" Daddy aku masih muda dan masih ingin menikmati hidup , kenapa harus menikah ?" ucap Aqila dengan tidak terima ketika Daddy meminta dia menikah .
" Aqila umur kamu udah 25 tahun jadi memang sudah seharusnya menikah , sudah cukup kamu foya-foya dan membuang waktu selama ini dan Daddy ingin kamu memberikan seorang cucu sebagai pewaris " tegas Daddy .
" Pewaris apa lagi Daddy, aku sudah memenuhi keinginan Daddy untuk menjadi presiden direktur di perusahaan keluarga lalu apa lagi masalah nya?" pertanyaan Aqila yang benar-benar tidak ingin menikah dan kalaupun menikah dia belum punya laki-laki yang tepat untuk dijadikan suami ideal baginya .
" Pokoknya Daddy nggak mau tau , kalau memang kamu tidak mau Daddy jodohkan cari calon suami sendiri dalam rentang waktu 1 Minggu ini jika tidak kamu akan Daddy nikahkan dengan Brian " pernyataan Daddy .
" What, Daddy aku nggak menyukai pria itu " tegas Aqila menolak tegas .
" Maka dari itu cari cepat calon suami " ucap Daddy pada Aqila
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Untuk pertama kali nya
" Apa " ketus Aqila dengan suara besar seolah mengajak Vincent bertengkar.
Vincent yang tidak ingin berdebat dengan Aqila hanya tersenyum menatap istrinya yang ternyata sama sekali belum punya pendirian untuk mempertahankan keputusan yang dia inginkan.
" Permisi tuan , semua sudah siap " ucap Irene yang diangguki Vincent.
" Bawa kemeja lusuh ini sekalian " julit Aqila melempar kemeja yang tadi Vincent pakai yang masih berada diatas ranjang.
Vincent mandi dibantu Irene dan 2 pelayan benar-benar layaknya raja yang semuanya harus dilayani.
10 menit kemudian Aqila tiba-tiba masuk kedalam kamar mandi dan berjalan santai melewati Vincent yang masih berendam didalam bathtub dipijit oleh pelayan nya.
Setelah keluar dari dalam toilet Aqila berhenti berjalan dan melirik Vincent dengan tatapan sebelah matanya.
" Kenapa?" tanya Vincent tersenyum tau kalau Aqila cemburu .
" Nggak ada " ketus Aqila secara tidak terduga menekan tombol shower lalu keluar kamar mandi dengan cepat .
" Aqila " teriak Vincent ketika tiba-tiba air hangat dari shower di atas menyala dan membasahi mereka berempat.
" Rasakan Vincent sialan " kata Aqila tersenyum puas .
Aqila keluar dari kamar " sore nona ada yang bisa kami bantu " tanya 2 bodyguard ketika Aqila berdiri dianak tangga terakhir.
" Bantu aku keluar dari sini, bisa kalian " kata Aqila dengan bad mood .
" Non " tegur bodyguard Aqila yang baru datang mendengar ucapan Aqila pada bodyguard dimansion Vincent.
" Om " Aqila tiba-tiba menangis lalu memeluk bodyguard setianya .
" Non kenapa?" tanya Bodyguard itu dengan lembut mengelus-elus punggung Aqila.
" Hwaaa, aku mau mati aja " ucap Aqila yang merasa muak dengan keadaan.
" Non kok gitu a,"
" Aqila " Vincent yang hanya memakai kimono sehabis mandi itu menarik Aqila dari pelukan bodyguard itu agar berada dalam pelukan nya .
" Berani memeluk pria lain " ucap Vincent dengan sebelah tangan saja mengangkat lalu kembali membawa Aqila masuk kedalam kamar.
Aqila meronta-ronta memukul Vincent yang terus berjalan membawanya " Aqila " Vincent menegur ketika Aqila menggigit bahu nya berkali-kali.
" Turunkan aku" kata Aqila memukul punggung Vincent yang sama sekali tidak merespon mau seperti apapun Aqila memukulnya.
" Girls, ahhhh" Vincent langsung berhenti berjalan ketika Aqila menggigit lehernya.
" Mulai nakal " senang Vincent menampar pantat Aqila lalu membuka pintu dan membawa Aqila cepat kedalam kamar bahkan mengunci pintu .
" Vincent lepaskan aku " teriak Aqila meronta-ronta.
Vincent menaruh nya diatas ranjang lalu menindih" Vincent jangan gila " teriak Aqila terus mendorong dada Vincent yang menindihnya.
" Aku bisa tidak waras Girls jika kamu terus begini " ucap Vincent memegang kedua tangan Aqila diatas kepala lalu mengunci tubuhnya.
" Vincent jika kau berani melakukan hal itu padaku maka aku akan bunuh diri " kata Aqila .
" Kamu tidak akan bisa melakukan nya girls, aku menjagamu 24 jam " pernyataan Vincent yang sungguh tidak ingin hal itu sampai terjadi .
" Tapi karena aku mencintaimu aku tidak akan mengambilnya secara paksa , tenanglah " ucap Vincent namun tiba-tiba mencium Aqila .
