NovelToon NovelToon
Cinta Paksa

Cinta Paksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Mafia / Keluarga
Popularitas:313
Nilai: 5
Nama Author: siti tyna

Ara yang melarikan diri ke luar negeri, tidak sengaja menyaksikan pembunuhan terhadap bosnya saat bekerja, dan itu membuatnya menjadi tawanan pria yang kejam, bahkan lebih kejam dari orang orang di masa lalunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti tyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6

'kenapa sih?'

gumam Ara heran, Mia menjadi gugup seketika saat ia menyadari kalau mereka kini sudah menjadi pusat perhatian.

Desmon dan ian hanya diam dan fokus meminum minuman yang mereka pesan dan menunggu makanannya di antarkan, Hery juga hanya acuh tak acuh, berbeda dengan Nizar dan Davin yang tersenyum manis dan mengangguk.

"silahkan nona nona"

Nizar menunjuk bangku di sebelah mereka yang masih kosong.

Ara menarik tangan Mia mengajaknya duduk agak jauh dari ke lima pria yang memberi reaksi berbeda saat mereka duduk, sedangkan tatapan para siswi di kantin itu membuat Mia tidak nyaman, berbeda dengan Ara yang tidak peduli, gadis itu celingak celinguk memperhatikan seisi kantin, ia bingung ingin makan apa dan sekaligus menelisik cara memesan makanan di kantin tersebut, tidak sengaja matanya menangkap sosok wafa yang sedang bingung di depan kantin, Ara melambai tangannya tinggi tinggi, saat mata wafa tertuju padanya, ia mengamit tangannya menyuruh gadis itu mendekat, tapi sayangnya wafa malah berbalik pergi.

"eh, eh, tuh anak"

Gerutu Ara sedikit kesal dan juga bingung.

"aku pesan makanan dulu ya"

bisik Mia pada adiknya, Ara hanya mengangguk, matanya tidak lepas dari memperhatikan Mia yang berjalan menuju stand makanan yang menjual nasi dan lauk, ia akan mengawasi kakaknya kalau kalau ada yang mengganggu.

"hei, Ara.."

Panggil Nizar pada gadis di sebelahnya, ia juga sedikit menggeser duduknya agar lebih dekat.

Ara menoleh dengan wajah sebal

"panggil Tiara"

ucapnya tegas, hanya orang terdekat yang boleh memanggilnya Ara.

Nizar yang mendengar Mia memanggil gadis itu dengan nama Ara mengira ia bisa memanggil dengan panggilan yang sama, ia tidak tersinggung dengan kata kata gadis itu, tapi malah terkekeh kecil.

"Ara, Ara , Ara"

Dengan sengaja Nizar dan Davin menyebut nama gadis itu kompak lalu tertawa, lalu mereka bertos ria tampa rasa bersalah.

Ara berdecak kesal, tapi dia hanya diam dan kembali melihat ke arah Mia yang terlihat sudah kembali dengan membawa dua minuman yang terlihat seperti es teh.

"siapa namamu?"

Tanya Davin dengan sopan pada gadis yang baru kembali duduk itu.

Mia menatap ke arah pria yang terlihat tampil stylish seolah akan melakukan photoshot, lalu ia menatap sekilas pada yang lainnya, tapi hanya sebentar, ia langsung menunduk saat matanya bertemu dengan sepasang mata dingin seorang pria.

"Mia"

Jawab mia singkat, ia berusaha terlihat biasa dan fokus mengaduk minumannya.

"aku Davin, dia Nizar"

ucap Davin ramah sambil menunjuk Nizar yang duduk di depannya.

"hai"

Nizar melambaikan tangannya dengan senyum menggoda, tapi langsung di tepis oleh Ara dengan muka juteknya.

"dia Ian"

Davin menunjuk pada ian yang duduk di sebelahnya.

"itu Ansen"

Tangan Davin menunjuk Ansen yang duduk di dekat dinding, lalu ia menunjuk pria di depan Ansen.

"dan itu herry"

Mia mengangguk seadanya, lalu meminum minumannya, tidak lama makanan yang mereka pesan datang.

"menurut Mia siapa yang paling tampan di antara kami?"

Pertanyaan Nizar membuat semua mata melihat ke arah Mia yang terlihat tercengang sebentar, lalu ia melirik pria yang di panggil ian.

Ara yang merasa kalau kakaknya tidak nyaman dengan pertanyaan nizar menggantikannya menjawab.

"menurut mata normalku, kamu lah yang terjelek di sini"

Ucap Ara sinis pada Nizar hingga menghilangkan senyum pria itu.

"Ara, jangan kurang ajar"

Tegur Mia, ia jadi takut saat melihat perubahan wajah pria yang bernama Nizar yang seperti ingin memakan Ara hidup hidup.

