Penyesalan Tiada Arti

Pukul 15.30 wib

"Ayo anak - anak sudah bersiap belum, sebentar lagi berangkat, papa panasin mobil dulu ya !" seru Ardi pada anaknya.

Mobil telah kembali ke garasi, siang tadi dan sudah bersih dan wangi karena dibawa ke car wash langganan.Hari ini Jono libur menjadi supir dan dia memilih untuk ke Jakarta bermalam dirumah kawannya. Jadi Ardi yang menyetir sendiri.

"Bentar dulu Pah.....aku lagi pake pasmina,susah nih miring terus " jawab Azura dengan manja.

" Yuhhh.....kalian sudah siap ? Ayo berangkat " ajak Nining.

Mobil bergerak meluncur ke jalan raya.

Diperjalanan Ardi sangat bersemangat, tampak bahagia....sesekali bersiul mengikuti irama lagu yang diputar di mobil.Berbanding terbalik dengan Nining.

Nining tidak banyak bicara, karena hatinya kecewa dan sakit hati.

Ya bagaimana tak sakit hatinya, kini ia mengantarkan suaminya untuk bertemu calon madunya.

"Pah , kita mau ke mall mana sih.....kok lewat sini, mana ada mall disini ?"Tanya Azura

"Sebentar ,mau ke hotel dulu ketemuan sama temen papah " jawab Ardi.

"Tapi jangan lama yaa.....nanti nggak puas maen di mall nya ," rengek Fariz

" Iya kita lihat saja nanti, "

Setelah berputar - putar mengikuti petunjuk google map , akhirnya mobil Ardi sampai di hotel " Bulan 🌙🌙🌙 Tiga"

" Yah.... tadi kan sudah lewat sini, kenapa map nya suruh memutar lagi.....ahhh map ngaco nih !" Ardi kesal soalnya jalanan ini tadi sudah dilewati ,tapi kenapa suruh jalan.

" Saya sudah di lobi nih....bersama istri dan anak-anak" jawab Ardi menjawab telpon dari seseorang.

"Iya ,kami segera kesana"

Keluarga Ardi menunggu di lobi hotel dan duduk - duduk di sofa sambil melihat tayangan televisi.

"Ting tong" pintu lift terbuka.

Seorang perempuan paruh baya dan perempuan sekitar 35 tahunan sambil menggandeng tangan anak kecil keluar dari lift.

" Dari tadi Pa, maaf menunggu lama " sapa perempuan itu sambil mencium tangan Ardi. Dan menyalami satu persatu anak-anak Ardi. Dan tak lupa menyalami Nining.

Hati Nining teriris menyaksikan ini , melihat anak-anak nya yang kebingungan dengan tingkah ayahnya yang begitu akrab dengan anak laki-laki kecil perempuan itu, bahkan menggendongnya.

" Perkenalkan saya Wati dan ini ibu saya dan ini si bungsu baru 5 tahun ," ujar perempuan bernama Wati.

" Dedek....turun dong, kasihan kan baru datang masih capek masa gendong terus !" ucap Wati pada anak.

" Nggak mau...aku kan kangen sama papah !" jawab si adek.

Hahhh.....papah ???

Anak-anak Ardi kaget dan kebingungan....kok dia memanggil ayahnya "papa" siapa bocil ini dalam pikiran mereka bertanya -tanya.

" Maaf, si dedek suka akrab dengan bapak kalian, karena dia kehilangan sosok papanya yang sudah meninggal 2 tahun yang lalu," terang Wati

"Papa yuk....maen ketempat salju lagi, dedek mau maen perosotan yang pake ban itu, ayo Pa " rengek bocil tadi.

"Iya besok siang ya kita kesana bareng- bareng, kita maenan salju sampai puas!" jawab Ardi lembut pada anak kecil itu.

"Sekarang aja.... sekarang aja Pa!" rengeknya lagi.

"Sekarang papa ada urusan penting sayang!"

"Tapi bener besok yaa....jangan bohong !"

"Mana pernah papa bohong !" sambil menurunkan bocah itu dari gendongan nya.

"TING TONG"

Pintu lift terbuka lagi, keluarlah sepasang muda mudi dan sepasang suami istri sambil mengendong balita sekitar usia 2 tahunan.

"Nak sini....ayo salim sama keluarga bapak Ardi" suruh Wati mengajak 4 orang tadi yang baru keluar dari lift.Gadis berambut panjang itu memakai kaos oblong putih dan celana short hitam.. kelihatan tidak pakai celana, tak sopan !

"Ini anak sulung saya, baru kelas 2 SMA" terang Wati.

"Dan itu adik laki-laki saya dan istrinya, kami biasa kalau pergi sepaket keluarga " terangnya juga.

"Yuh pah ..... katanya mau beli kacamata, nanti keburu malam,"

"Iya ....ngapain disini sih, katanya nggak lama , ini udah sejam lebih" gerutu Azra

Anak-anak sudah bete , ingin cepat -cepat ke mall.

" Besok jam 1 siang sudah ada di TRANSMall ya" pekik Ardi kepada mereka.

"Da dah papa.....sampe ketemu besok" si bocil melambaikan tangan ketika mobil Ardi meninggalkan parkiran hotel.

*semua bete,kecuali Ardi yang terlihat bahagia