NovelToon NovelToon
Cursed Cancer

Cursed Cancer

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: lizbethsusanti

Baron sudah muak dan mual menjadi asisten ayah kandungnya sendiri yang seorang psikopat. Baron berhasil menjatuhkan ayahnya di sebuah tebing dan berhasil melarikan diri. Di tengah jalan Baron tertabrak mobil dan bangun di rumah baru yang bersih dan wangi. Baron mendapatkan nama keluarga baru. Dari Baron Lewis menjadi Baron Smith. Sepuluh tahun kemudian, Baron yang sudah menjadi mahasiswa hukum kembali dihadapkan dengan kasus pembunuhan berantai yg dulu sering dilakukan oleh ayah kandungnya. Membunuh gadis-gadis berzodiak Cancer. Benarkah pelaku pembunuhan berantai itu adalah ayah kandungnya Baron? Sementara itu Jenar Ayu tengah kalang kabut mencari pembunuh putrinya yang bernama Kalia dan putri Jenar Ayu yang satunya lagi yang bernama Kama, nekat bertindak sendiri mencari siapa pembunuh saudari kembarnya. Lalu apa yang terjadi kala Baron dipertemukan dengan si kembar cantik itu, Kama dan Kalia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hati Berdesir

Angan Baron melayang ke masa lalu. Di saat dia mendorong papa kandungnya hingga jatuh dari tepi tebing. Baron kemudian tertabrak mobil dan terbangun di rumah yang bersih juga wangi. Baron koma setelah dia tertabrak mobil. Koma selama tiga bulan dan dia berada di Indonesia saat itu. Dia tinggal di Indonesia selama lima tahun lalu ayah angkatnya membawanya ke Paris dan di sinilah dia sekarang ini.

Seharusnya dia sudah mati, kan? Dan ini di Paris bukan di Amerika. Dia seharusnya ada di Amerika dan sudah mati di sana. Tapi, kenapa ada kasus yang mirip sekali, memburu zodiak cancer. Apakah dia yang melakukannya? Tapi, kali ini pelakunya hanya memotong jari jemari korban lalu memberi tanda stempel di kening korbannya. Batin Baron sambil terus melihat ke bawah, ke halaman belakang kampus yang penuh dengan orang di jam pergantian mata kuliah.

"Aku hanya ingin menjadikannya pacar sementara" Gumam Baron.

"Kenapa begitu?" Suara Nathan yang muncul mendadak itu membuat Baron terkejut sontak menyemburkan, "F*CK!" Dan hampir menjatuhkan ponselnya.

Nathan langsung nyengir kuda.

Baron berhasil menangkap ponselnya dan langsung menghunus tatapan tajamnya ke Nathan.

Nathan memperlebar cengirannya lalu muncul lah suara Radit,"Iya, kenapa hanya sementara?"

Baron menarik napas lalu menghembuskannya kasar di depan Radit. Karena aku ingin membantunya menemukan pembunuh saudari kembarnya dan karena aku mencurigai ayah kandungku sendiri yang sudah membunuh saudari kembarnya Kama. Ya, meskipun metode pembunuhannya kali ini beda. Korbannya tidak dimutilasi, tetapi kebenciannya pada zodiak cancer sama persis dengan ayah kandungku. Tentu saja Baron hanya berani menyuarakan semua kata itu di dalam hatinya.

Radit menepuk bahu Baron, "Hei! Kenapa malah melamun?"

Baron tersentak kaget dan spontan menyemburkan kata, "Karena aku tidak pantas untuknya,"

"Kenapa tidak pantas?" Kerutan di kening Radit terbentuk sempurna di jidat sempitnya.

"Iya, kenapa? Kamu itu sangat tampan, keren, badan kamu bagus, kamu juga kaya raya"

Baron hanya menghela meraup kasar wajah tampannya. Kalau boleh jujur dia sebenarnya malas menanggapi keceriwisan teman-temannya.

"Apa alasannya? kenapa harus, emm, maksudku kamu ingin jadikan cewek cantik itu pacar sementara kamu?" Tanya Nathan kemudian.

"Nah, itu juga yang mau aku tanyakan" Sahut Radit sambil mengunyah gigitan pizza.

Baron merapatkan bibirnya Karena kesal dan akhirnya mengeluarkan suara agar keceriwisan teman-temannya terbungkam, "Karena aku harus selalu ada di samping dia dan harus selalu tahu kabarnya. Kalau nggak pacaran, kan, repot. Bisa-bisa aku dipenjara seharian karena dituduh stalker"

"Kenapa harus?" Nathan manggut-manggut dan Radit langsung menyahut, "Kenapa kamu ingin selalu ada di sampingnya kalau kamu hanya ingin menjadikannya pacar sementara kamu?"

