Danisha putri, gadis berusia 25 tahun yang harus bekerja seumur hidupnya untuk membayar hutang pada Boss nya atas apa yang dia lakukan, belum lagi dia adalah seorang single parent untuk seorang anak laki-laki berusia 5 tahun yang dulu tiba-tiba dia temukan didepan kost nya waktu anak itu masih bayi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wachid Tiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 11
Danish menuju ke kamar mandi, menyalakan kran dan tersungkur dilantai menangis sejadi-jadinya, meluapkan segala kesedihan yang selama ini ia pendam sendirian, tanpa ada yang pernah menanyakan kabarnya padanya sama sekali.
Flashback on~
"Sayang, aku lagi makan, kamu udah makan belum?" Tanya Danish pada seseorang yang dia telfon.
"Udah sayang, ya udah kamu makan dulu, nanti aku telfon lagi" jawab seseorang di seberang sana.
"Iya udah kalau gitu, aku sayang kamu Bima"
"Aku juga sayang kamu Danish, bye"
"Bye Bima"
Mereka mengakhiri telefon mereka, kemudian Danish melanjutkan makan malamnya.
"Hari ini hujan deras banget, ada petir nya juga, jadi takut gue, udah kayak syuting film horor" Danish bergidik ngeri.
"Oek oek oek oek...." Suara tangisannya bayi terdengar begitu kencang.
"Asli, ini gue takut, beneran gue denger tangisan bayi" gemetar Danish karena ketakutan.
Tangisan bayi itu terus terdengar, lama kelamaan semakin keras.
"Itu kok enggak berhenti ya nangisnya, jangan-jangan beneran ada bayi disini, tapi bayi siapa?" Danish bermonolog.
Danis memberanikan diri untuk keluar rumah, hujan masih sangat deras, sesekali terdengar suara gemuruh petir menyambar.
Danish membuka pintu rumah kontrakannya, Danish terkejut saat melihat sebuah dus berisi bayi baru lahir tergeletak didepan pintu kontrakannya.
"Ini anak siapa, malem-malem gini di geletakin di depan kontrakan gue" Danish menggendong bayi tersebut, membawanya masuk ke kontrakannya.
"Bedong nya basah lagi, gue enggak punya pakaian bayi juga, oh iya mending gue bawa ke kontrakannya Mbak Wulan, dia kan baru lahiran seminggu yang lalu, pasti mau minjemin bajunya buat nih anak, sekalian gue laporin sama pak RT sini biar di urus ke pihak yang berwajib" ucap Danish, dia menggendong bayi itu, kemudian mengambil payung dan keluar dari kontrakannya menuju kontrakan di depannya.
"Mbak Wulan..."
"Eh Danish ada apa? Kamu bawa bayi siapa?" Tanya wanita bernama Wulan itu.
"Enggak tahu mbak, Danish nemu di depan kontrakan Danish"
"Ya udah masuk sini"
Danish masuk ke dalam kontrakan Wulan dan meminjam pakaian untuk bayi itu, setelahnya Danish membawa bayi itu ke tempat pak RT dan segera melaporkan kepada pihak yang berwajib.
Namun sudah sebulan belum juga ada kabar dari pihak berwajib mengenai orang tua sang bayi, dan malah menyerahkan bayi itu padanya untuk di rawat olehnya.
Awalnya Danish ingin memasukkannya ke panti asuhan, mengingat dia hanya seorang sarjana yang baru lulus kuliah, dia juga belum memiliki pekerjaan, lagi pula tahun ini dia harus kembali ke Jakarta untuk kembali ke keluarganya setelah hampir empat tahun tidak pernah kembali.
Di Malang inilah Danish berpisah dari keluarga nya untuk mengejar pendidikannya, dia ingin membuktikannya pada keluarganya jika dia mampu melanjutkan pendidikannya tanpa bantuan materi dari keluarganya, meskipun keluarganya adalah orang yang berada, namun dia diperlakukan berbeda dengan kakaknya.
Orang tuanya selalu membandingkan dirinya dengan kakaknya yang lebih pandai darinya, bukan arti pandai yang sebenarnya, tapi dia lebih pandai mengambil hati orang tuanya dengan sikap manis palsu yang selalu dia tunjukkan.
