Brakkk..!!
Suara sesuatu yang bertabrakan.
Ternyata Soraya tidak sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan membawa barang didepan nya.
"Maaf, maaf saya tidak sengaja" Ucap Soraya pada seorang pemuda yang tadi ditabrak nya.
"Makanya, kalau tidak bisa bawa motor, lebih baik tidak usah! Lihat, barang-barang saya jadi rusak kan" Jawab Danu sang pemuda.
"Saya kan, sudah minta maaf. Sini biar saya bantu" Ucap Soraya, menawarkan membantu memunguti barang-barang yang berceceran.
"Tidak usah, saya bisa sendiri" Jawab Danu. Sambil mengumpulkan barangnya yang sebagian sudah tidak berbentuk lagi.
Apa mungkin mereka bisa bertemu lagi dan berjodoh???
Atau memang mereka tidak akan bertemu???
Bagaimana kelanjutan kisahnya... Yuk ikuti terus kisah nya Danu dan Soraya .....
Jangan lupa pollow juga akun Author ya 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atikah syarif, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu
Satu bulan kemudian
Semenjak kejadian Yulika meninggal, Danu benar-benar berubah seratus delapan puluh derajat. Dia menjadi pribadi yang dingin dan tidak tersentuh.
Rencananya juga hari ini Danu akan pergi ke cabang WJ CORP yang sedang dalam masalah. Rio juga sudah menerima pekerjaan nya, Rio yang bertugas sebagai asisten pribadi Danu ditinggal supaya bisa menghendel WJ CORP Pusat.
Danu sengaja tidak bilang jika dia adalah putra dari pemilik pabrik tersebut. Jadi Danu hanya sebagai kariawan biasa yang dipindah tugaskan dari pusat.
Jadi Danu bisa tau, mana yang benar-benar bekerja dan mana yang hanya menjadi parasit yang akan merugikan pabrik.
"Hai, kamu kariawan pindahan dari pusat ya?" tanya seorang kariawan pria yang bertugas digudang.
"Iya" jawab Danu singkat jelas dan padat.
"Saya juga baru bekerja disini, semoga kita bisa saling membantu ya" ucapnya lagi, yang dijawab anggukan saja oleh Danu.
"Terimakasih, perkenalkan nama saya Dimas" ujarnya sambil mengulurkan tangannya pada Danu.
"Danu" jawab Danu, lalu beranjak keluar dari dalam gudang. Dia sudah menemukan beberapa kejanggalan yang ada.
Danu akan terus menggali apapun yang bisa menjadikan nya bukti, supaya bisa membongkar kejahatan seseorang oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Dia aneh sekali, bicara saja seperlunya. Tapi, baik sih, semoga saja dia mau berteman denganku. Aku sama sekali tidak punya teman bicara disini" gumam Dimas masih ada didalam gudang, membereskan barang-barang yang baru saja masuk dan keluar.
"Bagaimana kabar kamu disana nak?" tanya Mama Renata diujung sana. Ya, Mama Rena selalu menghubungi nya setiap hari. Dia selalu ingin tahu keadaan putra semata wayang nya.
"Aku baik-baik saja Ma" jawab Danu, dia jarang sekali ceria seperti biasanya. Bahkan tidak pernah sekarang.
"Sayang, kamu kenapa berubah banget sih? Apa karena kepergian Yulika? Dia sudah tenang, jadi jangan kamu fikirkan lagi. Mama kangen dengan Danu yang dulu, Danu yang ceria, Danu yang selalu bikin Mama dan Papa selalu tertawa akan sikap kamu. Mama, Mama sangat merindukan nya nak" ucap Mama Rena sambil meneteskan air matanya, dia sangat sedih melihat sikap putranya yang dingin tidak tersentuh.
"Aku lebih nyaman seperti ini Ma, jadi semua orang akan segan padaku. Mereka tidak akan berani mempermainkan ku nantinya, jadi Mama tidak perlu khawatir" jawab Danu.
Jika Danu sedang bicara dengan kedua orang tua nya dia akan bicara panjang, tapi jika pada orang lain jangan harap.
"Bagaimana Mama tidak mengkhawatirkan kamu. Kamu jauh dari Mama, walaupun kamu sudah besar dan dewasa. Bagi seorang Ibu kamu tetap putra kecil Mama, Mama tidak mungkin membiarkan putra Mama kenapa-kenapa nak. Mama dan Papa hanya mempunyai kamu seorang" ucap Mama Rena sambil terisak.
"Maafkan Danu Ma, Danu nggak bermaksud menyakiti perasaan Mama. Danu hanya ingin mendapatkan seseorang yang tulus pada Danu, tidak hanya karena fisik atau harta Danu saja Ma. Danu mau wanita yang seperti Mama, penyayang dan lemah lembut. Itu saja Ma yang aku inginkan. Jadi itu semua bukan karena Yulika atau kematian nya" jelas Danu panjang kali lebar pada sang Mama.
"Ya ya ya, Mama tidak akan memaksa kamu menjadi yang mama inginkan. Tapi setidaknya jangan terlalu dingin pada semua orang, Mama takut bukannya orang segan ke kamu. Yang ada malah takut. Ingat pesan Mama yang itu" jelas Mama Rena.
