Kisah cinta 3 karakter dari dua insan sejoli berbeda latar belakang sosial antara Kemal dengan Safitri.
Kemal adalah pribadi yang sinis, kejam, acuh dan tak punya hati, tapi sejak kejadian sang Mama, Kemal memiliki trauma akut yang membuat dia selalu dihantui mimpi buruk dan keesokan harinya Kemal berubah menjadi Rico yang memiliki kepribadian hangat, sabar, suka menolong serta romantis 180 derajat berbeda dengan sifat Kemal dalam dirinya.
Safitri yang terjebak pernikahan bohong dengan Kemal demi melunasi hutang mendiang ayahnya di buat bingung dengan kepribadian ganda yang di miliki Kemal.
Mampukah Safitri terus bertahan di samping pribadi Kemal yang kejam juga dingin dan Rico yang hangat penuh cinta untuknya
.
Yuk baca cerita komedi romantis receh kedua ku reader kesayangan. Jan lupa jadiin favorit ya Kaka"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jadian Setelah Sah
Suasana begitu khusyu saat acara pernikahan siri antara Rico dan Safitri berlangsung, derai air mata tak berhenti mengalir membasahi pipi Safitri. Lain halnya dengan Rico, wajah sumringah bahagia selalu tersenyum terlihat jelas wajahnya. Beberapa kali dia menoleh ke arah Safitri, dan jika kebetulan keduanya saling bertatapan Rico selalu memberikan kedipan nakal mata kanannya ke arah Safitri.
"Duh Gusti, eta lalaki teh lain ngan saukur cabul tapi beungeut badak oge,"(duh Gusti itu cowok gak cuma mesum tapi juga buaya muka badak)," batin Safitri kesal dengan sikap Rico yang terlalu genit di matanya.
"Jan benci gitu ngeliat gue, tar kalau dah jatuh susah loh mau bangunnya," bisik Rico sepertinya dia tahu apa yang ada dalam benak Safitri.
Mata Safitri langsung membulat menatap Rico seakan dia tau apa yang Safitri pikirkan dengan mulut sedikit terbuka.
"Astaghfirullah, ieu budak dukun atawa dukun anakna? Kumaha anjeun terang naon anu kuring pikirkeun(Astaghfirullah ini cowok dukun apa anaknya dukun? Kok tau apa yang aku pikirkan)?" batin Safitri menelisik sosok cowok di depannya.
"Kamu pasti nyangka aku dukun ya? Bisa baca apa yang lu pikirin. Gue kasih tahu kalau gue tuh cenayang hatimu cantik." ucap Rico berbisik tepat di telinga Safitri.
Seketika bulu kuduk Safitri berdiri, hembusan nafas yang terlalu dekat menyapu sebagian kulit lehernya membuat sekujur kulit tubuhnya merinding.
"Astagfirullah astagfirullah... aduh gusti kasih hamba kesadaran." gumam Safitri geram bercampur gugup.
"Sayang biasanya tuh kalau nikah cowok yang tegang, bukan ceweknya jadi kamu tenang aja aku udah siap kok lahir dan batin jasmani dan rohani bahagiain kamu seumur hidupku." ucap Rico makin menjadi tak jelas untuk diterima akal sehat Safitri.
"Mun lila ngamuat mah bisa jadi gélo("kalau lama-lama di ladenin bisa tambah gila saya)"
Safitri memalingkan wajahnya menghindari Rico, dia benar-benar heran. Kenapa pria di depannya bersifat aneh seperti itu dengan mengumbar rayuan dan juga janji manis padahal mereka tidak saling mengenal sebelumnya.
"Bapak semoga apa yang Fitri lakukan hari ini bisa membuat bapak bahagia, karena Safitri sudah melakukan apa yang menjadi kewajiban Fitri saat itu untuk meringankan bapak di alam sana." barisan kalimat yang membuat hati Safitri menjadi ringan seringan air mata yang tiba-tiba meluncur di pipi putihnya.
"Ini emang terlalu cepat buat kita fit, tapi gue janji gue akan buat lo jatuh cinta sama gue Dan kita akan bahagia bersama. Pacaran paling manis akan kita rasakan setelah pernikahan ini." batin Rico menatap sanggul kepang yang di gelung sederhana tanpa hiasan dari balik jilbab pashmina warna putih transparan.
Agenda acara nikah siri dimulai dengan pembacaan ayat suci Alquran di teruskan dengan ceramah nikah oleh guru ngaji setempat. Acara dilanjutkan dengan mengisi surat keterangan nikah agama yang di keluarkan oleh desa bersangkutan dan di tandatangani oleh Rico dan Safitri serta 2 orang saksi.
"Baiklah kalau begitu karena semua rukun sah nya nikah ini sudah di penuhi maka kita mulai akad nikahnya." ajak pak penghulu sambil mengulurkan tangannya menjabat tangan Rico yang langsung disambut dengan antusias oleh Rico.
"Saya nikahkan kamu dengan Safitri bin Bahrul Alam, perempuan yang menjadi kuasaku, dengan mahar dua ratus ribu rupiah dan sebuah cincin berlian dibayar kontan atau tunai." ucap Pak penghulu yang langsung disambut dengan ucapan Rico.
"Saya terima pernikahan dan perkawinan ini untuk saya, dengan mahar yang telah disebutkan secara kontan" dengan mantap dan sekali ucap Rico menjawab.
"Bagaimana bapak ibu? Sah?" penyebab kepada mereka yang hadir di ruang tamu rumah Safitri.
