Hilangnya Kepercayaan Hidup
sore itu Siska yang sejak dari pagi berkeliling mencari pekerjaan, namun belum juga menemukan lowongan kerja, Ratih yang nampak lusuh karena keringat, sejenak ter tegun berdiri untuk menghilangkan lelahnya, kini hiburan menjelang malam namun Ratih bukannya pulang kerumah malah kakinya melangkah berbelok ketaman, matanya celingukan mencari kursi yang kosong, karna taman begitu ramai dengan pengunjung, tidak ada kursi yang kosong yang akhirnya Ratih duduk ditembokan taman.
Matanya melihat mengeliling taman, begitu banyak anak-anak dan orang dewasa yang bermain disana, Siska berpikir sejenak apa kira-kira yang dapat menghasilkan uang yang cepat dapat uang banyak, imanjinasinya sejenak melayang, yang lalu buyar karena teriakan anak-anak yang berlari lewat kedepannya.
Angin bertiup sepoi-sepoi membuat tubuh Siska sedikit nyaman, namun perutnya minta diisi.
"Laper.. banget ... ?!. Gumamnya.
Siska beranjak dari tempat duduknya melangkah hendak pulang kerumah, tidak disengaja kakinya menginjak sehelai kertas yang bertuliskan ada lowongan kerja, cepat-cepat Siska memungut kertas itu, dibutuhkan seorang wanita untuk menjaga anak, tertera alamat dan gajihnya terpampang telah tertulis didalam kertas itu, cepat-cepat Siska pulang kerumahnya, disamping senang juga perutnya sudah ta kepalang lapar
Keesokan paginya Siska mendatangi alamat yang ada didalam kertas yang dipungutnya ditaman, tak banyak basa-basi singkatnya ratih bekerja dirumah itu sebagai penjaga anak.
Sepulang bekerja Siska mampir ketoko obat untuk membeli obat karena tubuhnya merasa sedikit meriang, karena pekerjaan yang melelahkan, karena maklum anak manja, yang kini harus bekerja jaga anak dan jompo, sunguh melelahkan dua pekerjaan dikerjakannya sendiri.
"Tid ... tid ... !!! . kelak mobil berbunyi Siska yang sedang berjalan dipingir jalan.
Terlihat Anita didalam mobil melambaikan tangannya.
"Haii ... Siska mau kemana ... sini ... !. Sapa Anita.
"Hai Anita ... ?!. Sahut Siska sambil menghampiri mobil yang ditunggangi Aisah.
"Lama gak ketemu ... kangen aku loh ... ?!. Seru Siska.
"Main yuk, ayo masuk kedalam mobil ... ?!. Ajak Anita kepada Siska yang lalu masuk kedalam mobil.
Mau kemana nihh ... ?. Tanya Siska
"Kepantai ... !. Jawab Anita.
Sesampainya dipantai disana sudah ada wawan dan Ibu juga Bapaknya juga ada disana Iwan yang sedang membakar ikan.
"Ohh ... rupanya ada acara ... ?!. Gumam Siska.
"Yo kita turun ... ?!. Ajak Anita kepada Siska
"Ayoo ... ?!. Jawab Siska sambil membuka pintu mobil, lalu turun ber lahan dengan rasa malu-malu Siska dipapah oleh Anita, untuk bersalaman tangan dengan ibu Ayu dan Pak Rudi orang tua Iwan terakhir yang disalami Siska itu adalah Iwan.
Iwan sedikit gugup senang ketemu Siska dia menyebut namanya.
" Iwan ... ?!. Ketika tangannya bersalaman dengan Siska
" Siska ... ?!. Siska pun menyebut namanya, lalu duduk dibangku dekat Iwan karena Anita pun duduk disanna.
"Udah dikasih bumbu apa kak, ini ikannya ... ?. Tanya Anita kepada Iwan
"Gak tau ibu yang tau ... !. Jawab Iwan..
Anita menyiapkan makanan yang akan disajikan dibantu oleh Ratih, setelah itu mereka makan bersama-sama.
"Ayo Siska makan yang banyak ... ?. Kata Ibu Ayu Ibunya Iwan.
"Iya bu makasih ... !. Jawab Siska sambil mengangukan kepala.
Seusai makan Siska dan Anita membereskan bekas makanan setelah itu mereka duduk dipingir pantai, lalu kedua orang tua Iwan berpamitan untuk pulang, yang tingal kini Iwan dan Anita juga Siska yang masih menikmati derunya ombak laut.
Ketika itu telepon genggam Anita berdering terdengar Ibu Ayu menyuruh Anita untuk mencarikan obat yang terjatuh, dan jika ketemu disuruhnya Anita mengantarkannya ke depan pintu gerbang taman pantai, karena Ibu Ayu menungunya disana, Iwan sedikit mempunyai kesempatan untuk mendekati Siska.
"Boleh minta nomer teleponnya gak ... ?. Kata Iwan kepada Diska.
