"Ibu Ayah!”.
Seorang wanita cantik terisak melihat Ibu dan Ayahnya yang menjadi pusat perhatian orang-orang
Di tengah acara pesta ulang tahun sepasang suami istri paruh baya dengan rendahnya mengelap lantai di tengah kerumunan pesta, padahal pesta itu adalah pesta calon besan mereka.
.
.
Lily dan Roy sepasang kekasih yang sudah menjalani hubungan mereka selama 4 tahun, mereka hubungan mereka yang baik membuat kedua insan itu hendak melakukan hubungan lebih serius yaitu pernikahan
Tapi siapa sangka Ibu Roy tidak merestui mereka, karena latar belakang Lily yang hanya dari keluarga sederhana tidak seperti Roy yang memang dari kasta tinggi, segala cara Ibu Roy melakukan hal kezam untuk memisahkan dua orang itu
Hingga Lily akhirnya menyerah karena kedua orang tuanya, dia meninggalkan kesan kelam pada Roy dan keluarganya pergi dengan cara elegan membuat seorang pria dalam pesta itu tertarik kepadanya
.Guys yang ngerasa relate jangan lupa baca ya🥺☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Pekerjaan pertama yang amat melelahkan bagi Lily selain pekerjaan fisik dia juga harus melatih mentalnya saat bekerja bersama Alex, pria itu sering kali mengerjainya hingga membuatnya harus bekerja secara berulang
Seperti saat ini Lily baru saja kembali dari lantai bawah hanya untuk menyeduh kopi untuk pria itu "Ini pak... Gula satu sendok, kopi satu sendok dengan panas air 80 derajat dan menggunakan kopi arabica semua yang anda inginkan sudah lengkap!"
Alex melirik kopi yang Lily taruh mejanya dia mengangguk memberi Acc pada wanita itu
"Terima kasih"
"Sama-sama pak... Arghh pinggang ku!". Lily beranjak ke sofa dan merebahkan tubuhnya, karena waktu juga sudah menunjukkan jam istrahat
"Lily...."
"Berhentilah sejenak memerintah saya, sapi seperti ini juga perlu istrahat". Lily melambaikan tangannya di atas tanda menyerah sejenak "anda harus punya hati nurani sedikit kepada babu ini"
Alex hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah wanita itu dia menyukai sikap Lily yang terang-terangan, lalu pria itu menyesap kopi yang di bawa Lily tadi sambil melirik Lily yang bersantai di sofa sampai dirinya menyadari sesuatu
Dia sudah gila ya? Bisa-bisanya dia tiduran di sofa dengan pakaian seperti itu. Alex meletakkan kopinya memanggil wanita itu dengan nada yang lumayan keras
"Lily!"
"Ck ada apa lagi huh? Saya lelah waktu istrahat hanya satu jam.... Anda tidak punya hati?!". Lily terbangun dari posisinya melihat pria itu dengan tajam
"Aku lapar"
"Lalu?". Jangan bilang kau ingin menyuruh ku memasak, pesan gofood sana sialan!
"Ada restoran di dekat sini, ayo kita kesana... Aku akan mentraktir mu"
Wajah Lily yang tadinya cemberut kini bebinar saat mendengar kata traktir dia tidak membawa bekal jadi dia akan lebih hemat, di tambah pria itu akan membawanya di restoran yang pastinya makanannya enak
"Baiklah ayoo!"
Kedua orang itu berjalan menyusuri lorong kantor di mana para pekerja hendak keluar dan ke kantin untuk makan siang melihat kedekatan mereka berdua
Terutama untuk kaum hawa yang menatap iri pada Lily sejak dulu wanita itu memang sangat beruntung, dia di sukai oleh Alderson dan putranya di tambah sekarang Alex putra Alderson masih sangat muda
Menjadi sekertaris adalah keinginan mereka sekaligus untuk mendekat Alex, namun apa daya mereka sadar diri dengan kemampuan mereka yang tidak bisa di bandingkan dengan Lily
"Ck...ck apa-apaan dia? Beruntung sekali!"
"Dia pasti menggunakan sesuatu yang licik!"
"Shhttt jangan keras-keras, dia punya banyak mata-mata tahu". Suara besar seorang pria membuat kumpulan wanita itu melotot yang mana suara itu berasal dari direktur mereka, Macro
"Maaf pak, maafkan kami!!"
