NovelToon NovelToon
Embun Dan Tama

Embun Dan Tama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Anggi Dwi Febriana

Menikah?

Setelah mengajaknya berpacaran secara tiba-tiba, kini Tama mengajak Embun menikah.

"Pak Tama ngomong apa sih? nggak usah aneh-aneh deh Pak," ujar Embun.

"Aku serius, Embun. Ayo kita menikah!"

Sebenarnya tidak seharusnya Embun heran dengan ajakan menikah yang Tama layangkan. Terlepas dari status Dosen dan Mahasiswi yang ada diantara mereka, tapi tetap saja saat ini mereka berpacaran. Jadi, apa yang salah dengan menikah?

Apakah Embun akan menerima ajakan menikah Tama? entahlah, karena sejujurnya saat ini Embun belum siap untuk menikah.

Ditambah ada mantan kekasih Tama yang belum move on.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Dwi Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menunggu 2 Minggu

Kalau boleh jujur sebenarnya Embun lebih nyaman kalau seandainya Amara ikut pulang satu mobil bersama dirinya dan Tama. Tapi mau bagaimana lagi, Amara sudah setuju untuk pulang diantar oleh Ando. Jadi tidak ada yang bisa Embun lakukan. Tidak mungkin kan kalau Embun memaksa Amara untuk ikut satu mobil bersama dengannya?

"Jangan tegang gitu dong Mbun, aku enggak bakal apa-apain kamu kok. Kamu tenang aja."

Mendengar ucapan Tama, Embun langsung menoleh kearah laki-laki itu.

"Enggak kok, saya biasa aja," jawab Embun mengelak.

Embun jelas tidak mau mengaku kalau sebenarnya dia ehmm-- cukup tegang. Karena sebenarnya memang bukan seperti itu, Embun hanya merasa sedikit tidak nyaman saja saat ini.

"Tuh kan pakai bahasa formal lagi, kan aku udah bilang jangan pakai bahasa formal kalau kita enggak lagi ada di kampus," ujar Tama.

Ya gimana coba? Embun memang belum terbiasa berbicara dengan bahasa santai kepada Tama. Lagi pula sebelumnya sikap Tama kepada dirinya cenderung dingin, lalu tiba-tiba berubah menjadi seperti seseorang yang tidak Embun kenal sebelumnya. Kan Embun juga jadi merasa aneh.

Meski begitu Embun memilih untuk tidak mengatakan apa-apa. Toh Tama juga sudah tau kalau dia belum terbiasa dengan semua ini kan? karena apa yang terjadi hari ini benar-benar setiba-tiba itu.

Tama melirik kearah Embun yang hanya diam, dan itu membuat Tama sedikit merasa bersalah kepada gadis itu.

"Kamu enggak nyaman ya, Mbun? maaf ya, aku enggak bermaksud bikin kamu kaya gitu," ujar Tama.

"Eehh? enggak kok Bang, aku cuma belum terbiasa aja. Jadi yaa--- gitu," jawab Embun.

Ya meskipun Embun merasa tidak nyaman, tapi dia juga tidak ingin membuat Tama jadi merasa bersalah kepada dirinya. Lagi pula Tama tidak salah kan?

Tama tersenyum tipis.

"Ya udah, sekarang senyamannya kamu aja. Tapi mulai dibiasakan jangan panggil aku 'Pak' ya. Kan aku bukan bapak kamu, Mbun," ujar Tama.

Entah Tama berniat untuk melucu atau tidak, namun Embun tertawa kecil untuk menghargainya. Setidaknya hal ini membuat kecanggunggan diantara mereka sedikit mencair.

"Tapi soal ungkapan perasaan aku tadi, aku beneran serius, Mbun. Aku berharap kamu bisa mempertimbangkannya." Kali ini nada suara Tama terdengar lebih serius.

Mendengar itu, Embun tampak menghela nafas pelan.

"Kenapa Bang Tama bisa suka sama aku?" tanya Embun.

Ini adalah pertanyaan yang sejak tadi muncul dikepala Embun. Hanya saja baru sekarang Embun berani menanyakannya.

