NovelToon NovelToon
Jenius Tampan Incaran Badgirl Bar-Bar

Jenius Tampan Incaran Badgirl Bar-Bar

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: alfphyrizhmi

"Rey... Reyesh?!"

Kembali, Mutiara beberapa kali memanggil nama jenius itu. Tapi tidak direspon. Kondisi Reyesh masih setengah membungkuk layaknya orang sedang rukuk dalam sholat. Jenius itu masih dalam kondisi permintaan maaf versinya.

"Rey... udah ya! Kamu udah kumaafkan, kok. Jangan begini dong. Nanti aku nya yang nggak enak kalo kamu terus-terusan dalam kondisi seperti ini. Bangun, Rey!" pinta Mutiara dengan nada memelas, penuh kekhawatiran.

Mutiara kini berada dalam dilema hebat. Bingung mau berbuat apa.

Ditengah kondisi dilemanya itu, ia lihat sebutir air jatuh dari wajah Reyesh. Diiringi butir lain perlahan berjatuhan.

"Rey... ka-kamu nangis, ya?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfphyrizhmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11 - Naksir

"Baiklah. Akan kulakukan setiap saranmu."

"Jangan lupa tugas dariku. Karena sabtu minggu off, bukan berarti kamu bebas dari pantauanku. Review dan ulang lagi pembelajaran kita lima hari terakhir selama kamu di sana. Metodenya, boleh dengan membayangkan seperti yang baru kujelaskan, atau kamu harus pintar curi waktu kosong di sela resepsi nikah saudaramu itu." lanjut Reyesh, menyelesaikan sarannya untuk Mutiara.

"Rey.... aku ingin minta tolong satu hal lagi." pinta Mutiara sebelum mereka berpisah di depan pintu perpustakaan.

"Hm, lagi-lagi seperti ini. Baiklah. Apa yang kamu mau?" jawab Reyesh.

Kali ini, sepasang mata Mutiara berbinar.

"Kamu mau nggak jadi....." ucapnya terputus karena ragu dan takut.

Suasana tambah hening diantara mereka berdua.

"... jadi apa?" tanya Reyesh dengan polos.

Melihat reaksi datar dari si jenius itu, Mutiara langsung mengalihkan ke arah obrolan lain.

"Kamu mau nggak, jadi teman aku?" tanya gadis itu dengan penuh harap.

"Teman? Jadi, selama ini kamu menganggap aku cuma sebagai mentor saja? Kebangetan banget!" ucap Reyesh diiringi wajah sedikit kesal.

Mutiara tertegun oleh ucapan Reyesh. Gadis itu tidak mengira bahwa Reyesh telah lebih dahulu mengaggapnya sebagai seorang teman.

"Kukira kamu orangnya dingin dan sebodo amat, acuh tak acuh. Ternyata, lumayan peka juga." ujar Mutiara.

"Nggak juga, kok. Aku tetap membatasi hatiku untuk hal-hal yang merepotkan seperti itu. Fokusku akan berkurang drastis, kalau berlarut memikirkan hal yang tidak pasti. Seperti hal-hal abstrak misalnya."

"Aku kali ini tidak begitu mengerti." balas Mutiara.

"Rasa takut, merupakan hal abstrak, bukan?" tanya Reyesh, coba mengambil perumpamaan lain.

"Iya, termasuk. Terus?" tagih Mutiara.

"Emangnya kamu pernah melihat seperti apa bentuk dari rasa ketakutanmu sendiri? Belum dan tidak akan pernah, kan?"

"Iya sih. Aku cuma bisa merasakan ketakutan, tapi tidak bisa melihatnya."

"Nah, itu yang kumaksud. Banyak sekali hal abstrak di dunia ini. Tapi yang paling berbahaya dan punya efek besar cuma satu."

"Apa itu?" tanya Mutiara, penasaran.

"Kamu pasti tau jawabannya. Hampir seluruh orang pernah merasakan. Ada yang bahagia, dan tidak sedikit yang kecewa karena nya. Bagi kaum muda seperti kita, benda abstrak yang satu itu sudah seperti bagian kehidupan. Dan jika mereka kehilangan, nggak sedikit juga yang nekat mengakhiri hidup." ujar Reyesh panjang lebar.

Sedikit banyak Mutiara mulai mengerti arah pembicaraan Reyesh. Ia pun tahu betul benda abstrak yang dimaksud. Anehnya bagi gadis itu, Reyesh sama sekali tak menyebutkan secara gamblang nama benda abstrak yang sejak awal selalu disebut.

"Maksudmu, benda abstrak ini namanya CINTA, kan?" tanya Mutiara, coba memastikan.

"Bukan aku yang menyebutnya. Dan tolong, jangan sering menyebutnya di depanku." pinta Reyesh sambil membuang muka.

Deg !

Mutiara merasa aneh sekaligus penasaran. Kali ini, level penasaran yang melebihi apapun dari sebelumnya.

Ia tak mengira, bahwa sosok jenius, jago bela diri, tinggi, dan punya paras yang lumayan enak dipandang, malah ketakutan saat menyinggung persoalan CINTA. Dorongan yang membuat Mutiara semakin berkeinginan untuk menguak segala hal tentnag Reyesh, adalah satu poin barusan. Sebuah celah besar yang dimiliki si jenius dingin yang misterius.