Baron merapatkan bibirnya lalu meraup wajah tampannya sembari menghela napas panjang.

"Kenapa diam?" Tanya Nathan.

"Oh Gosh!" Baron memutar bola matanya jengah, lalu dia menepuk pundak Nathan, "Hentikan keceriwisan kalian sampai di sini! Aku pusing dengar keceriwisan kalian, oke?!"

Nathan masih belum puas karena pertanyaannya belum terjawab semuanya, "Tapi, itu........"

Baron meremas pelan pundak Nathan, "Aku mau pakai motor sport kamu dan kamu boleh pakai mobilku"

Nathan mendelik kaget, "Kenapa? Kamu mau ke mana?"

"Iya, mau pergi kenapa nggak ngajak kita?" Ucap Radit sambil memasukkan potongan terkahir pizza ke mulutnya.

"Aku mau mengejar Kama. Aku lihat ia pakai mobil. Kalau aku mengikutinya pakai mobil bisa ketinggalan jauh"

"Ooooo, mau ngejar gebetan kamu yang cantik itu? Okelah, nih kunci motorku" Nathan melemparkan kunci itu ke Baron dan Baron bisa menangkap kunci itu dengan sigap.

Nathan tersenyum lebar dan menepuk pundak Baron, "Aku dukung seribu persen kamu ngejar cewek cantik itu, tapi kalau udah jadian jangan lupa traktir aku sama Radit, lalu jangan lupa kenalin cewek itu ke kita"

"Hu um" Sahut Radit dengan mulut yang masih sibuk mengunyah.

Baron merapatkan bibirnya lalu menepuk kedua bahu temannya dan tanpa mengucapkan sepatah kata pun dia melangkah pergi sambil memasukkan kunci motor sportnya Nathan ke saku belakang celana jinsnya.

Nathan dan Radit memutar badan secara bersamaan dan hanya bisa melongo menatap punggung Baron yang menjauh.

Sementara itu di parkiran mobil tepat di mana mobil sedan merahnya Kama terparkir sempurna di bawah pohon rindang, tiga orang cewek tengah nyengir kuda. Salah satu dari ketiga cewek itu menendang ban mobilnya Kama sambil berkata, "Rasain! Itulah imbalannya jadi cewek murahan. Berani menggoda Baron, cih!" Cewek itu bernama Sofie dan Sofie adalah keponakan dari ayah angkatnya Baron. Sofie mencintai Baron sejak dia masih berumur lima belas tahun. Namun, cintanya selalu ditolak oleh Baron.

"Itu juga balasan dia karena selingkuh dari Bernard" Sahut cewek yang bernama Rose. Rose mencintai Bernard sejak lama. Namun, Bernard justru nembak Kalia yang memakai identitasnya Kama, alih-alih menerima pernyataan cintanya Rose.

Rose menendang spion mobilnya Kama sambil menggeram, "Ups sory, spion kamu rusak tuh"

Dua cewek yang lain sontak terkikik puas.

"Dia juga menggoda Adam" Sahut cewek yang bernama Julia. Adam yang disebut oleh Julia adalah sahabat pertamanya mendiang Kalia saat pertama kali Kalia memakai statusnya Kama untuk berkuliah di kampus S. Adam pemuda yang memiliki wajah teduh, bulat telur, dan berkacamata.

Julia, Rose, dan Sofie, mereka bertiga adalah putri para konglomerat Indonesia yang berkuliah di Paris. Ketiga cewek itu kemudian terkikik secara bersamaan lalu pergi meninggalkan mobilnya Kama yang sudah mereka buat kempes ban depan sisi kanannya.

Kama menoleh kaget saat tangannya ditarik oleh seorang cewek dan dia semakin mengerutkan kening saat cewek itu menyerangnya dengan tanya, "Kenapa kamu duduk di depan tadi? Kenapa kamu mengabaikan aku? Aku selama ini mengkhawatirkan kamu, Mama. Kamu ke mana aja selama ini? Di apartemen nggak ada, nggak masuk kuliah, dan terakhir kamu terlihat di klub malam yang biasanya kamu nyanyi"

Buset! Cewek ini seperti AC yang bocor freonnya, nyerocos tanpa henti. Batin Kama.

Saat cewek yang menarik tangannya melipat tangan di depan dada, Kama mengerutkan kening dan hanya berani bertanya di dalam hatinya, dia ini siapa? Kalau aku nanya langsung dia siapa, dia pasti kaget karena sepertinya dia sama Kalia dekat. Tapi, kalau aku tidak tahu namanya dan tidak tahu ada hubungan apa dia sama Kalia saat Kalia memakai nama dan identitasku, aku, kan, nggak bisa merespons pertanyaannya yang banyak banget tadi dengan baik dan benar.

