NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Shela

Mengejar Cinta Shela

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Azra_21

Shela... Seorang gadis yang terpaksa menikah dengan laki-laki yang belum ia kenal demi mendapatkan uang dari ibu laki-laki itu untuk biaya operasi adik satu satunya. Bagaimana kisah mereka selanjutnya, akahkah dia mendapatkan cinta Zevan yang sama sekali tidak mencintainya atau dia harus pergi dan mengakhiri pernikahannya dengan Zevan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azra_21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11. Membahagiakanmu

Setelah sekitar dua jam perjalanan, mobil yang dikendarai Zevan berhenti disebuah rumah sakit. Hari sudah gelap. Setelah Zevan memarkirkan mobilnya, Shela buru-buru keluar dan berlari masuk kedalam rumah sakit. Zevan segera menyusul Shela.

"Suster, saya mau tanya pasien bernama Reyhan ada diruangan mana ya?" tanya Shela pada perawat yang sedang berjaga. Perawat itu memeriksa catatan data pasien.

"Ada dikamar No.17 dari sini lurus aja nanti belok kanan" suster menunjuk kearah lorong rumah sakit.

"Terimakasih suster" Shela mengikuti petunjuk suster, dari kejauhan terlihat bibi sedang duduk dikursi tunggu didepan ruangan.

"Bibi" Shela menghambur memeluk bibi Diana. "Bi gimana keadaan Reyhan?" menggoyangkan bahu bibi untuk segera memberi penjelasan tentang keadaan Reyhan.

"Kata dokter keadaannya sudah stabil, setelah dipindahkan ke ruang rawat dokter kembali memeriksanya. Kita tunggu dokter selesai memeriksa sebentar lagi" bibi mengelus kepala gadis itu untuk menguatkan. Zevan hanya berdiri mendengarkan penjelasan bibi Diana.

Tak berselang lama dokter keluar dari ruang rawat Reyhan. Shela berlari kearah dokter untuk minta penjelasan.

"Dokter, gimana keadaan adik saya?"

"Keadaan pasien sudah lebih baik, kami sudah memasang cairan infus, dan memberinya suntikan sekarang pasien sedang istirahat".

"Apa yang menyebabkan dia pingsan Dok?" tanya Shela

"Pasien mengalami gangguan keseimbangan cairan. Itu biasa terjadi pada pasien yang pernah mengalami operasi dibagian kepala" Dokter menjelaskan "Kami akan memantau keseimbangan cairan pasien secara ketat, untuk memastikan bahwa pasien menerima cairan dalam jumlah yang tepat"

"Terimakasih penjelasannya Dok. Boleh saya masuk ke dalam?"

"Silahkan, tapi jangan mengganggu istirahatnya". Jelas dokter

"Baik dok"

Dokter dan perawat pergi meninggalkan ruang rawat Reyhan. Shela menatap Zevan dan bibi bergantian.

"Masuklah, aku akan menunggu disini" ucap Zevan. Shela mengangguk dan memasuki ruang rawat. Terlihat wajah pucat Reyhan. Dia menyentuh tangan adiknya.

"Maafin kakak yang gak bisa ngerawat kamu Rey" Lama Shela menggenggam tangan adiknya. Rasa bersalah menghinggapi perasaannya. Sebelum ibunya meninggal, Ibunya selalu berpesan pada kakak beradik itu untuk saling menyayangi, dan saling melindungi. Saat Reyhan kecelakaan beberapa bulan yang lalu Shela yang selalu merawat adiknya, sampai keadaannya benar-benar pulih. Setelah memastikan adiknya benar-benar pulih, baru lah Shela menerima lamaran dari mama Hany yang telah membiayai operasi Reyhan.

Setelah cukup lama didalam kamar Reyhan, Shela keluar menemui Zevan dan bibi Diana yang sedang menunggu diluar.

"Bi, sebaiknya bibi pulang aja biar Shela yang jaga Reyhan".

"Apa kamu baik-baik aja kalau bibi pulang" bibi terlihat khawatir meninggalkan Shela, karena melihat Shela banyak menangis dari tadi

"Bibi pulang aja, biar Zevan yang menemani Shela"

"Ya sudah bibi pulang, tapi kalau ada apa-apa cepat kabari bibi" pinta bibi

"Iya bi, pasti Shela kabari".

Akhirnya tinggal lah Shela dan Zevan berdua didepan ruang rawat Reyhan.

"Shela sebenarnya apa yang terjadi pada Reyhan? sampai harus di operasi dibagian kepalanya"

"Beberapa bulan yang lalu dia kecelakaan saat pulang sekolah, saat menyebrang jalan sebuah mobil menabraknya hingga dia terpental dan kepalanya membentur aspal cukup keras" Shela menceritakan kejadian itu dengan air mata yang terus mengalir. "Saat itu dokter menyarankan untuk segera dioperasi karena ada pembekuan darah dikepala akibat benturan keras".

