NovelToon NovelToon
Ketika Suamiku Jatuh Cinta

Ketika Suamiku Jatuh Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Hasriani

Dinda memilih untuk menikah dengan seorang duda beranak satu setelah dirinya disakiti oleh kekasihnya berkali-kali. Siapa sangka, awalnya Dinda menerima pinangan dari keluarga suaminya agar ia berhenti di ganggu oleh mantan pacarnya, namun justru ia berusaha untuk mendapatkan cinta suami dari hasil perjodohannya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 5

"Iya, beberapa waktu lalu saya juga membantu Ciara dan Ayahnya waktu kehujanan, cuma kebetulan saja."

"Benarkah?, kamu bicara sama anak saya juga?." Tanyanya lagi merasa sangat antusias, Dinda menjadi sedikit risih saat terus ditanyai seperti itu.

"Maaf, tapi katanya tadi Ibu mau ke toilet." Sela Dinda mengalihkan pembicaraan.

"Ah iya sampai lupa saya, kalau begitu saya minta tolong titip Ciara." Jawab wanita itu dan segera berlalu dari sana.

Dinda pun beralih duduk dikursi samping stroller Ciara.

"Hai Ciara, kita ketemu lagi bayi manis." Sapa Dinda sembari menggenggam tangan mungil Ciara.

Bayi itu tersenyum ketika mendengar sapaan dari Dinda yang juga melakukan beberapa hal lucu untuk membuat Ciara terus tersenyum.

Ciara meraih jari telunjuk Dinda dan menggenggamnya dengan kuat, membuat Dinda tersenyum gemas.

"Gemes sekali sih kamu Ciara, lucu. Rasanya mau aku gendong terus cium." kata Rindu begitu gemas.

"Gendong saja kalau mau, cium juga boleh." Ucap nenek Ciara dari belakang yang baru saja kembali dari toilet.

"Hehe maaf Bu, saya gemas sekali sama Ciara." Ucap Dinda merasa tidak enak, bagaimana pun ia tau aturan didekat Bayi orang lain.

"Panggil Tante saja, nama kamu siapa?." Tanyanya seraya menyuruh Dinda untuk memperlakukannya biasa saja.

"Dinda Tante." Jawab Dinda mulai beradaptasi.

"Nama yang cantik, sepertinya Ciara juga suka sama kamu." Pujinya, ia juga merasakan Ciara menyukai Dinda.

"Ciara cantik sekali Tante." Kata Dinda tersenyum tulus menatap Ciara yang masih terus tersenyum sembari menggenggam jari telunjuk Dinda.

Pemandangan di depannya membuat hati nenek Ciara merasa begitu hangat.

"Kalau begitu saya kembali ke meja saya dulu Tante." Kata Dinda kemudian berpamitan untuk kembali ke mejanya.

"Terima kasih yah Dinda, sudah mau bantu saya menjaga Ciara." Ucap nenek Ciara dengan senyuman lembut.

"Sama-sama Tante." Jawab Dinda lalu segera berlalu dari sana.

Mata nenek Ciara terus tertuju pada Dinda, entah kenapa ia merasa penasaran pada Dinda dan ingin tau lebih banyak tentang perempuan muda itu.

***

Mobil mewah milik Indra terlihat memasuki sebuah rumah mewah dengan halaman yang begitu luas, meskipun desain bangunannya sudah nampak tua namun bangunannya masih kokoh dan terawat. Rumah itu adalah rumah orangtua Indra.

Ia kemudian memarkir mobilnya di halaman depan lalu turun dan segera masuk ke dalam rumah.

"Sudah pulang Indra." Sapa Mamanya yang kebetulan lewat depan pintu masuk.

"Iya Ma, Ciara mana?." Tanya Indra mencari keberadaan putrinya.

"Dikamar, lagi tidur." Jawab Mamanya.

"Terima kasih sudah jaga Ciara lagi hari ini Ma." Ucap Indra, Mamanya hanya mengangguk mengiyakan.

Indra pun beralih ke kamar Mamanya untuk melihat Ciara.

Begitu sampai, Indra di sambut oleh senyuman hangat putrinya yang tengah bermain dengan kakinya sendiri di atas kasur.

"Loh anak Papa sudah bangun ternyata." Ucap Indra begitu melihat Ciara yang ternyata sudah bangun dari tidurnya.

Ia segera menggendong putrinya dan menciumi wajahnya menyalurkan rasa rindunya setelah seharian tidak bertemu dengan putrinya.

***

Indra membawa Ciara keluar ke ruang keluarga untuk berpamitan pada Mamanya seperti biasa saat ia menitipkan Ciara dirumah orangtuanya.

"Mama, Indra sama Ciara mau izin pamit." Kata Indra pada Mamanya yang sedang duduk di sofa.