"Kenapa diam? Kamu sehat, kan, Ma? Kamu waras, kan?" Tanya cewek itu sambil memegangi kedua bahunya Kama.

Kama menegang dan refleks melangkah mundur karena sosok di depannya masih asing baginya.

"Mama? Kamu kenapa?" Tanya cewek itu dengan wajah penuh dengan kekhawatiran.

"Kita ini duo Parkisuh. Paris Kang Kisruh. Kaka dan Mama. Tapi kenapa kamu sepertinya takut sama aku dan tidak kenal sama aku?"

"Cantika!" Suara bas yang dalam membuat Kama menoleh ke belakang.

Kepala Kama kemudian bergerak pelan mengikuti langkah cowok berkacamata.

Dia tampan banget dan dia tipe aku banget. Rapi dan memakai kacamata. Aku suka cowok berkacamata dan rapi seperti ini. Batin Kama dengan senyum terulas tanpa dia sadari dan pandangan matanya menatap kagum cowok yang berdiri di antara dirinya dan cewek yang super ceriwis itu dan pada akhirnya Kama ketahui Cantika adalah nama cewek super ceriwis itu.

"Jangan membuat Kama ketakutan!"

Dan siapa nama cowok tampan berkacamata ini? Batin Kama sambil menatap kagum punggung tegap cowok itu.

"Siapa yang buat Mamaku ketakutan? Aku hanya nanya kenapa dia sepertinya tidak mengenaliku dan.........."

Cowok itu memilih memutar badan ke Kama alih-alih menjawab pertanyaan cewek yang bernama Cantika itu. Kama sontak mengerjap kaget saat cowok itu menepuk pelan pundak kanannya, "Kamu baik-baik saja, kan, Kam?"

Alih-alih menjawab pertanyaan cowok itu, Kama justru menatap intens cowok itu dan bibirnya sedikit terbuka. Dia benar-benar terpukau akan pesona cowok itu.

"Adam!" Cewek yang bernama Cantika menarik pundak cowok itu.

Ah, namanya Adam. Thank you Cantika. Batin Kama dengan senyum lebar.

"Aku senang kamu bisa tersenyum lebar seperti itu lagi, Kama" Ucap cowok tampan berkacamata itu.

Kama mengerjap kaget lalu menghapus senyumannya sambil menepis tangan cowok itu dari pundaknya dan berdeham untuk mengurai kecanggungannya mendapatkan pujian dari cowok yang bernama Adam itu. Cowok tipe idealnya Kama.

Cantika berdiri di samping Adam dan menatap intens Kama, "Kamu beneran baik-baik saja, kan, Mama?"

Kama langsung menyemburkan, "Aku baik-baik saja"

"Lalu, ke mana kamu selama ini?" Tanya Cantika.

Kama menatap cowok yang bernama Adam dan cowok itu tersenyum lembut ke Kama, "Kalau kamu tidak mau mengatakan kamu ke mana selama ini, kami paham kok. Aku dan Cantika ini sahabat terbaik kamu dan kami selalu memahami kamu, Kama"

"Ah, itu, emm, aku hanya kangen sama nenek aku dan aku pulang ke kampung halaman nenekku. Aku lelah belajar terus" Kama tersenyum ke Adam lalu ke Cantika.

"Syukurlah" Cantika langsung memeluk Kama dan Kama melirik Adam, cowok itu tersenyum manis dan senyum manis cowok itu membuat hati Kama berdesir hebat.

Matahari sore baru saja merosot, meninggalkan semburat jingga di langit Paris yang mulai sesak. Kama, dengan mobil sedan matic kesayangannya, meliuk-liuk di antara kemacetan jalan protokol dan berharap bisa tiba di rumah sebelum gelap sepenuhnya. Pikiran Kama sudah melayang ke bantal empuk dan secangkir teh hangat plus kue almond cokelat buatan Mama setelah seharian dihajar materi yang tidak pernah dia dapatkan selama berbulan-bulan karena Kalia menggantikan perannya.

Tiba-tiba, suara knalpot bising memecah lamunanku. Sebuah motor sport hitam legam menyalip Kama dari kiri dengan kecepatan mengerikan, hampir menyenggol spion. Jantung Kama berdebar kencang. "Gila!" umpat Kama, refleks mencengkeram stang lebih erat.

