Mira adalah seorang gadis yang hidup sendiri di sebuah kota, Ibunya sudah meninggal sedangkan Ayahnya tidak tau di mana, dia mempunyai seorang kekasih yang bernama Aldo, Lisa sahabat Mira menyukai Aldo.
Mira berkerja di sebuah toko perhiasan,bersama temanya Susi, hingga akhirnya bertemu dengan Lian yang sekarang menjadi teman dekatnya.
Saat ini Mira sudah bertemu dengan Ayahnya, tetapi kebahagiaan belum juga dia dapatkan.
Akankah Mira bisa hidup bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Hampir Saja
''Mir, pulang yuk!" ajak Susi.
"Tunggu bentar Sus, lihat tuh ada bunga kesukaan ibuku dulu!" kata Mira.
"Bunga ini di tanam pakai hati Mir, jadi paling terawat di sini, pemilik sendiri yang menyirami setiap hari, bahkan para pekerja di sini di larang menyentuh bunga ini, apalagi yang warna putih itu!" tunjuk Lian.
"Lian, pemilik bunga ini kalau kesini jam berapa? aku ingin bertemu dan minta bunga putih itu!" kata Mira.
"Sekarang belum ada," jawab Lian gugup.
"Apanya yang belum ada Lian? aku kan tanya pemiliknya kapan datang kesini?" ucap Mira.
"Tumben kalian akur?" timpal Susi.
"Kita sudah baikan Sus! aku capek berantem terus sama Mira!" kata Lian.
"Baru nyadar dia Sus! kalau aku ini baik, dia aja yang suka sewot!" sahut Mira.
"Mulai deh, kalian ini!" kata Susi.
Saat mereka sedang asyik ngobrol tiba-tiba ada orang berteriak. Orang-orang lari berhamburan menuju ke tempat itu.
"Mbak, ada apa di sana?" tanya Lian pada orang yang lewat.
"Ada orang pingsan, Mas!" jawab orang itu.
"Ayo kita liat aja Lian!" ajak Mira.
Mereka bertiga menuju ke tempat itu, tidak ada yang berani menolong orang yang pingsan tadi. Mira mendekat ke orang yang pingsan itu,betapa terkejutnya Mira ternyata Lisa yang pingsan.
"Lisa!" teriak Mira.
"Ayo kita bawa ke rumah sakit aja!" ajak Susi.
Akhirnya Lisa di bawa ke rumah sakit terdekat dengan taman itu.
"Lian, terimakasih ya sudah mengantarkan kita?" kata Mira.
"Sama-sama Mir, yang penting teman kamu itu selamat!" jawab Lian.
"Lebih baik hubungi keluarganya saja Mir!" kata Susi.
Mira bergegas menghubungi keluarga Lisa, agar segera datang ke rumah sakit, kalau terlambat bisa-bisa Mira yang kena masalah.
"Sebenarnya,aku tadi sempat ngobrol di taman dengan Lisa! dia nangis Mir! dia juga sempat bilang kalau ada kerjaan bareng Aldo!" kata Susi.
"Kenapa kamu baru bilang?" tanya Lian.
"Kalau aku bilang tadi, aku takut dia ganggu Mira!" jelas Susi.
"Kan ada aku Sus! mana mungkin dia berani ganggu Mira!" sahut Lian.
"Sudah terlanjur juga, kalian gak usah debat! lagian kita juga gak tau kalau Lisa di sana kan?" kata Mira.
Plak.... !!! Mamah Lisa tiba-tiba datang menampar Mira dengan keras.
"Kamu apakan anak saya? setiap ada kamu anak ku jadi sakit!" kata Ane.
Dia akan menampar Mira lagi, tapi tangannya di tahan oleh Lian.
"Harusnya anda berterimakasih pada Mira! dia sudah menolong anak anda!" Lian mulai emosi dengan mamahnya Lisa.
"Siapa kamu ikut campur urusan orang?" tanya Ane.
"Anda gak perlu tau siapa saya!" bentak Lian.
"Sudah Lian, biar aku yang ngomong sama tante Ane!" sahut Mira.
"Tidak! dia bisa nyakitin kamu Mir! orang ini selalu bikin hidup keluarga kamu menderita, kalau Ayah tidak membantu suaminya mungkin dia sudah..... Lian keceplosan dia langsung diam.
"Apa maksud kamu ngomong begitu?" tanya Ane.
"Lian, tolong jawab maksud kamu tadi apa?" Mira ikut bertanya.
"Tolong kalau mau ribut silahkan keluar dari rumah sakit ini!" kata seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan periksa.