"Apa itu yang membuatmu menerima uang dari mama, dan mama memaksamu untuk menikah denganku karena telah membantu biaya operasi Reyhan?" Zevan memegang kedua pundak Shela dan mendekatkan wajahnya untuk meminta jawaban. Shela makin menangis mendengar pertanyaan Zevan dan terus menundukkan kepalanya. Dengan diamnya Shela membuat Zevan semakin yakin dengan dugaannya. Zevan melepaskan tangannya dari pundak Shela, tak ingin membuat gadis itu semakin ketakutan.

"Aku keluar sebentar membeli makanan, kamu belum makan apapun sejak tadi" Mereka belum makan malam, karena sepulang kerja mereka langsung berangkat ke rumah sakit. Zevan pergi meninggalkan Shela, sebelum membeli makanan Zevan menemui dokter jaga.

"Dokter, saya minta pasien bernama Reyhan yang dirawat dikamar no.17 segera pindahkan ke ruang VVIP. Saya yang akan menanggung semua biayanya"

"Baik pak, tapi ada beberapa berkas yang harus bapak tandatangani" Setelah melakukan prosedur sesuai peraturan rumah sakit, dan menandatangani surat penanggung jawab atas biaya perawatan pasien. Zevan segera keluar membeli makanan.

Shela yang sedang duduk disamping ranjang Reyhan, terheran tiba-tiba ada dokter dan perawat yang mengatakan akan memindahkan Reyhan keruang VVIP.

"Kenapa dipindah dok? Saya gak sanggup bayar kamar VVIP" Jujur Shela pada dokter dan perawat itu.

"Seluruh biaya rumah sakit sudah ditanggung oleh pak Zevan, beliau yang meminta kami untuk memindahkan pasien ke kamar VVIP" perawat menjelaskan. Akhirnya Shela menuruti untuk memindahkan Reyhan.

Shela terkagum dengan ruang perawatan yang baru untuk Reyhan, bukan seperti ruang rawat yang seperti dia lihat biasanya. Lebih seperti kamar hotel, yang membedakan hanya ranjang pasien di tengah ruangan.

Setelah perawat keluar, Shela merebahkan tubuhnya ke sofa. Reyhan masih tertidur mungkin efek dari obat yang diberikan dokter. Tak lama Zevan masuk membawa beberapa kantong plastik berisi makanan.

"Makan dulu, nanti kamu sakit kalau gak makan" Zevan membuka sterofoam berisi nasi ayam geprek yang ia beli diseberang rumah sakit. Dia menyodorkan pada Shela.

"Aku gak lapar" Shela mengabaikan makanan di depannya.

"Kalau gak mau makan, aku akan menyuapi mu" ancam Zevan. Akhirnya Shela mengalah, daripada harus disuapi Zevan pikirnya. Dengan terpaksa dia menelan makanannya.

"Aku udah kenyang" Shela meletakkan wadah yang masih tersisa separuh ke meja.

"Ini minumnya" Zevan memberi sebotol air mineral pada Shela. Setelah keduanya selesai makan, Shela ingin mengatakan sesuatu pada Zevan.

"Terimakasih sudah menanggung semua biaya rumah sakit, seharusnya kamu gak perlu memindahkan Reyhan ke ruangan ini, ruangan biasa juga cukup yang penting obat dan perawatannya tepat".

"Anggap saja itu permintaan maafku, karena selama ini aku sudah berprasangka buruk padamu".

"Tidak perlu meminta maaf. Jika aku tidak menerima tawaran mama mungkin keadaannya tidak akan sesulit sekarang"

"Sstttt" Zevan menempelkan telunjuknya dibibir Shela. Membuat Shela terdiam dengan jantung yang berdegup.

"Jangan berisik, suaramu bisa menggangu istirahat pasien" Zevan menunjuk Reyhan yang tengah tertidur pulas.

"Sudah hampir larut sebaiknya kamu pulang, besok kamu harus ke kantor" Shela tidak mau merepotkan Zevan jika dia harus ikut menginap di rumah sakit.

"Aku akan menginap disini menemanimu" ucapan Zevan tak bisa dibantah lagi.

"Bagaimana dengan pekerjaanmu? Tanya Shela

"Ada Dimas yang akan mengurus semuanya". Zevan bersikeras untuk tetap di rumah sakit. Akhirnya Shela membiarkan Zevan ikut menginap.

Pagi hari Shela terbangun, mengerjapkan matanya menyadari dia sedang berada dirumah sakit. "Dimana Zevan? Mungkin pagi-pagi sekali dia sudah pulang karena harus ke perusahaan" Gumamnya. Tak lama Zevan muncul dari balik pintu membawa beberapa kantong makanan di tangannya.

