NovelToon NovelToon
Tertawan Diantara 2 Takdir

Tertawan Diantara 2 Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Lama menghilang bak tertelan bumi, rupanya Jesica, janda dari Bastian itu, kini dipersunting oleh pengusaha matang bernama Rasyid Faturahman.

Sama-sama bertemu dalam keadaan terpuruk di Madinah, Jesica mau menerima tunangan dari Rasyid. Hingga, tak ingin menunggu lama. Hanya berselisih 1 minggu, Rasyid mengitbah Jesica dipelataran Masjidil Haram.

Namun, siapa sangka jika Jesica hanya dijadikan Rasyid sebagai yang kedua.

Rasyid berhasil merobohkan dinding kepercayaan Jesica, dengan pemalsuan jatidiri yang sesungguhnya.

"Aku terpaksa menikahi Jesica, supaya dia dapat memberikan kita putra, Andini!" tekan Rasyid Faturahman.

"Aku tidak rela kamu madu, Mas!" Andini Maysaroh.

*

*

Lagi-lagi, Jesica kembali ketanah Surabaya. Tanah yang tak pernah ingin ia injak semenjak kejadian masa lalunya. Namun, takdir kembali membawanya kesana.

Pergi dalam keadaan berbadan dua, takdir malah mempertemukanya dengan seorang putra Kiyai. Pria yang pernah mengaguminya waktu lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Begitu selesai makan siang dengan Bu Fatiya, Tuan Gio kini langsung kembali lagi menuju perusahaan. Siang ini, ia memiliki sedikit pekerjaan yang harus diselesaikan dengan sempurna.

"Kevin, kamu sudah menunda meting siang ini?" Tuan Gio kini menoleh, ketika sekertarisnya tiba di lobi.

"Sudah, Tuan! Kita dapat pergi sekarang, karena pria itu sudah menunggu kita." Kata Kevin.

Tuan Gio lantas bangkit. Ia menarik kerah jasnya, dan berjalan keluar. Mobil yang dikendarai Kevin melesat, membelah padatnya jalanan kota Surabaya.

Tujuanya mereka kali ini menuju sebuah cafe, karena ada pertemuan dengan seseorang disana.

Dan tepat pukul 14.00 mobil mewah itu memasuki sebuah cafe dengan tema Chines Food.

Dimeja nomor 9, sudah ada seorang pria muda yang tengah duduk tenang, namun dengan dada berdetak kuat. Kedatanganya sebab permintaan Tuan Gio, ingin membahas bisnis yang menggiurkan.

Pria yang tak lain Marselino itu bangkit, begitu Tuan Gio dan sang asisten sudah tiba.

Marselino sedikit tertunduk, tidak kuat ditatap oleh mata nyalang Tuan Gio. Badanya seketika terasa dingin, bahkan keringat didahinya mengalir kuat.

"Tidak perlu berwajah tegang seperti itu, Marselino!" Tekan Tuan Gio dengan tatapan penuh ambisi.

"Tuan, apa yang perlu saya kerjakan untuk Anda?" Mars sedikit menunduk merasa panik bukan main.

"Berapa rupiah yang Andini berikan padamu, untuk memenuhi nafsu bejadnya itu?" Tuan Gio menatap Mars dengan wajah tenangnya.

Tuan Gio kini menjatuhkan tubuhnya diatas bangku, dan menyuruh pria didepanya berlaku yang sama.

Mars tersentak. Ia perlahan mulai mengangkat pandanganya. "Apa maksud Anda, Tuan? Saya tidak mengerti!" sanggahnya. Namun tatapanya mengerjab, jelas sekali ia sangat takut.

Tuan Gio tersenyum getir. "Sudahlah, Mars ... Saya juga tahu jika kamu sudah memiliki keluarga! Saya tahu kamu menafkahi keluargamu dengan hasil kerjamu menjadi GIGOLO itu! Bukanya menjijikan jika istri serta anakmu tahu?!"

Deg!

Jantung Mars sekaan berhenti ditempat. Wajahnya semakin tegang, bahkan tubuhnya kini membeku. "Tuan, saya mohon jangan beritahu keluarga saya! Saya terpaksa kembali menjalin hubungan dengan Andini, karena wanita itu menawari saya hidup terjamin!"

Tuan Gio mendesah lirih, begitu ia melipat tanganya didada. "Enak sekali kalian! Uang yang diberikan kamu itu, hasil kerja keras putra saya! Wanita menjijikan itu hanya bertumpu kaki, tanpa pernah peduli dengan putra saya!" cibirnya menahan geram. "Begini saja ... Saya memiliki pekerjaan yang sangat mudah untukmu! Tapi setelah itu, kamu harus pergi jauh-jauh dari kota ini! Ajaklah keluargamu pergi, dan saya yang akan menjamin semuanya aman dari pencarian Andini!"

Kevin mengeluarkan sebuah cek. "Ini, ambilah!" Tuan Gio menyodorkan sebuah cek senilai 800 juta.

Mata Mars membola lebar. "800 juta? Ini seriusan, Tuan?" ucap Mars dengan suara bergetar. Pikiranya sudah melabuh jauh, akan menggunakan uang itu untuk mengajak pindah keluarganya.

"Benar, tapi kerjakan rencana saya! Begini ...."

Mars memajukan setengah badanya, begitu Tuan Gio memberitahu, rencana apa yang akan Mars kerjakan untuk Andini.