Danu hanya mendesah mendengar penuturan Mama nya. Dia memang merasa lebih baik dari sebelum Danu menjadi sosok dingin, dia merasa sangat sesuai dengan dirinya yang baru. Dibandingkan dengan sosok yang sebelumnya.
.
Selesai bekerja, Danu menuju kontrakan nya yang tidak jauh dari pabrik. Kebetulan ada beberapa barang yang dia bawa, kebetulan juga lumayan ribet dia bawa.
Brakkk..!!
Suara sesuatu yang bertabrakan.
Ternyata Soraya tidak sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan membawa barang didepan nya.
"Maaf, maaf saya tidak sengaja" Ucap Soraya pada seorang pemuda yang tadi ditabrak nya.
"Makanya, kalau tidak bisa bawa motor, lebih baik tidak usah! Lihat, barang-barang saya jadi rusak kan" Jawab Danu sang pemuda.
"Saya kan, sudah minta maaf. Sini biar saya bantu" Ucap Soraya, menawarkan membantu memunguti barang-barang yang berceceran.
"Tidak usah, saya bisa sendiri" Jawab Danu. Sambil mengumpulkan barangnya yang sebagian sudah tidak berbentuk lagi.
"Sekali lagi saya minta maaf, saya benar-benar tidak sengaja" ucap Soraya lagi.
Danu tidak menjawab lagi ucapan Soraya, Danu melangkahkan kakinya menuju kontrakan nya yang sebentar lagi sampai.
"Dasar cowo kaku, kanebo kering! Sudah minta maaf juga tidak ditanggepin. Iiiihhhh, nyebelin" gerutu Soraya sambil menghentakkan kakinya.
Soraya segera mengemudikan motornya menuju sebuah kosan yang sama tidak jauh dari situ.
"Sora, kamu dari mana? Aku cairiin dari tadi tau" tanya sahabat Soraya.
"Aku dari depan" jawab Soraya, sambil berjalan agak pincang.
"Loh, loh, kamu kenapa?" tanya Rina sambil menelisik keadaan Soraya.
"Is.. Aku baru aja nabrak" jawab Soraya, lalu mendudukan dirinya diteras kosan.
"Apa!! Kamu nabrak? Terus, yang kamu tabrak gimana? Apa dia baik-baik saja, atau terluka parah?" tanya Rina lagi mengintrogasi.
"Kalo nanya apa nggak bisa satu-satu? Aku saja kaya gini. Ya, dia baik-baik juga lah. Cuman barang-barangnya banyak yang rusak sih" jawab Soraya sambil meringis menampilkan gigi putihnya.
"Is, kamu ini. Tapi, kamu sudah bantuin dia dan tanggung jawab kan?" tanya Rina lagi sambil membawakan minuman untuk sahabat nya.
"Aku maunya juga bantuin, kan memang aku yang salah. Tapi si kanebo kering nggak mau" jawab Soraya sambil meminum segelas air putih dari sahabat nya, Rina.
"Apa?!" ucap Rina sambil menepuk punggung Soraya lumayan keras.
Uhuk Uhuk...
"Kamu mau membunuhku ya!" ucap Soraya sambil terbatuk-batuk, sedang asik minum tiba-tiba ditepuk mendadak. Apa lagi hidungnya terasa perih akibat air masuk ketenggorokan nya.
"Maaf, maaf. Aku kan cuman reflek Sora, kamunya sih bikin aku kaget saja, masa kamu bilang dia kanebo kering sih? bukannya nolongin malah mengumpatnya" ucap Rina sambil menepuk jidatnya.
"Gimana nggak bilang kanebo kering coba. Dia itu aneh, aku sudah minta maaf malah marah-marah nggak jelas habis itu ngata-ngatain lagi. Terus, lihat wajahnya. Beeehhh, datar banget udah kaya plat tau gak?" jelas Soraya menggebu-gebu menjelaskan semuanya.
"Et dah, masa karena begituan doang kamu sebut kanebo kering. Ngomong-ngomong cakep nggak orangnya?" tanya Rina antusias.
"Biasa aja, yang ada wajahnya itu... Ngeselin banget" jelas Soraya sambil melangkah masuk kedalam kamar kos, lalu menutup pintunya dan menguncinya.
"Wah, parah nih anak. Eh, hei... Sora, buka pintunya" teriak Rina sambil menggedor pintu kosan Soraya.
"Aku nggak denger... " jawab Soraya sambil mendudukan badannya dikasur busa.
"Is, Sora nyebelin!" teriaknya dari luar.
Soraya sedang memijat kakinya sendiri yang keseleo. "Aw, sakit juga ternyata. Aduh, gimana aku kerja besok jika kaki aku kayak gini? Buat jalan aja sakit" gumamnya sambil mengurut kakinya.
Soraya merasakan kakinya yang semakin sakit, tapi jika harus kedokter dia tidak punya uang untuk membayarnya. Soraya hanya bisa menangis dan berdo'a, semoga kakinya besok pagi bisa segera sembuh.