyn? Awalnya Evanda tidak terlalu peduli dengan kehadiran Aurora, tapi sekarang, sepertinya Aurora memang patut disingkirkan.

"Dia bahkan menyebut ku sampah, Mom. Aku sakit hati karena ucapannya." Evelyn semakin kesal mengingat hal itu.

"Astaga! Benarkah?!" Mata Evanda terbelalak. "Aurora benar-benar keterlaluan!" Wanita itu berdiri. "Ayo, kita ke sana sekarang!"

"Tidak, jangan sekarang, Mom." Evelyn menahan tangan Evanda.

"Tunggu apa lagi, Sayang? Mommy tidak terima kamu dikatai seperti itu!"

Evelyn menghela nafas. "Aku tidak ingin Skala tau tentang hal ini. Aku yakin, dia pasti akan mengadu pada Skala kalau aku mengganggunya, padahal aku hanya berkunjung saja, tapi dia malah bersikap kasar padaku," ujarnya sambil menunduk.

"Mommy tidak bisa sabar! Secepatnya, gadis itu harus keluar dari keluarga ini!"

"Aku tau." Evelyn menatap Evanda. "Tapi, sekarang bukanlah waktu yang tepat. Bagaimana kalau dia akan menyakiti Mommy? Aku khawatir..."

Evanda menghela nafas kasar. Dia tidak lagi bersikeras menghampiri Aurora dan memilih duduk kembali di sebelah Evelyn.

"Baiklah. Yang pasti, Mommy akan memberikan pelajaran pada Aurora." Evanda mengelus kepala Evelyn dengan lembut.

"Terimakasih karena Mommy sudah membela ku." Evelyn memeluk Evanda dari samping.

"Sama-sama, Sayang."

****

"Akhir-akhir ini, restoran lumayan sepi dari biasanya. Aku takut penghasilan kita akan mengalami penurunan drastis." Ayuni menatap khawatir suaminya.

"Jangan khawatir, aku yakin ini hanya sementara. Kita sudah bekerja sama dengan Tuan Pollin. Bersabarlah," ujar Galih. Dia mengelus pundak istrinya untuk menenangkan.

"Bagaimana kalau kita bangkrut. Aku tidak mau." Ayuni tetap khawatir akan kondisi restoran mereka.

"Ayuni, sudah ku bilang, tidak usah berfikir yang aneh-aneh, berfikirlah positif. Kalau kamu terus berfikir negatif, itu akan membuat suasana jadi kacau!"

Raut wajah gelisah Ayuni tentu membuat Galih tidak tenang. Lebih baik wanita itu selalu tersenyum seperti biasa agar dia juga tidak terpengaruh.

Ayuni menghela nafas. "Aurora sudah tidak ada, kalau kita miskin, tidak akan ada lagi yang akan membantu keuangan kita, Yah."

Galih berdecak keras. "Lebih baik kamu keluar daripada membuat kepalaku semakin pusing!" Dia berbalik dan duduk di kursinya, mengabaikan Ayuni yang menatapnya dengan tajam.

"Harusnya kamu juga pikirkan hal ini untuk persiapan kalau ada hal yang tidak diinginkan nantinya! Jangan hanya bergantung pada Tuan Pollin!" sentak Ayuni.

"Diam!" Galih membentak. Matanya melotot tajam. Dia kesal karena Ayuni terus saja mengoceh. Bukan hanya Ayuni, Galih juga khawatir dengan keadaan restoran mereka.

"Keluar! Jangan membuatku bersikap kasar padamu!" lanjut pria itu.

Ayuni menggepalkan tangannya dengan kesal. Tanpa berucap, ia langsung keluar dari ruangan itu meninggalkan Galih yang sedang merendam amarahnya.

Mereka sama-sama dalam amarah yang memuncak, memang sudah seharusnya Ayuni keluar dari sana.

****

Aurora termenung. Dagunya dia tumpu di atas lututnya yang ia tekuk, tangannya sibuk mengelus dua kucing yang sedang tidur. Di rumah ini, kedua kucing itu memiliki tempat sendiri, sebuah ruangan yang tidak terlalu besar, di sana ada rumah-rumahan utnuk kucing juga. Lagi-lagi Aurora heran dengan sikap Skala. Bagaimana bisa pria itu sudah menyiapkan semuanya untuk si duo mungil? Meskipun senang, Aurora tetap bingung.

"Aku harus memanggil kalian apa?" gumamnya. "White and black? Terlalu simple, tidak ada yang sepesial, ya?"

Aurora menghela nafas. Dia beranjak dari duduknya lalu melangkah keluar ruangan. Dia bosan. Tidak kuliah, tidak kerja, hanya melamun di rumah. Para pelayan di sini juga tidak asik, mereka hanya datang untuk bekerja saja. Skala pun sibuk dengan dunia kerjanya. Aurora ingin kembali ke kebun, tapi dia sudah diperingati Skala agar tidak ke sana, katanya kotor. Aurora yang memang dasarnya penurut pun tidak bisa membantah. Lagi pula dia cukup tau diri untuk menolak perintah Skala.

Langkah pendeknya menyusuri halaman rumah yang luas, dia menoleh ke arah pagar pembatas, di sana ada seorang ibu-ibu yang sedang menyiram tanaman. Aurora hendak mendekat, tapi dia ragu.