"Mia, dia bertanya untuk memamerkan wajahnya, merasa diri di puja puja karena tampan, sangat menjijikkan"

Maki Ara tampa takut.

Brakk

Nizar menggebrak meja dengan kuat, membuat seisi kantin melihat ke arah mereka, ada yang tersenyum sinis mengira kalau kedua anak baru itu akan mendapat masalah karena berusaha dekat dengan ke lima pria populer itu.

Ara menyilangkan tangannya menatap Nizar yang seperti kebakaran jenggot, ia sengaja memiringkan wajahnya menantang dengan senyum sinisnya.

"kenapa, mau memukulku?"

Tanya Ara dengan nada menyebalkan di telinga Nizar.

"Ara, jangan membuat masalah, ayo pulang"

Marah Mia, ia berdiri lalu menarik tangan Ara dan hendak menyeretnya, ia harus cepat membawa adiknya pergi sebelum mereka benar benar akan bertengkar, tapi tampa di duga Nizar malah menahan tangan Ara.

"minta maaf atau kau akan mendapat masalah besar"

Ucap Nizar dengan nada di tekan, baru kali ini ada wanita yang mengatakan kalau dia jelek, dan dengan berani menantangnya tampa takut.

Mia menepis tangan Nizar agar melepaskan cengkraman tangannya, lalu ia berdiri di depan Ara.

"maaf kak, adikku memang nakal, aku akan memberinya pelajaran"

Nizar mengepalkan tangannya saat melihat Ara menjulurkan lidahnya di belakang Mia, rasanya dia ingin memukul wajah menyebalkan itu jika lawannya adalah laki laki, tapi sekarang dia hanya bisa menahan marahnya karena Mia melindungi Ara, dia tidak bisa melimpahkan amarahnya pada orang yang tidak bersalah, kenapa dua saudara itu sangat berbeda, yang satu pendiam dan lemah lembut walaupun sedikit dingin, yang satunya seperti iblis.

"apa dia benar adikmu, kalian sangat berbeda"

Ucap Nizar dengan senyum sinis.

Mia melihat ke belakang, terlihat wajah Ara berubah.

"jangan bicara sembarangan"

Mia berkata dengan wajah tidak senang.

"memang benar yang aku katakan, kau seperti malaikan sedangkan dia iblis"

Ucap Nizar dengan wajah puas, dia senang dengan perubahan wajah Ara yang tadinya menyebalkan, tapi kini terlihat tertekan.

"itu tidak.."

"kau benar"

Ara memotong perkataan Mia, ia menatap Nizar yang sedang tersenyum mengejek.

"aku anak adopsi, orang tuaku sudah meninggal, kami berbeda karena memiliki orang tua berbeda"

ucapan Ara membuat seisi kantin terdiam, senyuman Nizar menghilang seketika.

"Ara, diam"

Marah Mia, dia tau Ara sangat sensitif tentang ini, ia menghajar siswa pria hingga koma karena dia menghina Ara dengan mengatakan kalau dia anak pungut.

"he he he, kak Mia jangan marah, ayo pulang"

Ara memeluk lengan Mia dengan tawa renyah, tapi bisa di lihat kalau matanya terlihat berkaca kaca.

Mia hanya menurut saat ia di tarik pergi oleh Ara, bahkan mereka belum menyentuh makanan apapun siang ini, seharusnya dia pulang saja saat Ara mengajaknya pulang, tapi dia malah mengajak adiknya itu kembali untuk bertemu siswa siswi lain agar bisa mendapatkan beberapa teman.

Nizar terduduk dengan wajah syok, ia sangat jelas melihat mata Ara yang terlihat menahan tangis saat menyebut orang tuanya, Nizar menelan ludah kasar.

"apa aku yang salah tadi?"

Tanyanya dan menatap satu persatu temannya.

"kamu tidak pernah salah"

Herry menepuk bahu Nizar untuk menenangkannya, dia juga tidak senang dengan perkataan kasar gadis itu, Nizar hanya mencoba membalas rasa kesalnya.

"ia, dia yang duluan tidak sopan"

Davin menyetujui perkataan Nizar, setelah mengatakan itu semua terdiam.

'memang gadis itu yang tidak sopan, tapi kenapa rasa bersalah ini harus ada'

Nizar mengacak rambutnya kesal.

"ayo makan"

Ian mencairkan suasana dengan suara dinginnya, sedangkan Ansen hanya diam, dia tidak tertarik dengan masalah ini, apa lagi itu menyangkut wanita, dia juga tidak peduli dengan kata kata gadis yang bernama Ara, karena dia tidak merasa melakukan apa yang gadis itu tuduhkan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!