Di masa depan distopia bernama Neo-Arcadia, ingatan adalah komoditas. Orang miskin menjual ingatan bahagia mereka untuk bertahan hidup, sementara elite membelinya untuk menikmati pengalaman yang tidak pernah mereka miliki. Elara, seorang remaja yatim piatu, menemukan dirinya memiliki kemampuan langka dan berbahaya: dia dapat mencuri, memindahkan, dan bahkan menghapus ingatan hanya dengan sentuhan kulit. Ketika kemampuan ini menarik perhatian Aether Corp, konglomerat yang mengendalikan pasar ingatan global, Elara harus melakukan perjalanan berbahaya melintasi realitas paralel untuk menemukan asal-usul kekuatannya—sebelum Aether Corp mencuri ingatan terakhirnya: ingatan tentang keluarganya yang hilang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoga Ards, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 2: Echoes of the Nexus
Gelombang kejut memori yang diluncurkan Direktur Neva terasa seperti palu yang terbuat dari kristal pecah menghantam tempurung kepala Elara. Itu bukan serangan fisik, melainkan penolakan kejam; upaya untuk mengusir ingatan Nexus yang telah dicuri Elara dari pikiran Tuan Vance.
Elara tersungkur, Lututnya mencium lantai baja yang dingin, seluruh sistem sarafnya menjerit menolak invasi yang kejam ini. Neuro-Glove di tangan kirinya mendesis, nyaris tidak mampu menahan gelombang psionik yang dipancarkan Neva melalui cincin Neuro-Link curian.
"Mengapa kau menolaknya, Chrono-Kid?" Suara Neva menusuk, bergema di ruang Gerbang Logistik Utama yang luas. "Ingatan itu terlalu besar untuk wadah sepertimu. Kembalikan. Atau aku akan mengambilnya secara paksa, bersama dengan sisanya."
Tiga Mem-Hunters Elit berjubah abu-abu mulai bergerak, membentuk formasi setengah lingkaran yang terencana, Neuro-Dampener mereka mengarah ke Elara. Mereka tidak perlu menembak jika Neva berhasil memecah pertahanan mentalnya.
Elara tahu dia tidak punya waktu untuk memikirkan skema Kael. Kael sudah menjanjikan evakuasi logistik, tapi Neva sudah ada di sini, secara harfiah berdiri di antara Elara dan kereta monorel.
Aku tidak bisa membiarkannya menyentuhku. Bukan dengan kekuatan penuhnya.
Elara mendorong dirinya berdiri. Dia harus bertindak sekarang.
"Kau ingin ingatan?" teriak Elara, suaranya parau. "Ambil sendiri!"
Dia membuka Neuro-Glove.
Kontak kulit. Tangan kanannya, yang telah dia rendam dalam larutan pendingin dan masih memancarkan panas yang tersisa dari overload, menyentuh panel kontrol di sampingnya—panel yang baru saja dia gunakan untuk memasukkan kode Vance.
Itu adalah tindakan gila. Itu bukan kulit manusia, hanya logam dan sirkuit. Namun, dengan kemampuannya yang sudah melampaui batas, Elara memaksa Kronometri-nya untuk bekerja pada benda mati.
Ingatan Panel: Kode Akses. Data Logistik. Jadwal Shift.
Elara menyuntikkan kekacauan. Dia tidak mencuri data, dia mengacaukannya.
Seketika, seluruh Gerbang Logistik Utama menjadi gila.
Lampu neon yang tadinya tenang berubah menjadi merah dan berkedip-kedip tak beraturan. Panel kontrol mengeluarkan percikan api dan berteriak dengan suara sirene yang terdistorsi, seperti robot yang sedang sekarat. Pintu-pintu baja di sekitar ruangan bergeser secara acak, membuka dan menutup dengan bunyi tabrakan keras.
Bahkan Neva pun terkejut.
"Dia menyuntikkan glitch memori ke dalam sistem!" teriak Neva, suaranya sedikit panik. "Blokir output eksternal! Jangan biarkan dia—"
Neva tidak menyelesaikan kalimatnya. Elara, menggunakan kekacauan sebagai penyamaran, sudah meluncur.
Mem-Hunters Elit, yang terlatih untuk membekukan target, kini terpaku, bingung oleh lonceng alarm dan pintu yang bertabrakan.
Elara tidak lari ke kereta. Dia tahu Neva akan memprediksi itu.
Dia berlari menuju tumpukan besar Kapsul Ingatan Kargo yang dijadwalkan untuk pengiriman. Kapsul-kapsul itu dikemas dalam peti-peti metalik yang tingginya mencapai langit-langit.