"Emannya kenapa?" tanya Mutiara dengan wajah mulai mendekat, mencari wajah Reyesh yang tersipu malu.

Reyesh tidak menjawab dan belum mau memandang ke arah Mutiara. Wajah pemuda tinggi itu terlihat sangat pucat sekali. Sebaliknya, paras Mutiara nampak senyum sumringah dan menyeringai. Gadis itu merasa gatal ingin usil terhadap Reyesh, mirip seekor monyet yang lepas di hutan.

Tapi, niat iseng itu Mutiara urungkan. Ia tidak mau menyinggung ataupun membuat Reyesh marah. Apalagi, kesepakatan bimbel diantara mereka berdua masih sembilan minggu lagi.

Bagi Mutiara, biarlah Reyesh tetap dalam prinsipnya. Toh, itu merupakan prinsip yang tidak melanggar aturan dan tidak menyinggung siapa-siapa. Meksipun memang masih terdengar aneh untuk Mutiara.

"Baiklah. Aku tidak akan bertanya lebih urusan prinsipmu itu." ucap Mutiara.

"Terima kasih." balas Reyesh, si jenius itu mulai berani berbalik arah dan kembali memandang Mutiara.

"Oh ya, mengenai ucapanku sebelumnya, kamu mau nggak jadi teman chatting-ku, saat aku jadi pagar ayu nanti? Soalnya lumayan ngebosenin." pinta Mutiara.

"Aku mungkin akan slow respon, Mut. Jarang sekali kusimak media sosial maupun chatting room." balas Reyesh.

Wajah Mutiara menampilkan kesedihan. Namun, ia mengerti, untuk orang sekelas Reyesh yang fokusnya hanya pada pelajaran, hal itu tidak terlalu membuatnya kecewa.

"Tapi, kalau misal aku kirim pesan, pasti kamu bales, dong?" sekali lagi, Mutiara coba merayu si jenius itu.

"Kamu pasti tidak akan menyerah sebelum kubilang IYA. Benar begitu?" sahut Reyesh.

"Hehehe, kamu semakin mengenal diriku, ya! Pintar sekali."

Mutiara memuji habis-habisan pemuda jenius di hadapannya ini. Walau bagaimanapun, Reyesh termasuk si jenius dingin yang lumayan peka.

"Aku usahakan. Itu jawaban terbaik untukmu." ucap Reyesh, menyerah pada sifat keras kepala Mutiara.

"Yeay, akhirnya...! Terima kasih, mentor!" Mutiara memberikan hormat sambil perlahan meninggalkan Reyesh.

 

Malam hari, di sebuah restoran dekat kampus.

"Mut, bukannya besok lo harus jadi pagar ayu di resepsi nikah sodara lo? Ngapa masih gentayangan di sekitaran kampus, sih?" sentak Zeeva, mengingatkan sahabat yang mengajaknya makan malam saat ini.

"Sebenernya, gue males dateng ke sini. Soalnya, takut ganggu acara lo sama keluarga besar. Eh, malahan lo sendiri yang maksa dan traktir kami berdua. Emang dalam rangka apa sih, Mut?" sambung Allyna, penasaran dengan permintaan mendadak sahabatnya.

"Nggak dalam acara apa-apa, kok. Ultah gue juga masih lama. Cuman mo traktir kalian berdua aja." jawab Mutiara dengan senyum sumringah menghiasi wajahnya.

"Halaah.... nggak mungkin! Biasanya, tuan puteri yang satu ini, bakalan berani ngajak traktir, kalo lagi ada masalah dan butuh saran. Bener kan, Na?" tanya Zeeva, menawarkan toss.

"Bener banget...!" jawab Allyna, singkat sambil memberikan toss pada sahabatnya itu.

"Tapi kalo gue liat dari tampang lo, kayaknya sedang kesemsem sama seseorang nih. Cie cie ...." ledek Allyna.

"Nggak salah lagi, Na. Dia kena cinlok ama si jenius Reyesh!" sambung Zeeva.

Kedua sahabat Mutiara sangat senang bisa meledek dan membu-lly sahabatnya sendiri, walaupun hanya sebatas candaan. Namun, kondisi itu menjadikan suasana diantara mereka semakin cair dan hangat.

Mutiara tidak membiarkan ejekan temannya. Karena memang benar. Yang dirasakan hatinya saat ini, begitu campur aduk dan tak menentu. Ia ingin menceritakan tentang sifat aneh Reyesh yang begitu anti dengan perasaan menyoal cinta, kepada kedua sahabatnya ini.

Tetapi, melihat reaksi berlebihan dari Zeeva dan Allyna, Mutiara urungkan niat itu. Mungkin nanti saja, pikirnya.

"Terus, gimana kelanjutannya? Dia jadi ne-mbak lo? Atau lo duluan yang menyatakan perasaan itu ke dia?" selidik Zeeva, penasaran dengan wajah berseri-seri.

"Terkait masalah itu..." jawab mutiara diiringi gelengan kepala dan wajah lesu.

Bersambung.......

1
Musri
awal yg bagus...
alfphyrizhmi: thanks kaaakk... ditunggu terus ya. nanti sore akan update lagi.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!