Di Talak Setelah Ijab Kabul

“Eh setan! Nasihat istri alay Lo ini! Gaya nya sok-sokan begini. Kalo nggak mau disentuh ya udah nggak usah di bawa. Belanja online saja!’’ ucap Dea bersedekap dada.

“Kau!’’ Monica menuding Dea, langsung di tepis wanita itu.

“Jangan sentuh wajahku dengan tangan bervirus mu itu! Hei pria durjana!, bawa istri Lo dari sini.’’ Dea lama-lama naik darah juga melihat wajah Monica ini.

Dengan wajah dinginnya, Abiyu menyeret pelan tangan Monica. Wanita itu mau berontak, tapi melihat wajah dingin Abiyu, dia menurut saja.

.

Di mobil hanya keheningan yang dirasa. Monica agak kesal juga karena mau membalas Dea yang menurutnya kurang ajar itu, tapi Abiyu malah membawanya pulang.

“Kamu kok nggak belain aku sih Biy?’’ Ucap Monica tanpa menoleh.

“Nanti kita bahas lagi. Kamu nggak lihat wajah Tiara ketakutan!’’ jawabnya masih dingin.

Ini yang Abiyu tidak suka dari Monica. Wanita ini terlampau arogan dan suka maksa. Abiyu sebenarnya sedang kerja saat Monica mendatanginya di Hotel. Wanita itu akan selalu membawa anaknya supaya Abiyu tak bisa menolak ke inginan nya. Monica tau jika Abiyu begitu menyayangi anaknya dan menjaga amanah mendiang suaminya.

Dengan membawa anaknya saat meminta di teman baik makan di luar atau belanja, pastilah Abiyu akan menyetujui karena tidak enak pada Tiara.

Monica dan suaminya adalah teman SMA nya. Mereka akrab sudah seperti saudara. Monica sebenarnya sejak lama memendam perasaan pada Abiyu, tapi mendengar pria ini sudah ada cinta yang di tunggu, jadilah Monica memendam saja dan berusaha move on. Tepat juga saat itu, Denis menembak nya hingga mereka menikah dan punya anak. Tapi takdir memisahkan mereka, Denis mengidap kanker otak. Sesaat sebelum meninggal, suaminya Monica sempat berpesan pada Abiyu untuk menjaga anak nya. Abi tentu langsung menyetujui nya, berharap bisa menyenangkan sang sahabat di akhir hidupnya. Lagi pula Dia tulus menyayangi gadis kecil itu. Monica juga merasa tuhan seolah mau menyatukan nya pada cinta pertama nya ini. Sehingga kesempatan ini tidak di sia-siakannya.

.

Sampai di rumah, Monica turun dari mobil di susul Abiyu yang menggendong Tiara.

“Tiara sama Mbak suster dulu ya. Oom mau ngobrol sama mama sebentar.’’ ucap Abiyu mengelus punggung Tiara.

“Iya om.’’ balas gadis itu, Menggandeng tangan baby sitter lalu masuk rumah.

Keadaan kembali canggung. Monica juga mau bicara dulu tapi ragu saat melihat wajah dingin Abiyu. Dari dulu pria ini memang bersikap dingin pada nya.

“Em, duduk dulu Biy, aku bikinin minum sebentar.’’ ucap Monica agak canggung.

“Nggak perlu, aku nggak lama karena masih banyak kerjaan yang tertunda. Aku minta kamu jangan lagi ke Hotel, Aku akan kesini setiap Minggu menemui Tiara’’ Abiyu berkata tegas. Ketika Monica akan menyela, Abi langsung pergi dan masuk mobil, lalu meninggalkan kediaman Monica.

Monica kesal bukan main saat ini karena Abiyu langsung pergi dan kini malah melarangnya untuk menemuinya di Hotel. Padahal Monica sudah melakukan segala cara agar anaknya bisa akrab dengan Abiyu. Hanya anaknya yang bisa dekat dengan pria itu, sehingga ini menjadi kesempatan untuknya kembali dekat dengan pria itu. Berharap Abiyu akan iba dengan statusnya.

“Aku akan lakukan apapun untuk bersama mu biy!’’ batin nya sambil mengepalkan erat tangannya.

.

...🩵🩵🩵🩵...

.