Namun, ketika dia berbalik, tiba-tiba...

"Hai, tetangga baru, ya?"

Wajah Aurora jadi sumringah. Dia mendekati pagar pembatas agar bisa bicara dengan jelas.

"Iya, Bu. Salam kenal, nama saya Aurora," ujarnya.

"Cantiknya ... saya Heni," balas Heni seorang ibu muda berumur 35 tahun.

"Ibu Heni sudah lama tinggal di sini?" Aurora bertanya.

"Lumayan. Tapi, saya jarang pulang, karena harus ikut suami kerja ke luar kota. Ngomong-ngomong, panggil Kak Heni saja, ya? Saya belum setua itu soalnya." Heni terkekeh kecil di akhir ucapannya.

"Ah iya Kak Heni." Aurora melebarkan senyumnya. Meski terlihat pendiam, Aurora selalu mudah akrab dengan orang baru, apalagi kalau dia diajak bicara tanpa memulai lebih dulu, Aurora pasti akan mudah mengakrabkan diri.

"Kamu udah nikah, ya?"

Aurora mengangguk cepat. "Iya, baru beberapa hari lalu, Kak." Matanya menangkap sosok anak kecil yang keluar rumah dengan membawa mainannya.

"Ohh, pengantin baru ternyata." Heni tersenyum. Dia mengikuti arah pandang Aurora, lalu kembali menatap gadis itu. "Mau main ke rumah saya? Kebetulan saya cuma berdua dengan anak saya."

Tanpa menunggu lama, Aurora mengangguk antusias. Dia segera berlari ke luar pagar saat Heni membuka pagar rumahnya.

"Ini anak Kakak?" tanya Aurora menunjuk seorang anak perempuan yang bersembunyi di belakang tubuh Heni.

"Iya, usianya baru 4 tahun. Ayo masuk. Saya baru selesai membuat gorengan juga tadi."

Mereka bertiga masuk ke dalam rumah tersebut. Meskipun satu komplek, rumah Heni dan rumah Skala berbeda. Rumah Skala tentu lebih besar dan mewah.

"Hai, nama kamu siapa?" Aurora bertanya pada anak Heni selagi wanita itu sedang ke dapur.

"Lily...," cicit anak itu. Dia diam saat Aurora mendudukkan nya ke pangkuan gadis itu.

"Imutnya..." Aurora menusuk-nusuk pipi tembam Lily dengan gemas. "Kamu mau nginap di rumah Kakak? Di sana ada kucing kecil, loh."

Mendengar kata kucing, mata Lily jadi berbinar. "Mau mau!" serunya kegirangan. "Lily cuka kucing!"

"Nanti bilang sama mama, ya?" bisik Aurora. Lagi-lagi Lily mengangguk. Tak begitu sulit bagi mereka untuk akrab.

Melihat betapa menggemaskan nya Lily, Aurora jadi ingin memiliki anak kecil juga. Dia suka anak kecil, mereka imut dan menggemaskan. Bagaimana kalau nanti dia minta pada Skala? Siapa tau Skala mau mengadopsi bayi dari panti asuhan. Ah, akan dia coba nanti saat Skala sudah pulang.

bersambung...

1
레이디핏
Happy happy yh kalian bedua sebelum ada rawr nyaaaa🤏🏻
Nabila
lanjut
minsugaa
luar biasa
neur
keren KK 😎👍❤☕👌
lanjuuuut
dyarryy: makasih kak❤‍🔥
total 1 replies
레이디핏
Aaaaaa Rora bahagia dehhh, ternyata kamu orang besar jugaaa🤏🏻
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣untung besar skala kalai ini 🤭🤭🤭🤭
레이디핏
Eaaaaa ang angggg yuk bisa yukkk keluarkan romance nyeeee😍😘
vj'z tri
yang lain antara ada dan tiada 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
itu dayung rora dayung 🤭🤭🤭🤭🤭
erma irsyad
astaga pertanyaan rora😂🤣
vj'z tri
ayo rora kamu pasti bisa .... cih keluarga di saat butuh uang dianggap keluarga tapi di saat senang mereka lupa kalau rora masih bagian dari mereka 😏😏😏😏🥹🥹🥹
vj'z tri
aku selalu sabarrrrr menunggu lanjutan Aurora dan skala 🤩🤩🤩🤩🤩🤩
vj'z tri
ayo rora tunjukan tarung mu 🔥🔥🔥🔥🔥
vj'z tri
gemes gemes gemes banget sama pasangan ini 🤗🤗🤗🤗🤗
vj'z tri
panggilan kesayangan neng kan lucuuuuu 🤭🤭🤭🤭🤭🤗🤗🤗kucing manis
vj'z tri
Evelyn 😤😤😤😤😤😤😤😤
vj'z tri
tidak boleh tidak boleh menangis 😭😭😭😭🤧 semangat rora kamu harus bangkit bangkit jangan mau di tindas 🤩🤩🤩🤩
vj'z tri
semoga rora bisa berenang 😱😱😱🫣🫣🫣
vj'z tri
ehhh mulut mu itu mulut mu ibu mertua kelakuan pingin tak getok 😅😅😅
레이디핏
Syukur dh pindahhhh, mari buat kemajuan Skala Kitten☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!