"Bagaimana? Nanti setelah kamu pergi, biar anak buah saya yang melanjutkan!" lanjut kembali Tuan Gio. "Sejujurnya saya juga bisa menghancurkan hidupmu dalam semenit saja, Marselino! Tapi saya masih kasian melihat anak-anakmu yang kecil itu. Begitu kamu pergi, bukalah usaha, dan perbaiki hubungan rumah tanggamu dari awal!"

Sebagai seorang Ayah, Tuan Gio sejujurnya paham betul apa yang dilakukan Marselino saat ini. Namun, yang membuat ia geram ... Karena uang yang Mars dapat, dari hasil usaha Andini mengelabuhi suaminya.

Setelah mengatakan itu, Tuan Gio dan anak buahnya langsung pergi begitu saja.

Mars masih berasa bersyukur. Ia juga langsung segera pergi untuk mencairkan ceknya.

'Sayang, nanti malam aku sangat merindukanmu! Kita dapat bertemu di Hotel langganan kita?!'

Mars mengirim pesan kepada Andini terlebih dahulu. Lalu mobilnya melaju kembali menuju bank terdekat.

***

Sore harinya, sekitar pukul 17.00 Rasyid kini baru tiba dirumah pribadinya dengan Andini. Dan selalu saja, setiap ia pulang, istrinya tidak pernah ada dirumah.

Bik Sum beranjak. "Aden cari Non Andini?"

"Iya, Bik! Kemana istri saya?" Rasyid agak sedikit kesal, karena pulang tidak ada yang menyambutnya.

"Itu, Den ... Non Andini sudah keluar sejak siang. Namun entah kemana, saya juga tidak tahu!" Bik Sum seakan sudah hafal sekali dengan sikap Nona Mudanya itu.

Rasyid agak kesal. Ia berjalan naik keatas dengan mencoba menghubungi istrinya itu. Namun sudah 3 kali panggilan, Andini tidak menjawab pun.

Entah pergi kemana wanita itu.

Begitu tiba didalam kamarnya, Rasyid berniat untuk mandi terlebih dahulu. Ia yang kini membuka lemari untuk mengambil handuk baru yang masih tertumpuk, dan begitu Rasyid menariknya, tiba-tiba ....

Brak?!!

Sebuah kota kayu bewarna hitam, dengan ukuran sedang, kini terpental jatuh tepat dibawah kaki miliknya. "Apa itu?" Rasyid tampak mengernyit, dan langsung mengambil kotak tadi.

Ditengah rasa penasarannya, Rasyid berhasil membuka kotak tadi. Didalam kotak itu terdapat satu tabung mini yanh berisikan obat, dengan tulisan pil kontrasepsi. Dan yang lebih membuat Rasyid menggeram kuat, didalam kotak itu juga terdapat sebuah kertas kecil, yang menandakan Andini telah menjalani keluarga berencana (KB) sejak setahun pernikahannya.

" Jadi, dia selama ini sudah menipuku?! Pantas saja Andini tak kunjung hamil. Rupanya dia sudah mengkonsumsi pil KB sebegitu lamanya! BEDEBAH!!!!" Teriak Rasyid menyalurkan emosinya. Tanganya sudah bersiap untuk membanting kotak obat tadi. Tapi, pikiran warasnya seakan menghalau itu, agar nanti Rasyid dapat membongkar kebusukan istrinya melalui kotak itu.

"Aku harus menyimpannya sebagai tanda bukti nantinya!" imbuh Rasyid kembali. Dan benar saja, ia baru teringat ucapan Ayahnya saat siang tadi.

Mungkin, benarkan Andini berselingkuh kembali?

Tak mau menunggu lama, karena pukul 7 nanti ia harus pergi dengan sang Ayah, Rasyid langsung bergegas membersihkan diri.

Begitu mobil Rasyid sudah pergi, baru mobil Andini memasuki gerbang rumahnya. Meskipun siang tadi ia gagal bertemu Jesica, namun itu tidak terlalu penting baginya. Yang terpenting saat ini, Rasyid masih selalu mempercayainya dengan selalu memberikan uang kepadanya dengan jumlah yang fantastik.

"Ah, masa bodoh deh! Biarin tu si Jesica. Nanti begitu dia melahirkan putranya, pasti Mas Rasyid akan segera menceraikan dia! Tanpa perlu aku mengorbankan tubuh indahku ini, aku sudah dapat keturunan dari Mas Rasyid sendiri. Tapi, sudah 2 bulan kenapa dia belum juga hamil?! Ahh ... Terserah lah."

Secepatnya Andini bergegas untuk menuju lantai dua. Namun sebelum itu, suara Mbok Sum berhasil mengurungkan niatnya.

"Non, tadi Aden sudah pulang! Tadi nyariin si Non. Tapi Aden berpesan, malam ini Aden ada acara dengan Tuan Besar, menghadiri pertemuan rekan bisninya," jabar Mbok Sum.

"Oh, ya sudah Mbok! Nggak papa, saya keatas dulu!"

1
evi carolin
hadeh keliatannya berat sebelah ni rasyid trlalu mengutamakan keluarga kasian kamu jesica walau gemana pun kamu pst banyak mengalah dan dikalahkan
Septi.sari: iya kak kasian 🤧🤧🤧
total 1 replies
Khoirun Nisa
lanjut ka
Septi.sari: syukron bintangnya kak🙏❤❤❤❤
total 1 replies
Nisa_Flour01
aku mampir nihh, jangan lupa di back ya Thor
Nisa_Flour01
aku bingung gimana jelasinnya. intinya semangat Thor. update lagi yaww

jangan lupa mampir dan react balik yaaa. thank you
Septi.sari: syukron kak nisa.🙏🙏🙏❤❤❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!