"Dok! bagaimana keadaan anak saya?" tanya Ane.
"Anak anda belum sadarkan diri, saya sudah bilang sama ibu kan kemarin, jangan sampai anak ibu sedih, kenapa ini bisa pingsan?" tanya dokter.
"Saya tidak tau dok! mungkin dia habis berantem dengan temanya!" jawab Ane enteng.
"Tante! jangan asal nuduh!" ucap Lian.
"Lian! kamu tenang dulu ya?" ucap Susi.
"Kamu dengar gak? dia mau nuduh Mira!" kata Lian.
"Lian ayo kita keluar, ada yang ingin aku bicarakan!" kata Mira.
"Tunggu! kalau sampai terjadi apa-apa dengan anak saya awas kamu Mira!" ancam Ane.
"Apa kamu bilang?" tanya Lian.
"Sudah Lian, ayo kita keluar saja!" ajak Mira.
Mereka bertiga keluar dari rumah sakit itu dan menuju ke cafe yang berada di taman tadi.
"Lian, duduk dulu!" kata Mira.
"Kamu jangan diam aja kenapa Mir, orang itu sudah memperlakukan kamu dengan tidak baik!" ucap Lian sambil memegang pipi Mira yang memerah karena tamparan tadi, tapi Mira menepisnya.
"Aku baik-baik aja kok! kamu jangan khawatir, ini sudah hal biasa yang aku terima dari tante Ane!" jelas Mira.
"Apa? hal biasa?" tanya Susi.
Ada seseorang yang mengamati mereka dari kejauhan hingga meneteskan air mata.
"Lian, apa maksud ucapan kamu di rumah sakit tadi?" tanya Mira.
"Ucapan apa Mir?" Lian malah balik tanya.
"Kamu bilang kalau tidak di bantu ayah tadi, maksud kamu ayah siapa?" tanya Mira.
"Ayahku Mir!" jawab Lian singkat.
"Boleh aku bertemu dengan Ayah kamu?" tanya Mira lagi.
"Mas Lian! di cari bapak!" ada seseorang pelayan cafe yang datang.
"Tolong bilang sama bapak mbak! kalau saya ada perlu!" jawab Lian.
"Tumben Mas, panggilannya bapak biasanya ........ belum selesai bicara Lian memotongnya.
"Mbak, nanti bapak nungguin!" kata Lian.
"Baik Mas!" ucap pelayan itu lalu pergi .
"Lian, kok kamu kenal dengan pelayan di sini?" tanya Susi.
"Aku kan sering nongkrong di sini!" jawab Lian bohong.
"Jangan- jangan bapak itu pemilik bunga anggrek yang di taman, tuh baru nyiram tanaman!" kata Mira.
Mira beranjak dari tempat duduknya dan akan menuju ke taman itu, Lian dan Susi mengikuti Mira.
Sampai di tempat itu orang yang di lihat Mira sudah tidak ada. Mira tampak kecewa karena tidak bisa bertemu dengan bapak tadi.
"Bapaknya sudah pergi!" ucap Mira.
"Mungkin sudah pulang Mir, ayo kita pulang juga!" ajak Susi.
"Aku antar kalian pulang!" kata Lian.
Lian pun mengantarkan Mira dan Susi pulang ke kostnya, sesampainya di kost ternyata ada Aldo sudah ada di sana membawa sebuket bunga.
"Terimakasih Lian, sudah mengantarkan kita," kata Mira dengan senyum manisnya.
"Iya sama-sama Mir, kamu hati-hati ya?" ucap Lian.
"Mira, siapa dia?" tanya Aldo.
"Kenalkan ini Lian, teman aku!" jawab Mira.
Keduanya saling berkenalan dan berjabat tangan, Lian tampak biasa dengan senyuman khasnya sedang Aldo tampak kesal, karena baru mengetahui kalau kekasihnya mempunyai teman laki-laki.
"Mir, Sus, Aldo, aku duluan ya?" pamit Lian, dia langsung masuk ke dalam mobil.
"Hati-hati Lian!" kata Mira.
"Mir, sejak kapan kamu mempunyai teman laki-laki?" tanya Aldo.
"Sejak kamu sibuk Do!" jawab Mira.
"Mir, aku masuk duluan ya?" kata Susi.
"Iya Sus!" jawab Mira.
"Mira, selama ini kamu juga tidak pernah cerita sama aku kan!" ucap Aldo.
"Aldo, kita hanya berteman kok!" ,jelas Mira.
Aldo masih diam mendengar jawaban Mira.
Tunggu kelanjutannya ya 😄😄😄
Terimakasih sudah membaca🙏💕💕
