Bagaimana jadinya kalau seorang pemuda yang baru berusia 18 tahun, dinyatakan menjadi Narapidana dan di penjara selama 10 tahun lamanya, karena telah menghabisi seseorang demi berusaha untuk menyelamatkan kakaknya dari pemerkosaan yang dilakukan oleh sekelompok pemuda kaya raya. Dan pemuda malang itu bernama Bara Aditama. Bukan hanya penjara saja yang dia dapatkan, tapi banyak ketidakadilan serta penyiksaan yang akan Bara dapatkan. Lalu apakah Bara mampu untuk bertahan? Sedangkan kakaknya yang mengalami Pemerkosaan telah menjadi depresi akibat kejadian yang menimpa dirinya? Lalu apa yang akan Bara lakukan kepada ketiga para penjahat yang masih berkeliaran di luar sana? Akankah Bara berhasil membalaskan dendam nya kepada mereka semua? Dan inilah perjuangan Bara setelah menjadi sang Narapidana.
#bantu like nya kawan dan jngan lupa komennya kasih tau jika ada kesalahan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cimde 123, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kesedihan keluarga bara
Sedangkan di dalam ruangan perawatan, Alisa telah melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut. Dan tentu saja kedatangannya mengejutkan ibu Mirna, pak Mahmud dan juga dua orang perawat yang tengah berjaga di dalam ruangan itu.
"Nona Alisa! Kenapa nona bisa berada di sini?" tanya seorang Perawat sambil memberikan hormat kepada Alisa.
Mendengar pertanyaan yang diajukan oleh kedua perawat itu, ibu Mirna dan pak Mahmud langsung menatap dengan tatapan tajam. Apa jangan jangan gadis ini merupakan putri dari tuan Herlambang?
"Kamu siapa? Kenapa kamu bisa berada di sini?" tanya ibu Mirna dengan nada ketus.
"Maaf Bu. Perkenalkan, nama saya adalah Alisa, putri dari Tuan Herlambang. Dan saya merupakan adik kelas kak Bara di sekolah SMA," jawab Alisa menampilkan raut wajah sedih.
Namun tidak dengan ibu Mirna. Mengetahui kalau gadis ini memang benar putri dari tuan Herlambang, dia pun segera melangkah guna untuk mendekati Alisa dan mencengkram kuat kedua lengan tangan gadis tersebut.
"Jadi kau adalah putri dari manusia iblis itu! Kenapa? Kenapa ayahmu begitu jahat kepada kami. Coba kau lihat wanita malang yang sedang terbaring lemah di sana. Dia adalah putriku, putri kesayanganku! Dan dia merupakan korban pemerkosaan dari putra manusia iblis itu! Apakah kau tidak iba melihat kami hah!" teriak ibu Mirna meluapkan kemarahannya kepada Alisa.
Alisa yang merasakan cengkraman kuat di kedua bahunya, hanya bisa menangis dengan nada bergetar, sedangkan pak Mahmud berusaha untuk menghentikan apa yang telah dilakukan istrinya kepada gadis kecil itu.
"Buk, lepaskan gadis kecil ini buk. Dia tidak ada hubungannya dengan Tuan Herlambang. Jadi kamu tidak boleh meluapkan kemarahanmu kepadanya bu." ucap pak Mahmud sambil menarik tubuh istrinya, agar menjauhi Alisa.
"Tidak pak! Dia harus tahu, kalau ayahnya merupakan orang yang sangat keji. Bahkan orang itu tega menjebloskan putra kita ke dalam penjara. Dan sekarang, kita benar benar bingung harus melakukan apa. Sedangkan putriku Nadia belum juga sadar dari pingsannya. Aku benar-benar sangat stress pak. Kenapa hidup kita bisa menjadi semenderita ini! " teriak ibu Mirna dengan nada yang keras.
Alisa sungguh tidak tega melihat kehancuran yang dirasakan oleh wanita paruh baya tersebut. Lalu dengan cepat dia pun segera berlutut di bawah kaki ibu Mirna.
Brukkkk....
"Buk! Tolong maafkan keluargaku. Aku tahu! Kalau apa yang telah dilakukan oleh kakak dan juga papaku sudah sangat keterlaluan. Aku janji kepada kalian berdua, bahwa aku akan menebus semua kejahatan yang telah dilakukan oleh keluarga ku bu."
"Cih! Memangnya apa yang bisa dilakukan oleh gadis kecil seperti mu hah! Tolong, jangan memberikan kami janji palsu. Karena saat ini kami benar-benar sudah sangat hancur." tolak Ibu Mirna kembali meneteskan air mata.
Hingga tak lama kemudian, Nadia pun mulai sadar dari pingsannya, dan tentu saja melihat hal itu membuat ibu Mirna serta pak Mahmud menjadi lega.
"Pak!!! Putri kita sudah sadar pak. Akhirnya dia sadar pak." panggil ibu Mirna tersenyum senang.
Namun, kebahagiaan mereka berdua langsung terhenti, saat melihat dan mendengar Nadia yang bertingkah sangat ketakutan dan juga menjerit tidak karuan.