Tama tersenyum tipis.

"Kenapa? aku sendiri enggak tau alasannya karena apa. Semua terjadi begitu saja seiring dengan intensitas pertemuan kita, Mbun. Awalnya juga aku enggak yakin kalau itu benar perasaan suka antara pria dan wanita. Karena biar bagaimana pun kamu mahasiswi aku sekaligus sahabat Amara. Tapi--- saat aku tau ada laki-laki lain yang ternyata sedang mencoba untuk mendekati kamu, ada sebuah rasa tidak terima yang aku rasakan. Dan pada momen itu aku sadar kalau aku memang suka sama kamu, karena membayangkan kamu bersanding sama laki-laki lain bikin aku cemburu, Mbun," jelas Tama panjang lebar.

Tama tidak ingin terjadi kesalah pahaman pada Embun. Oleh karena itu Tama memilih untuk mengatakan yang sejujurnya.

"Laki-laki yang coba deketin aku? siapa?" tanya Embun.

Embun tidak tau kalau ada laki-laki lain yang sedang mencoba untuk mendekati dirinya. Siapa coba? kenapa Tama justru lebih tau dibandingkan dengan dirinya?

"Laki-laki yang kasih kamu coklat sama ajak kamu nonton," jawab Tama.

Barulah disini Embun sadar kalau laki-laki yang Tama maksud adalah Dimas.

"Maksud Bang Tama, Kak Dimas?" ujar Embun memastikan.

"Aku enggak ingat namanya, yang jelas dia laki-laki yang kasih kamu coklat 2 kali. Dan satu coklat nya pernah saya minta kan?"

Ingat saat pertama kali Tama datang ke rumah Embun untuk meminta bantuan gadis itu menjadi pasangan bohongannya? saat itulah Tama secara sengaja meminta coklat yang dia tau merupakan pemberian dari Dimas.

Embun menganggukkan kepala, dia ingat sekali saat dimana Tama meminta coklat pemberian ke dua Dimas.

"Kamu tau? aku cemburu saat tau kamu dikasih coklat sama dia. Dan semakin cemburu saat tau kamu diajak nonton juga. Itu lah alasan kenapa aku minta Amara buat ajak kamu belanja weekend kemarin. Supaya rencana nonton kalian gagal."

Tama tidak tau kenapa dia merasa perlu memberitahu Embun atas semua yang dia rasakan.

Embun yang mengetahui fakta itu tentu saja terkejut. Embun tentu saja tidak menyangka kalau gagalnya rencana menonton antara dirinya dan Dimas ternyata terdapat campur tangan Tama juga. Ya memang sih sebelumnya Embun memang belum memutuskan mau diajak menonton atau tidak. Tapi sebenarnya kalau hari Sabtu kemarin Embun tidak ada rencana lain, dia berencana untuk menerima ajakan Dimas untuk menonton.

"Waahh, aku enggak nyangka kalau Bang Tama bisa melakukan itu," ucap Embun seraya menggeleng-gelengkan kepala.

Sementara Tama hanya mengangkat kedua bahunya santai.

"Semua aku lakukan agar kamu enggak menjalin hubungan sama laki-laki lain, Mbun," jawab Tama santai.

"Jadi gimana? sekarang kamu sudah tau kan kalau aku benar-benar suka sama kamu. Dan kamu juga sudah tau kalau aku beneran jatuh cinta sama kamu. Kamu mau jadi pacar aku, Mbun?" ujar Tama.

Tama tidak ingin melewatkan kesempatan untuk kembali menyatakan perasaannya kepada Embun.

Embun menghela nafas pelan.

"Untuk sekarang aku belum bisa jawab, Bang. Kaya yang aku bilang tadi, semua terjadi terlalu tiba-tiba. Dan aku masih bingung harus merespon gimana," jawab Embun.

Embun juga tidak ingin gegabah dengan langsung menerima ajakan Tama untuk menjadi kekasih laki-laki itu. Ya memang Embun sendiri sadar kalau dia pun merasa ada sedikit ketertarikan yang dia rasakan kepada Tama. Tapi hanya sebatas itu, Embun belum benar-benar tau bagaimana perasaannya saat ini.

