NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Ceo Impoten

Terjerat Cinta Ceo Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Obsesi
Popularitas:965
Nilai: 5
Nama Author: Nona_Written

"Ta–tapi, aku mau menikah dengan lelaki yang bisa memberikan aku keturunan." ujar gadis bermata bulat terang itu, dengan perasaan takut.
"Jadi menurut kamu aku tidak bisa memberikanmu keturunan Zha.?"

**

Makes Rafasya Willson, laki-laki berusia 32 tahun dengan tinggi badan 185cm, seorang Ceo di Willson Company, dia yang tidak pernah memiliki kekasih, dan karena di usianya yang sudah cukup berumur belum menikah. Akhirnya tersebar rumor, jika dirinya mengalami impoten.
Namun Makes ternyata diam-diam jatuh cinta pada sekertarisnya sendiri Zhavira Mesyana, yang baru bekerja untuknya 5 bulan.

bagaimana kelanjutan ceritanya? nantikan terus ya..

jangan lupa Follow ig Author
@nona_written

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona_Written, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14 kenyaman

Hening menyelimuti apartemen Zhavira saat malam mulai menyusup perlahan. Hanya lampu dapur yang menyala, memantulkan cahaya hangat ke seluruh ruangan yang terasa nyaman dan tenang. Aroma bawang putih tumis menguar lembut dari wajan di atas kompor. Makes berdiri di sana, mengenakan kaus hitam polos dan celana santai. Lengannya yang terlipat sedikit memperlihatkan urat-urat di kulitnya yang kecokelatan, membuatnya tampak... terlalu memesona untuk ukuran pria yang sedang memasak.

Zhavira bersandar di kusen dapur, memperhatikannya dari kejauhan. Lelaki itu begitu fokus, sesekali mencicipi saus, mengaduk pelan, lalu mengangguk kecil seolah memberi persetujuan pada dirinya sendiri.

"Masakannya wangi banget," gumam Zhavira, akhirnya melangkah masuk.

Makes menoleh dan tersenyum kecil, "Masih percobaan. Tapi semoga kamu nggak keracunan."

Zhavira tersenyum geli dan mendekat pelan. Ia berdiri tepat di belakangnya, dan tanpa berkata apa-apa, kedua tangannya melingkar ke perut Makes, memeluknya dari belakang.

"Aku nggak peduli rasanya kayak apa. Yang penting kamu masak buat aku, itu sudah cukup." bisiknya lembut di punggung Makes.

Pria itu menghentikan gerakannya sejenak, merasakan kehangatan pelukan Zhavira. Senyum tipis terbit di wajahnya.

"Kamu ini bisa banget bikin aku nggak fokus," gumamnya pelan sambil mencolek hidung Zhavira yang kini menempel di bahunya.

Zhavira hanya terkikik, lalu mencium pelan punggung Makes sebelum melepaskan pelukannya dan duduk di meja makan mungil dekat dapur.

Beberapa menit kemudian, Makes membawa dua piring pasta krim dengan irisan ayam dan jamur. Ia meletakkan satu piring di hadapan Zhavira, lalu duduk di sebelahnya.

Namun sebelum Zhavira menyentuh garpunya, Makes menyendokkan satu suapan dan mengarahkannya ke mulut Zhavira.

"Nyobain dulu. Aku mau tahu ekspresimu jujur atau bohong," katanya, mata tajamnya menatap penuh ekspektasi.

Zhavira tertawa pelan, membuka mulutnya, dan menerima suapan itu. Ia mengunyah pelan, lalu mengangguk dengan mata membulat, "Hmmm! Ini enak banget, loh! Seriusan, aku nggak nyangka kamu bisa masak seenak ini."

Makes pura-pura merengut, "Aku pikir kamu cuma memuji biar aku tambah sayang."

Zhavira mencondongkan tubuhnya, mendekat, dan berbisik, "Aku memang mau kamu tambah sayang."

Detik berikutnya, Makes menarik dagu Zhavira dan menciumnya singkat—lembut dan penuh kehangatan. Tak ada urgensi, tak ada hasrat meledak-ledak. Hanya perasaan hangat yang mengalir perlahan dari bibir ke hati.

Setelah itu, mereka makan bersama dalam diam yang nyaman. Sesekali mata mereka bertemu dan senyum kecil mengembang di antara sendok dan piring. Tak perlu kata-kata berlebihan. Di malam itu, mereka tak sedang mengungkapkan cinta dengan kalimat, tapi dengan perhatian, masakan, dan momen sederhana yang terasa sangat berarti.

**

Hujan tipis masih mengguyur Jakarta malam itu. Rintiknya mengetuk pelan jendela apartemen Zhavira, menghadirkan irama lembut yang menemani suasana hangat di dalam ruang tamu. Cahaya dari lampu gantung disetel remang, menciptakan bayangan lembut di dinding dan menambah kesan nyaman. Di tengah ruangan itu, Zhavira dan Makes duduk berdampingan di sofa panjang, kaki mereka berselonjor santai dengan selimut tipis menutupi paha mereka.