"SAHHH!!" serempak yang hadir menjawab sambil mengucap hamdalah.
"Sok atuh sekarang sudah sah boleh mau apa aja mah." goda pak penghulu sambil tersenyum ke arah kedua mempelai.
"Terimakasih pak penghulu." dengan bersemangat Rico kembali menggenggam tangan pak penghulu hingga membuat dia meringis menahan sakit.
"Iya iya tapi tolong lepaskan tangan tua saya." ucap Pak penghulu sambil menarik tangannya.
"Maaf pak, maaf terlalu bahagia hehehe." saut Rico nyengir.
"Ayo pakai kan dulu cincin nya sebelum di cium." ucap Pak penghulu kembali menggoda.
Rico mengambil cincin yang tergeletak di atas meja depannya lalu dia memegang tangan kanan Safitri sambil mengusap lembut tangan itu.
"Yank, kita jadian mulai sekarang dan gue minta Lo selalu sabar sebagai pasangan sah gue sampai takdir memisahkan kita." ucap Rico melow menahan genangan di kedua sudut matanya.
"Untuk pertama kalinya, aku tak perlu mencoba untuk bahagia. Karena saat bersamamu sekarang, hal itu terjadi begitu." saja." sambung Rico kembali.
Safitri yang sedari tadi tertunduk lalu mengangkat wajahnya menatap manik mata Rico yang punya sorot mata indah. Belum lagi didukung dengan bulu mata yang manis serta alis yang tegas dan senyum menawan yang tulus. Safitri langsung gugup, buru-buru kembali menundukkan pandangannya.
"Cincin itu indah tapi jauh lebih manis senyum di wajah gue." goda Rico kembali berbisik.
Mendengar ucapan Rico membuat Safitri kembali mengangkat wajahnya dan membuang ke arah lain.
"Ya allah, lila-lila kuring neuteup ka manehna, manehna salah(duh Allah bisa bengek saya lama - lama ngadepin dia serba salah)" batin Safitri makin gugup.
Rico menarik telapak tangan kanan Safitri lalu menciumnya lembut sambil memejamkan mata.
"Sandingkan dia selalu untukku ya Robb." sebait doa tulus Rico sematkan dalam pejamnya.
Rico kembali membuka matanya lalu menyematkan cincin yang ada di genggaman jari jari telapak tangannya ke jari manis kanan Safitri.
Tangan dan ucapan hamdalah langsung memenuhi ruang tamu Safitri menenggelamkan suara isak tangis Mirah.
setelah menyematkan cincin Di jari manis Safitri. lalu diteruskan dengan Safitri mencium telapak tangan Rico yang dibalas dengan kecupan dikenal Safitri.
Saat Riko mencium kening Safitri, dia merasa aliran darah yang mengalir deras ke perut, otot-otot tubuhnya hingga rasa merinding menjalar di sekujur tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki
Deg
"Astaghfirullah." batin Safitri saat dia merasakan sensasi kupu-kupu, jantungnya deg-degan, pupil mata membesar hingga tangan Safitri pun berkeringat.
Melihat ekspresi Safitri membuat Rico tersenyum puas dan juga bahagia.
"Dia bener-bener masih polos." batin Rico menyungging senyum.
Safitri buru-buru menarik tangannya dari genggaman tangan Rico lalu dia kembali tertunduk. Setelah pembacaan doa dan makan sajian sederhana yang disajikan para tamu pun pulang ke rumah masing-masing.
Tak ada kado tak ada pelaminan atau hidangan prasmanan ala perkawinan, yang tersisa hanya kulit kacang dan kulit pisang rebus yang berserakan bercampur dengan gelas kosong air kemasan.
"ibu maaf saya akan bawa Safitri pulang ke rumah saya sekarang." pinta Rico kepada Mirah.
Mirah menarik nafas panjang.
"Apa tidak sebaiknya menunggu sampai Safitri dapat ijazahnya?" tanya Mirah.
"kalau untuk urusan itu biar nanti abah Hanafi yang mengurus, ibu nggak usah khawatir." jawab Rico menoleh ke arah Hanafi yang di balas dengan anggukan kepala serta senyum.
Tidak ada alasan lagi buat Mirah untuk menahan Safitri lebih ada di samping. Karena bagaimanapun juga hutang yang ditinggalkan suaminya sudah dipenuhi dan dilunasi oleh Rico.
Mirah memeluk tubuh Safitri sambil membelakangi rambutnya.
"Maafkan emak sama Abah fit. jaga diri baik-baik ya neng. Kabari kita kalau ada apa-apa." pesan Mirah berusaha untuk tegar.
Safitri tidak mampu menjawab pesan Mirah, dia hanya mengangguk dalam pelukan Mirah.
"Teh fit kalau indah kangen boleh kan libur sekolah ke tempat teh Fitri?" tanyain dah sedih sambil mengusap air matanya.
Safitri kembali hanya membalas dengan anggukan sambil terisak dan memeluk Indah.
"Teh, nanti bilang sama Kaka ipar buat beliin hp iPhone 14 ya." ucap Ayu sengaja dengan suara agak keras agar didengar Rico.
Rico hanya tersenyum sambil memberi acungan jempol.
"YESS!" sorak Ayu girang mengangkat kedua tangan ke atas.
...💕💕💕💕💕💕...
Bagaimana kelanjutan kisahnya apakah Safitri bisa bahagia bersama Rico?
secara kn Bastian semalam abis makan masakannya Fitri..
hmm.. smoga baik² aja