Akhirnya, mau tidak mau, Danish membawa bayi itu pulang ke Jakarta.
"Aku akan jelaskan semuanya nanti, aku harap mereka akan mengerti dan menerimanya" pikir Danish.
-----
Di Jakarta.
Danish menaiki taksi dan berhenti di kediaman keluarga besarnya, keluarga Vernandes.
Pintu rumah terbuka, Danish melihat semua keluarganya telah berkumpul, termasuk kekasihnya Bima, Bima Sakti Hermawan.
Danish melihat tatapan mereka terlihat sangat marah, seperti akan mengulitinya hidup-hidup.
"Dasar jalang!!! Kupikir kamu pergi ke malang untuk bersekolah, tapi ternyata disana kamu menjual dirimu dan sekarang kamu membawa anak haram mu ke keluarga ku yang terhormat!!!" Teriak Bayu Vernandes, ayah Danish
Danish terkejut dengan ucapan ayahnya.
'kenapa semuanya bisa tahu kalau aku akan membawa seorang bayi bersamaku?' pikir Danish.
"Dasar anak tak tahu diuntung !!!! Mulai detik ini kamu bukan lagi bagian dari kehidupan Vernandes" Ucap ibuku lagi.
"Ayah, ibu aku..."
"Cukup, aku tidak mau mendengarkan perkataan seorang jalang!!! Mulai sekarang kami bukanlah orang tuamu!!!" Teriak Bayu pada Danish.
Air mata Danish mengalir membasahi wajahnya, rasanya sakit saat seseorang yang dia sayangi melakukan semua itu padanya, Danish bahkan tidak mengatakan apapun lagi.
"Ayah, ini jangan lakukan ini pada Danish, bagaimanapun juga dia adalah adiku" bela Tari, lestari Vernandes, dia adalah kakak kandung Danish.
"Tari, kamu jangan membela adik mu yang jalang ini, kamu terlalu baik untuknya" bentak ibunya.
Danish menatap sedih wajah keluarganya satu persatu, dia juga menatap wajah kekasihnya yang justru memalingkan wajahnya, air matanya semakin deras mengalir, sesekali dia menyekanya.
"Danish, mulai sekarang kita putus, kedepannya kita tidak ada hubungan apa-apa lagi, dan jangan pernah katakan kalau kamu adalah mantan kekasih ku, aku jijik mendengar nya" ucap Bima dengan kasarnya.
Danish tersenyum mendengar ucapan kekasihnya yang baru saja memutuskan hubungannya.
"Baik, dengan senang hati, dan dengan senang hati pula aku memutuskan hubungan dari keluarga ini, sekarang namaku bukan Danisha putri Vernandes, tapi hanya Danisha putri, dan mulai detik ini juga saya tidak ada hubungan apapun dengan kalian semua yang ada disini, kalau begitu saya permisi" Danish segera menarik kopernya kembali keluar dari rumah mantan keluarganya.
Mungkin ini sangat menyakitkan tapi Danish sudah menahan sakit seperti itu bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum ada bayi itu bersamanya.
"Danish tunggu" Tari memanggil menghentikan langkah Danish.
"Ada apa?"
"Enggak ada apa-apa, cuman mau ngasih tahu aja, akhirnya aku bisa bertunangan dengan Bima, karena dari awal emang kamu enggak pantes buat dia, dan juga buat keluarga ini, aku bahagia akhirnya ayah sendiri yang usir kamu dari sini, jadi selamat jadi gelandangan ya... Hahahaha, kamu tahu kan, kalau aku benci banget sama kamu, ya udah gih buruan pergi, aku udah muak lihat kamu" kata Tari, dia sungguh begitu membenci adiknya.
Danish hanya tersenyum menanggapi ocehan mantan kakaknya itu, dia tidak mengatakan apapun, kemudian berlalu pergi meninggalkan tempat itu untuk selama lamanya.
"Aku janji, bahwa aku tidak akan pernah mau menginjakkan kakiku lagi di rumah ini, walaupun kalian semua berlutut dan menangis darah dihadapan ku, aku bersumpah demi diriku sendiri bahwa aku tidak akan pernah kembali"
Ucap Danish penuh kemarahan.
Flashback off~