"Ya udah, enggak papa. Aku bisa nunggu kok," ujar Tama, "Kamu butuh berapa lama untuk memikirkannya, Mbun?"

Berapa lama? Embun sendiri tidak tau. Tapi---

"1 bulan Bang," jawab Embun.

"Enggak, itu terlalu lama," ujar Tama.

Bagaimana bisa Tama menunggu sampai 1 bulan lamanya? tidak, itu terlalu lama.

"3 minggu," ujar Embun lagi.

Dan Tama kembali menggelengkan kepala.

"1 minggu," ujar Tama.

Kini giliran Embun yang menggelengkan kepala.

"2 minggu, itu udah enggak boleh diubah lagi. Kalau Bang Tama enggak setuju, ya udah. Aku enggak mau jawab," ujar Embun.

Entah keberanian darimana, padahal biasanya Embun paling tidak bisa kalau harus menyangkal ucapan Tama. Dan sekarang, Embun berani melakukannya.

Tama yang mendengar itu tentu saja jadi ketar-ketir sendiri. Jangan sampai Embun benar-benar tidak mau menjawabnya.

"Ya udah, 2 minggu," ujar Tama yang pada akhirnya memilih untuk mengalah.

Tanpa Tama tau, saat ini Embun tengah mengulum senyum. Embun benar-benar tidak menyangka kalau Tama akan langsung menurut begitu saja.

"Tapi beneran 2 minggu ya? jangan lebih dari itu, Mbun," ujar Tama lagi.

Sejujurnya 2 minggu masih terlalu lama untuk Embun. Tapi ya sudahlah ya, dari pada 1 bulan atau bahkan tidak sama sekali.

Embun menganggukkan kepala.

"Iya," jawabnya.

Setelah menempuh perjalanan selama lebih dari 30 menit, akhirnya mereka sampai di rumah Embun.

"Makasih udah antar aku sampai rumah, Bang," ujar Embun kepada Tama.

Tama menganggukkan kepala.

"Iya, sama-sama Mbun," jawab Tama seraya tersenyum tipis.

"Kalau gitu aku turun dulu. Bang Tama hati-hati di jalan," ujar Embun lagi.

Setelah itu Embun turun dari mobil Tama.

Embun pikir begitu dia turun, Tama akan langsung pergi. Tapi ternyata tidak, Tama justru ikut turun dari mobil.

"Loh, kenapa turun?" tanya Embun.

Tama menggelengkan kepala.

"Cuma mau anter kamu sampai masuk rumah," jawab Tama singkat.

"Padahal enggak perlu, Bang. Kan aku cuma tinggal buka pintu aja," ujar Embun.

"Enggak papa, aku temenin sampai kamu masuk rumah," jawabnya.

Embun tidak ambil pusing, dia berjalan menuju rumah, lalu membuka pintunya.

"Udah," ujar Tama, "Bang Tama udah bisa pulang, aku udah sampai kan?"

Tama tersenyum tipis.

"Ya udah, aku pulang dulu ya. Kamu masuk aja, dan jangan lupa kunci pintu dan semua jendela. Good night Embun," ujar Tama.

Mau tidak mau, Embun pun ikut tersenyum.

"Good night juga Bang," jawab Embun.

Setelah Embun benar-benar masuk dan terdengar suara pintu terkunci, barulah Tama masuk ke mobilnya. Dan tidak lama setelahnya dia langsung tancap gas pulang menuju rumahnya sendiri.

Sepanjang perjalanan, senyum terus saja tersungging dibibir Tama. Sungguh, malam ini dia merasa sangat bahagia.

Tama pikir setelah pulang dari acara pernikahan Shenina dia akan merasa marah dan tidak terima. Tapi ternyata tidak, Tama justru tidak peduli dengan semua itu.

Sementara Embun, kini jantungnya terasa berdetak sangat cepat. Embun tidak tau apa saat ini dia sedang merasa bahagia atau bagaimana.