"Ohh, boleh ... !. Jawab Siska sambil menyebutkan nomer teleponnya satu persatu.
Iwan yang memasukan nomer telepon Siska ke telepon genggamnya merasa senang karena dapat nomer telepon Siska.
Keesokan harinya Sika berangkat kerja dari jam enam pagi sampe jam lima sore, yang lantas sepulang kerja Siska selalu mampir ketaman sebentar untuk menghilangkan kepenatan karena seharian bekerja.
"Ring ... ring ... ?!. Telepon Siska berbunyi.
"Haloo ... ?!. Siska membuka teleponnya.
"Siapa inii ... ?. Sapa Siska
"Aku Iwan... !. Jawab Iwan ditelepon.
"Oh, yah, ada apa telepon saya ... ?. Tanya Siska.
"Bisa ketemuan gak sekarang ... ?. Tanya Iwan.
"Oke bisa kebetulan aku lagi berada ditaman nihh ..., datang aja, saya tungu di dekat tugunya taman, saya duduk disana ... !. Jawab Siska memberi tau Iwan.
"Oke ... ?!. Anton pun segera bergegas pergi.
Sesampainya ditaman Siska menyambut kedatangan Iwan yang baru datang menghampirinya.
"Yo, duduk disini ... ?!. Siska mengajak Iwan untuk duduk ditembokan taman.
"Ada apa ngajak ketemuan dengan saya ... ?. Tanya Siska kepada Iwan yang lantas Iwan tersenyum mendengar pertanyaan Siska.
"Oh. Gak ada apa-apa, cuma ingin ngobrol aja sama kamu ... !. Kata Iwan.
"Boleh kan ... ?. Tanya Iwan sekali lagi.
"Oh, boleh aja ... !. Jawab Siska.
Setelah mereka duduk berdua disana mereka berbincang yang lantas Iwan bercerita kepada Siska tentang bagaimana dia telah melihat Siska di pertemuan acara pembuatan kemping, juga gak kelewat bagaimana Iwan menguping percakapan Siska dan Anita dirumahnya, yang lantas keduanya ketawa merasa lucu menguping percakapan Iwan dan lalu Iwan bertanya apa Siska sudah mendapat pekerjaan, Sisa merasa bingung untuk menjawabnya karena dia merasa minder dengan pekerjaannya saat ini yang sebagai pengasuh anak dan merawat jompo dan Siska cuma bisa mengelenkan kepalanya, Iwan tidak banyak bertanya cuma ber ucap.
"Sabarrr... yah, nanti juga mungkin dapat pekerjaan ... ?!. Kata kepada Siska, dan Siska pun mengangukan kepalanya, Siska yang sedikit merasa nyaman berbincang dengan Iwan, dan dari saat ketemuan pada hari itu Siska dan Iwan menjadi sering janjian untuk ketemuan lagi yang pada akhirnya merekapun sering bertemu sampai keacaraan Iwan pun Siska sering diajaknya pergi, begitulah dua insan ini selalu sering saling bertemu.
Siska ditelepon Iwan yang memberi kabar bahwa Iwan harus pergi mendampingi ayahnya untuk berbisnis keluar kota, yang memungkinkan Iwan untuk tingal agak lama disana, mungkin memakan waktu bulanan lamanya, kini Siska merasa kehilangan kala Iwan pergi.
Satu bulan sudah Siska menungu Iwan pulang namun Iwan tidak pernah pulang, untuk menelepon pun tidak ada dari Iwan, Siska merasa heran kepada dirinya kenapa dia merindukan Iwan padahal tak sekalipun Siska dan Iwan berkata saling suka, tapi kenapa hati Siska terpaut Rindu dan Cinta dikala Iean tidak berjumpa dengannya, ketika saat pada waktu Siska mendengar kabar bahwa Ayah Iwan sudah pulang tetapi Iwan nya tidak ikut pulang karena terkait kontrak kerja, sehinga Iwan harus tingal disana untuk mengurus bisnis-bisnis ayahnya tersebut.
Dalam penantian yang mendalam Siska melepas Rindunya kepada pekerjaannya, dia melempar rindunya dengan bekerja keras, sehinga dua tahun sudah tidak terasa waktu begitu cepat berlalu.
Sampai pada waktunya Siska menerima kabar bahwa Iwan sudah menikah disana, Siska cuma bisa meringis perih, apalah daya dan apa yang mau dikatakan dan siapa yang harus disalahkan, Siska yang kini pasrah harus dapat menerima dengan iklas, karena Siska sadar bahwa Iwan bukanlah siapa-siapa dirinya, setelah itu Siska memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya, dan Siska juga berpamitan kepada Ibu Astuti ibunya, untuk mengadu nasib diluar kotanya, dan Siska pergi dengan tekadnya yang kuat ingin merubah nasibnya.
B e r s a m b u n g.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Mari🧝♀️16
Thor, aku sudah tidak sabar untuk baca kelanjutannya!
2025-05-11
0