Tapi anehnya, motor itu tidak melaju jauh. Justru dia mengurangi kecepatan, seolah menunggu. Saat mobil Kama sejajar dengannya, Kama melirik dari dalam mobilnya. Di balik helm full-face hitamnya, Kama bisa menangkap sorot mata yang tajam dan hidung mancung yang menyembul. Tampan, harus Kama akui. Sangat tampan. Tapi ketampanannya tidak mengurangi kekesalan Kama karena dia sudah lancang hampir menyenggol spion mobil kesayangannya Kama.

Kama kembali tancap gas, lagi-lagi cowok dengan motor sport hitam itu menyalip Kama dengan gaya ugal-ugalan, lalu kembali melambat. Begitu terus selama beberapa kilometer. Seolah dia sedang bermain-main, atau... mengejarku? Pikir Kama. Perasaan aneh menyergap Kama. Antara kesal, takut, dan sedikit rasa penasaran yang tak bisa dijelaskan.

Ketika mereka berdua berhenti di lampu merah yang kedua, dia membuka sedikit visor helmnya. Senyum tipis terukir di bibirnya.

Kama melotot dari dalam mobil. Kama mengarahkan pandangannya ke depan dengan gerutuan di dalam hatinya, Dia cowok yang sepanjang hari membuatku kesal selama di kampus dan sekarang kenapa dia ugal-ugalan begini! Mau cari masalah?!

Saat mereka berhenti di lampu merah yang ketiga, Pemuda itu mengetuk kaca mobilnya Kama dan Kama sontak membuka kaca mobil lalu berteriak dengan penuh amarah, "Mau apa, hah?!"

Kama mengerutkan keningnya, cowok itu terkekeh, lalu menunjuk ke arah ban mobil dan memberi kode agar aku menepikan mobilku?

"Ban kamu kempes dan spion kamu hampir copot. Aku cuma mau kasih tahu."

Mata Kama membulat. Perempuan cantik itu bergegas meminggirkan mobilnya setelah mobilnya melaju melewati lampu hijau. Setelah mematikan mesin mobil, Kama segera keluar dari dalam mobil untuk mengecek ban mobil sebelah kiri dan benar saja, ban mobil Kama kempes, spion Kama juga terlihat longgar dan sedikit miring hampir lepas.

Aku terlalu sibuk menghindari kemacetan sampai tidak menyadarinya. Batin Kama dengan wajah penuh tanya bercampur kesal den kaget.

Wajah Kama seketika memerah karena malu. Selama ini aku berpikir dia mengejarku dengan niat tidak baik atau sekadar iseng, ternyata dia hanya ingin memberitahu bahwa spion dan ban mobilku bermasalah.

"Oh... Maaf," gumam Kama pelan, merasa bodoh.

Dia tersenyum lagi, kali ini lebih lebar, memperlihatkan lesung pipi samar. "Temanku punya bengkel di dekat sini. Aku akan meneleponnya. Tunggu sebentar!" Dia masih nangkring di motor sportnya lalu melepas helm full facenya untuk melakukan panggilan telepon melalui telepon genggam mahalnya.

Sementara itu di sudut ruangan yang remang-remang, pria tinggi besar tengah menyeringai dan bergumam, "Sepertinya aku harus buat gebrakan baru agar karya seniku dihargai"

1
Osmond Silalahi
kasihan sih sebenarnya, tapi anak itu yg merasakan semua saat umurnya segitu
SONIYA SIANIPAR
yahhh dadadaa kamaa
Agasya
top banget
Osmond Silalahi
setuju aku
R 💤
hmm gombal
R 💤
wkwkwk kicep dia sama Kama
Osmond Silalahi
aq mampir
anggita
bunga iklan... 🌹👆
Osmond Silalahi
keren kawan.
Osmond Silalahi
aq mampir
anggita
iklan like👆👍
Osmond Silalahi
wuih ... sedap romansanya
Osmond Silalahi
setuju aq
Osmond Silalahi
mama pasti percaya anaknya
Elisabeth Ratna Susanti: iya bener banget 😍
total 1 replies
R 💤
like komen iklan Thor.. smngttt
R 💤
weeehhh siapa nihhhh
SONIYA SIANIPAR
kalau sempat ceritanya ada di dunia nyata, gila. Betapa malangnya yg lahir cancer
Elisabeth Ratna Susanti: terima kasih untuk supportnya 🥰
Elisabeth Ratna Susanti: iya bener banget, kak dan kebetulan aku cancer 😁
total 2 replies
anggita
bunga🌹...ng👍 like pertama
Elisabeth Ratna Susanti: terima kasih untuk supportnya selama ini 🥰🤗🫶
total 1 replies
SONIYA SIANIPAR
nitip sampai sini dulu Thor
SONIYA SIANIPAR
beuhh sadiss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!