" Manis " Vincent melakukan ciuman pertama setelah tiga bulan mereka menikah
Aqila menendang Vincent lalu turun dari ranjang dan berlari " mau kemana " baru melangkah 3 langkah Vincent sudah kembali mendapatkan Aqila .
" Girls aku mohon berhenti melawan dan menentang karena aku sangat kasar jika sudah marah " pernyataan Vincent memegang leher Aqila dengan kedua tangannya yang gemetaran.
" Aku mencintaimu dan sama sekali tidak ingin kalau sampai emosi membuat aku menyakiti kamu " sambung Vincent mengelus-elus pipi Aqila dengan ibu jarinya.
" Hiks , kalau emang Om cinta sama aku lepaskan aku Om bukan disekap seperti ini " tangis Aqila dengan air mata yang berjatuhan .
Vincent memegang leher Aqila lalu menciumnya lagi dengan cukup lama dengan gerakan yang menuntut sampai perlahan suhu tubuh Aqila memanas dibuatnya.
Aqila yang tidak ingin hanyut dalam ciuman lembut Vincent memegang lalu meremas tangan Vincent yang di perban dengan sengaja agar pria itu kesakitan dan berhenti menciumnya.
Vincent tidak bergeming tapi akibat remasan Aqila darah kembali membasahi perban yang cukup tebal sepertinya luka di tangan Vincent kembali mengeluarkan darah yang cukup banyak .
" Om " teriak Aqila histeris ketika darah Vincent terasa mengalir di lehernya karena tangan Vincent masih berada di leher Aqila .
" Darah nya sangat banyak " Aqila memegang tangan Vincent dengan gemetaran lalu berteriak keras memanggil bodyguard Vincent untuk mengobati .
Sungguh Aqila tidak menyangka hal yang dia lakukan akan berdampak sejauh seperti ini .
Vincent duduk disofa memegang sebelah tangan Aqila agar ikut duduk di samping nya sembari menunggu Dokter .
Irene menelfon dokter pribadi Vincent agar cepat datang " Om maafin aku " Aqila udah menangis sampai segukan karena merasa bersalah sedangkan Vincent hanya diam seolah tidak terjadi apa-apa pada tubuhnya.
" Tuan jelang dokter datang biar aku buka dulu perbannya " ucap Irene yang sudah terbiasa mengobati luka ditubuh Vincent namun kali ini sedikit kesal karena lukanya disebabkan Aqila .
" Aqila aku tidak apa-apa" ucap Vincent ketika Irene baru membuka sedikit perban tapi Aqila yang memeluk sebelah tangan Vincent sudah menangis tak bersuara menyembunyikan wajahnya.
" Ma, maaf Om " Aqila benar-benar sudah kacau sampai Vincent iba melihat nya .
" Irene biar dokter saja yang mengobati ketika sudah sampai " ucap Vincent.
Vincent menarik Aqila dengan sebelah tangan sampai duduk diatas pangkuan nya " tenanglah aku tidak apa-apa " ucap Vincent menyandarkan Aqila ke dada nya merasa senang melihat kekhawatiran Aqila yang sangat berlebihan pada dirinya.
" Udah " senyum lebar Vincent ketika Aqila begitu kacau sampai lidahnya sudah kelu untuk bicara .
" Aqila sudah jangan menangis lagi " ucap Vincent menghapus air mata Aqila yang tidak berhenti menangis sedari tadi sampai tubuhnya bergetar.
Begitu dokter sampai Vincent menyuruhnya cepat melakukan tindakan karena sepertinya Aqila tidak akan berhenti menangis sampai luka itu diobati karena merasa bersalah .
" Jangan pergi " kata Vincent melingkarkan sebelah tangan nya dipinggang Aqila agar tetap duduk di pangkuan nya .
" Bi,bi biar luka Om di , obati dulu " ucap Aqila yang sedari kecil sangat takut melihat orang luka-luka apalagi karena nya .
" Temani aku " kata Vincent dengan manja meletakkan dagunya di pundak Aqila .
" Hiks , cepetan dokter " kata Aqila tiba-tiba memeluk kepala Vincent begitu perban nya di buka dokter .
" Nona tenanglah tuan Vincent kuat menghadapi luka kecil seperti ini biasanya aja patah " kata dokter muda itu jadi gemas melihat Aqila menangis sampai segitunya karena khawatir.
" Akhhhh" Vincent meringis ketika Aqila terdiam .
Aqila kembali memeluk kepala Vincent lalu mengelus-elus kepalanya, menenangkan Vincent yang sedang merasakan sakit .
Semua orang yang ada di sekitar mereka saling tatap lalu menahan tawa melihat seorang Vincent Destroyer meringis seperti kesakitan hanya karena luka kecil .
" Om kalau sakit banget gigit aja aku biar sakitnya dibagi " kata Aqila yang kasihan melihat Vincent terluka
segalak galaknya suami dari leluhurnya Ampe mommy tuh suami mereka ga ada yg lost control Ampe segitunya Vin kamu mah rada rada no good