"Tidak! Aku mohon, jangan sentuh aku, jangan sentuh aku! Aku mohon, kalian benar-benar jahat, kalian telah mengambil kehormatan ku! Kalian benar-benar sangat jahat!"
Air mata Ibu Mirna dan Pak Mahmud, langsung mencolos dengan sangat deras. Mereka berdua berdiri bagaikan patung yang tidak bergerak. Apakah saat ini putri mereka telah terkena gangguan jiwa? Akibat pemerkosaan yang dia alami?
Sungguh, hati mereka berdua kembali hancur sampai berkeping keping. Mengapa Tuhan sangat berat memberikan cobaan kepada keluarga mereka.
Klaim
"Tidak!! Tolong aku, tolong jangan sakiti aku! Sakit, ibu, bapak sakit pak. Tolong pak."
Di atas ranjang, Nadia terus berteriak dan mengamuk dengan sangat histeris, lalu dengan sekuat tenaga ibu Mirna dan pak Mahmud mencoba memeluk tubuh putrinya itu agar bisa menjadi lebih tenang.
"Nak! Ini ibu nak dan juga bapak. Kamu yang tenang ya. Mereka sudah tidak ada di sini. Ibu janji akan menjaga kamu nak." ucap ibu Mirna dengan nada lembut, sambil mengusap rambut Nadia yang tampak berserak tidak karuan.
"Benar nak! Sekarang bapak dan ibu ada di sini. Kami janji akan selalu menjaga keselamatan mu nak." timpal Pak Mahmud dengan mata berkaca kaca.
Nadia yang mulai merasa tenang, langsung mendongak menatap ke wajah dari ibu dan juga bapaknya.
Hingga detik kemudian, air mata kesedihan kembali mencolos dari paras yang penuh luka lebam itu.
"Ibu, bapak. Maafkan aku. Aku tidak bisa menjaga kehormatan ku.
Mereka! Orang orang jahat itu sudah merenggutnya dariku, mereka juga menyiksa tubuhku pak. Sungguh, rasanya sakit sekali, aku hampir mati saat merasakan perlakuan keji dari mereka pak. Aku sangat takut, aku sangat takut. Tolong lindungi aku, aku takut bu."
Nadia terlihat begitu sangat ketakutan, bahkan tubuhnya sampai menggigil dan mengeluarkan keringat dingin yang begitu deras. Lalu ibu Mirna memeluk putrinya dengan erat, guna untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada wanita malang itu.
Sedangkan Alisa, yang sejak tadi berdiri menyaksikan kejadian tersebut, terus meneteskan air mata dari kedua pipinya. Sungguh! Hatinya merasa sakit, saat melihat keadaan dari wanita yang telah dirusak oleh kakak kandungnya sendiri.
"Ya Tuhan! Kasihan sekali wanita ini. Kenapa kak Ferdy begitu tega dengannya? Sebenarnya dendam apa yang dia miliki? Sehingga dengan begitu keji dia mampu membuat seorang wanita hampir gila dan juga frustasi karena ulahnya. Apapun yang terjadi, aku harus membantu pengobatan wanita ini. Iya, aku harus membantu mereka." gumam Alisa di dalam hatinya.
Dan di saat Nadia sudah bisa lebih tenang, Tiba-tiba saja datanglah anak buah Tuan Herlambang yang bertugas untuk membawa ketiga orang itu agar segera pergi meninggalkan kota tersebut.
Brakkkkk.....!!"
"Kalian bertiga! Cepat segera pergi dari sini. Kami akan mengantarkan kalian ke rumah baru yang akan kalian tempati. " ajak pria itu yang memiliki tubuh kekar dan juga sangar.
Mendengar perkataan dari mereka, pak Mahmud pun segera melindungi kedua wanita yang begitu dia sayangi.
Sampai kapanpun dia tidak akan sudi mengikuti keinginan dari pria licik seperti Tuan Herlambang.
"Tidak! Kami tidak sudi mengikuti perintah dari kalian! Jika memang kalian menginginkan kami pergi, maka kami akan pergi dengan sendirinya. Tapi, kami tidak mau menerima rumah ataupun uang sepeserpun dari kalian!" tolak pak Mahmud dengan nada tegas.
"Cih! Dasar sombong. Baiklah kalau itu mau kalian! Kami akan memberi waktu sampai besok sore. Sedangkan anak buahku akan tetap memantau kalian semua. Jadi, andai besok kalian belum pergi juga dari kota ini! Maka, jangan salahkan kami untuk menghabisi putra kalian yang ada di dalam sel tahanan." ancam. Pria itu membuat kedua orang tua Bara menjadi sangat terkejut.
Begitu pula dengan Alisa. Gadis kecil itu merasa sangat marah, karena lagi lagi papanya telah melakukan pengancaman untuk memuluskan rencana yang dia inginkan.
Lalu, dengan berani, Alisa pun segera melangkah mendekati para anak buah papanya, dan segera menampar wajah dari pria tersebut.
Plakkkkkk......
Suara tamparan menggema keras di dalam ruangan, hingga mengejutkan mereka yang ada di tempat itu.
ada musuh mengintamu