"Ini aku belikan bubur" Zevan menyerahkan kantong yang ia bawa.

"Terimakasih, aku udah banyak ngerepotin kamu"

"Jangan sungkan" Zevan ikut duduk di sofa. Kedua nya menikmati sarapan bubur ayam yang dibeli Zevan.

Di ranjang pasien terlihat Reyhan terbangun dari tidurnya. Shela segera mendekati ranjang Reyhan. Zevan hanya memperhatikan dari sofa.

"Rey, kamu udah bangun?" tanya Shela sambil mengelus tangan adiknya.

"Kak, aku dimana?" Reyhan bingung menatap sekeliling

"Kamu masih dirumah sakit dek, apa kamu lupa kemarin kamu pingsan". Shela menjawab kebingungan adiknya.

"Rumah sakit kok ruangannya bagus banget kak?" Tanya Reyhan lagi karena seingatnya sebelum dokter memberinya obat dia berada diruang perawatan biasa.

"Kak Zevan yang minta supaya kamu dirawat diruangan ini" Shela menunjuk Zevan yang duduk bersandar di sofa sambil memperhatikan obrolan kakak beradik itu. Reyhan menoleh kearah Zevan yang tersenyum padanya.

"Kak Zevan makasih ya udah kasih yang terbaik buat aku, aku pasti semangat buat sembuh" Reyhan sangat berterimakasih atas kebaikan kakak iparnya. Zevan bangkit dari sofa mendekati ranjang Reyhan yang bersebrangan dengan Shela.

"Ya kamu memang harus segera sembuh, apa kamu mau melihat kakakmu terus menangis sepanjang hari". Ucap Zevan mengingat kepanikan Shela saat mendengar adiknya pingsan.

"Kakak jangan khawatir, aku baik-baik aja kak, mungkin hanya kelelahan karena banyak kegiatan disekolah menjelang kelulusan".

"Bagaimana bisa kakak gak khawatir? kakak sangat menyayangimu Rey, takut terjadi sesuatu padamu" Shela meluapkan unek-uneknya.

"Maaf udah buat kakak khawatir" terlihat raut sedih Reyhan melihat kekhawatiran kakaknya.

"Janji harus jaga kesehatan, jangan terlambat makan, jangan terlalu kecapean. Itu bahaya buat kamu yang pernah menjalani operasi Rey" Shela sudah seperti ibu yang sedang memarahi anaknya.

"Iya kak" Reyhan mengangguk mendengar nasehat panjang kakaknya. Kemudian beralih menatap kakak iparnya. "Kak Zevan, tolong jaga kak Shela ya, Kak Shela sudah banyak berjuang buat aku, aku ingin Kak Shela selalu bahagia" Reyhan menatap Zevan penuh harap. Shela terkejut mendengar permintaan adiknya.

"Fokuslah pada kesembuhan mu Rey, Kakak pasti bahagia" berusaha meyakinkan adiknya kalau dia benar bahagia sesuai harapan adiknya. Tapi air matanya tidak bisa diajak bekerjasama, air bening itu terus mengalir di pipi mulusnya.

"Kak Zevan janji akan membahagiakan kak Shela".

Deg....

.

.

.

.

Bersambung

1
Aying
lanjut min seru ceritanya
iqbal nasution
abis cerai kawin lagi..
Hanisah Nisa
lanjut
Mar lina
Marlina
mampir
thor
iqbal nasution
viona
Drezzlle
suka kak ceritanya
𝓐𝓩𝓡𝓐: makasih 😊
total 1 replies
Drezzlle
emang kejam dia
Drezzlle
Udah di bikinin sarapan, nggak terimakasih. noh banyak yang pagi2 nggak dibikinin apa2 sama istrinya
Drezzlle
aku mampir nih kak
Drezzlle
hih, Zevan gitu amat
iqbal nasution
lanjut
Theodora
Pake nanya lagi😒
iqbal nasution
yes
Siska
lama² jadi pasangan somplak 🤣
iqbal nasution
semangat
Theodora
Gak adegan yg mesra bgt tapi aku senyum2 lihat Shela dan Zevan di chapter ini😆 penulisannya oke bgt ringan buat dibaca, cuma aku perhatiin beberapa kali tanda kutip dua ada yg ketinggalan pas bagian percakapannya.
𝓐𝓩𝓡𝓐: semangat 😘
Theodora: Wihh sama dong aku jg. Kita sama2 belajar kak😁
total 3 replies
Theodora
Ciee cemburu🤭
iqbal nasution
g0
Siska
👍🏻
iqbal nasution
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!