Tapi setelah mendengar pertanyaan cinta dari Tama, entah kenapa ada rasa yang berbeda. Bahkan detak jantungnya pun terasa tidak normal seperti sebelumnya.

"Masa iya aku juga suka sama Bang Tama?" gumam Embun.

"Aah udahlah, aku bingunggg."

Embun memilih untuk tidak ambil pusing dengan semua itu. Toh dia masih memiliki waktu 2 minggu untuk memikirkannya kan? dan selama 2 minggu itu Embun akan menggunakan dengan sebaik mungkin untuk memastikan perasaannya kepada Tama. Karena biar bagaimanapun Embun tidak ingin gegabah dengan menerima Tama tanpa memikirkannya secara matang.

Sesampainya di kamar, Embun berencana untuk langsung bersih-bersih. Namun sebelum itu dia memilih untuk mengecek ponselnya terlebih dahulu. Siapa tau ada sesuatu yang penting kan, mengingat sejak tadi Embun memang sengaja meng-setting ponselnya dengan mode silent.

Dan ternyata ada sebuah pesan dari Amara.

from: Amara

Ekhem, ada yang anu nihhh.

Pesan ambigu yang Embun sendiri langsung paham dengan maksudnya. Embun tau kalau Amara sedang menggoda dirinya atas apa yang terjadi antara dirinya dan Tama tadi.

Saat Tama menyuapi dirinya, tatapan Embun dan Amara sempat bertemu. Dan pada saat itu Amara tengah mengulum senyum menggodanya.

Membaca pesan Amara, Embun pun ikut tersenyum.

to: Amara

Apa sihh, gaje banget kamu, Ra.

Setelah membalas pesan itu, barulah Embun beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dan setelah itu  Embun akan langsung tidur.

1
Yorairawan Yorairawan
bagus ceritanya..semangat othor..💪
Sugiharti Rusli
apa jawaban si Embun penolakan, kalo Tama ga bisa meyakinkannya sih seperti nya iya menolak🤭🤭🤭
Sugiharti Rusli
memang yah terkadang yang bikin sebuah pertengkaran antar pasangan atau siapa pun itu adalah diksi dan intonasi yah, kadang bikin salah paham
Sugiharti Rusli
tancap gas bang dengan ide menafkahi si Embun,,,
Hearty💕💕
Menikah adalah keputusan yang tepat
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Tama bisa aja jurus2 ke sana ngajak nikah 😂😂😂
Lina Mumtahanah
terima aja embun, jadi kamu ada yang jagain
Lina Mumtahanah
cepat ambil tindakan bang tama, jangan ditunda lagi
bimawati
ayo bunnn gaskenlah biar ngk kesepian.
Opi Sofiyanti
kyk di ksh jln aja buat belok k stu... 😁😁
Sugiharti Rusli
semoga juga si Embun ga merasa terganggu yah kamu tungguin tuh sampai selesai kerjanya🙃🙃😉
Sugiharti Rusli
memang sebaiknya didiskusikan sama kedua ortu kamu sih Tam, mana tahu mereka bisa kasih win" solution bagi hubungan kamu dan Embun
Sugiharti Rusli
namanya juga baru jadian dan fall in Love yah Tam, jadi semua sah" aja😅😅😅
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Tama bucin mentok sama Embun😍
bimawati
perbucinan dimulai🤣
Lina Mumtahanah
mulai posesif bang tama
Hearty💕💕
Kak, hanya mau kasih masukkan aja deh. Kayaknya nggak semua harus dijelaskan "kenapa sering" kenapa harus pakai singlet dst dst.
Sugiharti Rusli
sabar dulu bos, jangan buru" dan grasak-grusuk ambil keputusan, nanti malah buat si Embun ga nyaman
Sugiharti Rusli
sebaiknya jangan buru" Embun resign sih Tam, dia pasti akan menolak kalo kalian belum ada ikatan apa"
Sugiharti Rusli
memang yah terkadang ada orang" yang dianugerahi kalo masak apa saja yang simpel pun enak😆😆😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!