Di televisi, drama favorit Zhavira sedang menayangkan episode terbaru. Musik latarnya penuh emosi, tapi perhatian Zhavira lebih sering mencuri-curi pandang ke arah Makes yang duduk dengan ekspresi tenang, bahkan sedikit geli saat melihat tokoh utama laki-lakinya merengek minta maaf dengan cara berlutut.

“Kalau kamu marah... kamu juga bisa begitu, loh,” gumam Zhavira, menyikut Makes pelan.

Makes mendengus kecil. “Aku? Berlutut seperti itu? Untuk perempuan kayak kamu? Tidak akan terjadi.”

Zhavira mencibir lucu, menyembunyikan wajahnya ke bantal. “Huh, menyebalkan.”

Namun beberapa detik kemudian, Makes menyandarkan kepalanya ke bahu Zhavira, membuat detak jantung perempuan itu berubah ritmenya. Suara rintik hujan di luar berpadu dengan suara napas Makes yang terdengar berat tapi menenangkan. Tanpa sadar, Zhavira menyandarkan kepalanya juga ke kepala Makes, lalu bergumam, “Kamu tahu, aku suka banget malam kayak gini. Tenang... hangat... dan kamu di sini.”

Tak ada jawaban dari Makes. Ketika Zhavira menoleh, ia mendapati laki-laki itu sudah memejamkan matanya. Tapi tunggu... ternyata bukan Makes yang tertidur, melainkan dirinya sendiri yang perlahan larut dalam kantuk karena rasa nyaman yang begitu menggelayut.

Dan saat ia benar-benar tertidur, tubuhnya perlahan terkulai menyandar penuh ke dada Makes.

Pria itu tersenyum kecil, lalu mematikan televisi dengan remote di tangan kanannya.

Dengan gerakan hati-hati, Makes meraih tubuh Zhavira yang sudah benar-benar lelap, lalu menggendongnya dengan kedua tangannya. Berat tubuh perempuan itu tak seberapa bagi Makes, tapi beban emosi yang melingkupi momen ini—rasa sayang, proteksi, dan ketulusan—menjadikan langkahnya menuju kamar terasa lebih lambat dan bermakna.

Saat ia meletakkan Zhavira di atas ranjang, perempuan itu menggeliat kecil. “Hmm... Makes?” gumamnya setengah sadar.

“Iya, ini aku,” bisik Makes lembut. Ia merapikan selimut ke tubuh Zhavira dan hendak berdiri, tapi sebuah tangan kecil meraih jemarinya.

“Tidur sini… temenin aku,” kata Zhavira pelan, matanya tetap tertutup.

Seketika itu Makes terpaku. Jantungnya berdetak lebih cepat, bukan karena gugup—melainkan karena perasaan yang sulit ia deskripsikan. Ia tahu momen ini bukan tentang gairah atau hal-hal dangkal. Ini tentang rasa aman, rasa yang jarang diminta dan jarang diberikan, namun malam ini… Zhavira memberinya.

Dengan helaan napas perlahan, Makes pun mengangkat selimut, lalu berbaring di samping Zhavira. Tubuh perempuan itu secara naluriah memeluk perutnya, wajahnya tertanam di dada Makes.

Butuh beberapa menit sebelum Makes juga menutup matanya. Tangannya melingkari pinggang Zhavira, mengusap pelan punggung perempuan itu. Ia merasa... damai.

“Senyaman ini ya, punya kamu,” bisik Makes nyaris tanpa suara, tak tahu bahwa Zhavira yang separuh sadar masih mendengarnya.

Sebuah senyum kecil terbentuk di bibir Zhavira, bahkan dalam tidurnya.

Malam menyusut perlahan. Di luar, rintik hujan masih jatuh. Tapi di dalam kamar, di balik selimut hangat, dua hati yang sempat penuh luka kini mulai menemukan tempat untuk pulih. Peluk itu bukan sekadar rangkulan, melainkan janji diam-diam. bahwa dalam segala badai yang mungkin akan datang, mereka akan tetap jadi tempat pulang satu sama lain.

Makes tidur dengan sangat pulas, tangan kekarnya memeluk pinggang ramping Zhavira, dan ini kali pertama untuknya merasakan tidur yang sangat amat nyenyak, tanpa drama dan tanpa rasa tidak nyaman yang selalu dia rasakan tiap malamnya.

Pagi hari, Zhavira terbangun, namun dia tidak langsung bangun dari tempat tidur, dia memandangi wajah damai Makes yang tertidur sambil memeluknya, wajahnya yang biasa terlihat galak dan serius, kini terlihat seperti seorang bayi yang sedang tertidur di pelukan ibunya.

1
Kei Kurono
Wow, keren!
Nona_Written: ❤️❤️ terimakasih
total 1 replies
ladia120
Ceritanya keren, jangan sampai berhenti di sini ya thor!
Nona_Written: makasih, bantu vote ya 😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!