Dea masih saja menggerutu kesal, padahal Monica dan Abiyu sudah sedari tadi pergi. Dea tidak habis fikir, kenapa ada wanita seperti Monica. Memang anak sangat sensitif kulitnya, tapi bukan marah-marah seperti itu juga. Menurutnya wanita itu terlalu berlebihan dan sangat sombong. Bukan itu saja yang membuat Dea kesal, ternyata Abiyu juga sudah ada istri dan anak tapi bisa-bisanya pria itu bersikap ganjen padanya.

“Bagaimana perjodohan mu dengan Suroto Mbak, kapan menikah?’’ tanya Liza. Dia membawa dua cup es cappucino.

“Nggak tau’’ Dea mengedikkan bahu acuh, sambil sibuk memainkan ponselnya. pelanggan juga sudah mulai sepi saat sore.

“Loh, sampeyan ini bagaimana toh Mbak. Masa sudah bertunangan malah nggak tau?’’ Liza agak heran juga memang sepupu tapi tak terlalu dekat.

“Kau mau satu rahasia? tapi awas kalo mulut mu itu bocor!’’ ucap Dea memberi peringatan.

“Apa?’’ tanyanya penasaran.

“Aku ini cuma alasan saja memberi syarat ke Jakarta karena menunggu nya selesai kuliah, aku memang mau menghindari perjodohan gila ini. Sekarang saja nomer ponselnya sudah ku blokir.’’ beritahu Dea panjang lebar.

“Wah, parah sampeyan Mbak. Itu Suroto bisa gila. Emang sampeyan Ndak takut toh Ndoro Ajeng mengamuk? Kalo aku mah takut sekali.’’ Liza terkejut akan keberanian sepupunya ini.

“Kamu mah gitu, pengecut. Kita ini wanita modern Za. Sama orang tua harus tetap hormat dan patuh, tapi terkadang kita harus egois demi cita-cita dan kebahagiaan. Orang tua memang ingin yang terbaik untuk anaknya, tapi tak semua pilihan nya itu bisa membuat anak bahagia. Apa lagi punya suami modelan biang keringat Suroto itu, ampun dah, belum lagi si Ndoro Ndoro itu. Nggak dulu deh’’ ucap Dea dengan gaya sok kern nya.

“Wih, kern we Mbak. Kalo di pikir-pikir benar juga yang sampeyan bilang itu. Jadi gimana jika keluarga Juragan Sunoto mengamuk Mbak?’' balas Liza yang khawatir juga dengan keselamatan sepupunya ini.

“Itu di pikirkan nanti saja. Siapa tau nanti ada pangeran yang menyelamatkan aku’’ ucap Dea santai.

“Iya ya. Mungkin saja opa yang bersama dengan wanita arogan tadi itu. Boleh juga tampang nya.’’ Liza malah teringat Abiyu membuat Dea menatapnya tajam.

“Eh nggak-nggak. Sengaja!’’ Liza langsung menaiki tangga naik lantai dua.

“Sialan Liza! Awas Lo ya’’ Dea memekik kesal.

Dea beranjak, mengemasi plastik bekas packing tadi lalu memasukkan kedalam tong sampah. Dia menutup pintu Toko, karena malam ini akan menginap di rumah mama angkatnya. Dea mengirim chat pada Liza, mengajak ya menginap juga.

Tak lama taxi yang di pesan sudah tiba. Kedua wanita itu langsung masuk ke mobil.

“Alamat biasa Mbak?’’ tanya supir yang memang langganan Dea.

“Iya pak.’’ jawabnya.

Nyonya rumah itu punya anak tampan Lo Mbak, apa Mbak ini tunangan nya?’’ tanya pak supir agak kepo juga.

“Ya nggak lah pak, mana sama saya yang hanya orang ndeso ini. Bapak kocak deh.’' Dea terkikik geli mendengarnya.

.

Mereka tiba di depan rumah Keluarga Mahendra. Terlihat mobil Lamborghini terparkir di halaman.

“Wah, kern buanget ini mobilnya. Belum pernah lewat di desa kita. Kapan Yo punya suami yang ada mobil model begini?’’ ucap Liza udik sekali.

.

.

“Pantas saja Dia selalu mengacuhkan ku ternyata pujaannya adalah orang itu!’’