"Ck sampai kapan kalian akan menggosip seperti itu! Bukannya belajar malah menyalahkan kepintaran orang lain! Jika kalian ingin bekerja di posisi yang sama dengan Lily maka kejarlah kemampuannya!". Macro memarahi para wanita itu membuat mereka menunduk lalu memilih bubar "Cih dasar... Pantas saja di bawah terus"
******
Setelah sampai di restoran memesan makanan mereka Lily menunggu di sebuah ruangan yang di isi oleh beberapa orang, Lily melirik sekitarnya menghilangkan kebosanan dirinya saat Alex baru saja pergi ke toilet
"Hufft makan sendiri sepertinya tidak terlalu buruk, sepertinya aku harus mencoba jalan-jalan sendiri untuk menghilangkan rasa bosan ku nanti". Gumam Lily saat menyadari jika sendirian di luar rumah tidak terllau buruk
Dia masih terus melihat kesana kemari melihat ornamen restoran tersebut sampai dua orang yang dia kenal berjalan di sekitarnya dengan bergandengan tangan
"Amber... Roy!". Sial kenapa aku harus melihat mereka di sini?
Lily membuang wajahnya agar kedua insan itu tidak melihatnya namun sayang, Amber yang menyadari keberadaan wanita itu membuat Amber mendekat kepadanya dengan tangan yang masih bergandengan dengan Roy
"Ah ternyata itu kau, aku sampai salah mengira tadi". Ucap Amber tanpa merasa sedikitpun pada Lily
Bisa-bisanya kau membawa mantan ku bersama mu, dasar tidak sadar diri... . Lily tersenyum kaku menatap Amber "Huh anda di sini? Padahal kita tidak dekat, anda sangat sksd ya.."
Amber terdiam dia baru menghadapi wanita seperti Lily pertama kali, Lily yang berwajah tenang dan cenderung polos ternyata memiliki mulut tajam juga
"Ah... Padahal aku datang dengan niat baik". Ujar Amber membuat Lily melotot, wanita itu berbicara dengan tenang seperti tidak melakukan kesalahan apapun sekarang
"Membawa mantan orang lain yang tidak lama putus dengan bergandengan itu datang dengan niat baik? Yang benar saja, anda tidak sepintar iklan skincare anda ya"
Perkataan Lily sekali lagii membuat Amber terdiam tanpa berani melawan, Roy yang tadinya hanya diam kini ikut menatap tajam pada mantan kekasihnya
"Lily jaga mulut mu kalau bicara, terlalu sembarangan!". Nada pria itu sedikit keras membuat beberapa orang melirik pada mereka
Lily terdiam melihat perubahan mantan kekasihnya tidak adalah lagi cinta di mata pria itu, pria itu benar-benar membuang dirinya bahkan berbicara dengan nada pelan pun tidak
"Jangan ganggu aku, pergilah... harusnya kau berpikir dengan baik sebelum menemui seseorang". Ujar Lily malas berdebat dia memalingkan wajahnya tidak ingin melihat kedekatan dengan orang itu.
"Ck sekarang aku mengerti kenapa Mama melarang ku dengan mu Lily". Roy menarik lengan Amber menjauh dari Lily meninggalkan wanita itu dengan kata-kata yang menyakitkan
Bukan hal yang mudah bagi Lily untuk melupakan kenangannya dengan Roy tapi setelah putus dalam waktu yang tidak sebanding saat mereka berpacaran pria itu datang kepadanya dengan kata-kata menyakitkan.
"Sialan... Kenapa aku harus bertemu dengannya seperti ini..."
Sekeras apapun wanita itu menutupi luka di hatinya, air matanya tetap saja jatuh melihat cintanya pergi bersama wanita lain
Alex yang baru saja kembali dari toilet lantas melirik pada Lily yang terlalu menunduk dia mendekat pada wanita itu "lily ada apa?".
Tidak ada jawaban Alex menyentuh wajah wanita itu untuk meliriknya sampai dia bisa melihat wajah sembap Lily yang menahan tangis
"kita pulang sekarang!"
maen" am hati perempuan
demi batu kali, kehilangan berlian
lotus putih
belum jadi besan sudah begitu, kasian ayah ibu
melow aku kalau sudah menyangkut orang tua