"Duduk dulu, Mama mau bicara." Pinta Mamanya.

"Soal apa Ma?." Tanya Indra penasaran.

Ia kemudian duduk di sofa yang berhadapan dengan Mamanya.

"Kamu kenal sama perempuan yang namanya Dinda?." Pertanyaan itu dilontarkan oleh Mamanya dengan antusias.

"Dinda?." Gumam Indra mencoba mengingat nama itu.

"Iya, yang bantu kamu sama Ciara waktu kehujanan." kata Mamanya memberitahukan tentang Dinda yang pernah membantunya.

"Oh Dinda?. Iya Ma, Indra kenal. Dia yang bantu Indra sama Ciara di taman waktu itu." Jawab Indra yang langsung teringat wajah Dinda.

"Dia juga tadi bantu Mama di restoran jagain Ciara loh." Ucap Mamanya antusias ingin menceritakan tentang Dinda tadi.

"Ohya?" Tanya Indra yang terlihat tidak begitu tertarik membahas Dinda lebih jauh.

"Cantik yah dia." Kata Mamanya tersenyum penuh maksud.

"Namanya perempuan ya pasti cantik Ma." Jawaban yang diberikan oleh Indra membuat raut wajah Mamanya tampak sedikit kecewa.

"Kelihatannya Ciara juga suka sama Dia, lihat saja dia tersenyum saat dengar nama Dinda." Tidak mau menyerah, Mamanya kali ini memanfaatkan senyuman cucunya yang merasa senang mendengar nama Dinda menurutnya.

Indra menghela nafasnya dengan berat lalu bangkit dari tempat duduknya.

"Indra pamit dulu Ma." Katanya kemudian.

Mamanya hanya bisa pasrah dan turut bangkit dari tempat duduknya.

"Ya sudah, hati-hati dijalan." Katanya berpesan pada putranya.

"Besok Indra minta tolong titip Ciara lagi yah." Pintanya dengan permintaan yang sama setiap hari saat ia harus pergi bekerja.

"Iya, bawa saja kemari." Jawab Mamanya yang kemudian mendekati mereka dan beralih mencium Pipi bulat Ciara.

"Terima kasih Ma, Indra pulang dulu." Ucap Indra lalu beranjak pergi dari sana.

"Susah sekali menggerakkan hati anak itu, padahal dia putraku." Gumam Mamanya yang memiliki sebuah rencana.

***

Sebelum pulang, Indra mampir di sebuah swalayan. Ia memarkir mobilnya di depan swalayan untuk membeli beberapa barang keperluannya dan Ciara.

Begitu masuk, ia langsung mengambil troli dan mendorongnya dengan satu tangan, tangan yang lainnya sibuk menggendong Ciara.

Beberapa barang sudah ia masukkan ke dalam troli seperti susu, popok dan hal lainnya untuk Ciara. Saatnya ia berbelanja untuk dirinya sendiri.

Saat berada di tempat buah, ia melihat wajah yang tidak asing disana. Ia melihat Dinda tengah memasukkan beberapa buah pear ke dalam plastik buah dan beralih memilih beberapa buah lainnya.

"Oh, Papanya Ciara." Sapa Dinda terlebih dahulu saat menyadari kehadiran Indra.

"Dinda." ucap Indra merasa kikuk, ia hanya tersenyum untuk membalas sapaan Dinda.

"Lagi belanja juga?." Tanya Dinda berasa basi.

"Iya, belanja kebutuhan Ciara." Jawab Indra dan ikut memilih buah.

Dengan sigap Dinda membantunya mengamb plastik buah lalu memberikannya pada Indra.

"Terima kasih Dinda." Ucap Indra menerima plastik buah tersebut.

Ia masih takjub dengan kepekaan Dinda, ia tau pasti Dinda merasa ia akan kesulitan mengambil plastik buah sambil menggendong Ciara.

Saat memilih buah, Ciara menjerit senang dengan suara lucunya. Dinda pun menatapnya dengan tatapan gemas.

"Sepertinya Ciara senang diajak berbelanja." ucapnya tersenyum melihat Ciara begitu senang.

"Iya, Ciara memang bayi yang ceria." Jawab Indra yang turut senang melihat putrinya senang.

Setelah memilih buah yang ia inginkan, Dinda pun segera berpamitan pada Indra.

"Saya permisi duluan." Ucapnya pada Indra.

"Ah iya, terima kasih bantuannya tadi." Jawab Indra sekali lagi berterima kasih padanya.

Saat Dinda beranjak pergi, tiba-tiba Ciara menangis dengan keras membuat Indra terkejut.

1
kalea rizuky
lanjut donk
Evi Lusiana
emng d rmh dinda gk ada ART dn satpam ny y kak?
Hasriani: Gak ada kak, Dinda sama Papanya cuma tinggal berdua.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!