"Kael! Buka pintu logistik di dekat Zona Merah! Sekarang!" teriak Elara melalui earpiece-nya.
"Gila! Itu jalur pembuangan sisa bahan bakar plasma! Elara, kau akan mati terpanggang!"
"Tidak ada pilihan!"
Elara melompati tumpukan kapsul, tangannya yang telanjang sesekali menyentuh peti-peti kargo. Setiap sentuhan memicu reaksi kecil: beberapa peti mengeluarkan suara mendesis aneh; yang lain mulai bergetar karena lupa tujuan pengirimannya.
Neva pulih lebih cepat dari yang lain. Dia sadar bahwa ini bukan hanya pelarian; ini adalah serangan balik yang dilakukan oleh bocah yang dia anggap remeh.
Neva menggerakkan tangannya ke arah Elara, dan kali ini, dia tidak mengirimkan gelombang kejut memori, melainkan menarik ingatan dari Mem-Hunters di dekatnya untuk memperkuat dirinya.
Elara melihatnya: Ingatan tentang disiplin yang menyakitkan, kesetiaan buta, dan pelatihan brutal mengalir dari Mem-Hunters ke Neva, membuatnya terlihat lebih kuat.
"Kemampuanmu adalah milikku, Elara. Kau adalah kecelakaan yang cantik. Tapi aku akan memanenmu!"
Neva menerjang. Gerakannya terlalu cepat untuk seorang eksekutif.
Elara menghindar di balik peti kargo. Neva menghentakkan tangan Neuro-Link-nya. Peti itu meledak, bukan oleh bahan peledak, tapi oleh tekanan mental yang sangat besar, memuntahkan ratusan kapsul memori kecil ke lantai.
Neva tahu bahwa sentuhan fisik adalah keunggulan Elara.
"Jaga jarak!" Neva berteriak kepada anak buahnya, yang mulai menembakkan jaring Neuro-Web yang dirancang untuk melumpuhkan.
Elara, dalam kondisi kekacauan mental yang ekstrem, melakukan hal yang paling berbahaya. Dia melompat ke tumpukan kapsul ingatan yang berserakan di lantai dan membiarkan kulitnya bersentuhan dengan mereka.
Kontak. Kontak. Kontak.
Dia menyerap lusinan ingatan kecil dalam sepersekian detik: Rasa takut pada ketinggian. Bau kopi pagi. Suara tawa anak kecil. Kemarahan pada bos.
Banjir data ini nyaris membuatnya muntah, tetapi dia menggunakannya sebagai perisai mental.
Ketika Neva meluncurkan serangan memori berikutnya, itu tidak mengenai satu target, melainkan puluhan ingatan yang bergejolak dan kacau. Kekuatan Neva terpecah, kewalahan oleh noise ingatan acak.
"Apa yang kau lakukan?!" Neva berteriak, mundur selangkah.
Elara menggunakan satu ingatan yang paling kuat yang dia dapatkan—ingatan tentang kelincahan seorang parkour profesional yang menjual bakatnya—dan melompat. Dia mendarat di atas bahu salah satu Mem-Hunter, kakinya menendang Neural-Dampener-nya hingga terpental.
Tangan Elara yang telanjang kini mendarat di leher Mem-Hunter yang lain.
Ekstraksi Total.
Dia tidak hanya mengambil ingatan, dia mengambil identitas. Elara melihat sekilas kehidupan agen itu, ingatan tentang pelatihan, dan lokasi semua gerbang keamanan. Kemudian, dia mengosongkannya.
Mem-Hunter itu jatuh ke lantai, matanya kosong, kini hanyalah sebuah cangkang tanpa kesadaran diri.
"Dia menghapusnya! Tangkap dia! Hidup atau mati!" Neva memerintahkan, matanya berkilat marah.
"Pintu logistik terbuka, Elara! Tapi kau hanya punya satu menit! Sistem akan mengunci otomatis!" teriak Kael, suaranya putus-putus.
Zona Merah. Jalur Pembuangan Bahan Bakar Plasma. Elara melompat dari peti ke peti kargo menuju pintu yang terbuka. Di belakangnya, Neva dan dua Mem-Hunters lainnya menembakkan Neuro-Web, jaring energi biru yang bisa menahan dan memblokir kemampuan Kronometri-nya.
Satu jaring nyaris mengenainya. Elara berguling, tangannya menyentuh lantai. Dia menyuntikkan glitch terakhir: Ingatan Kebohongan.
Dia memaksa lantai baja itu untuk "mengingat" bahwa ada lubang pembuangan yang terbuka tepat di bawah Neva.
Meskipun Neva adalah seorang jenius mental, dia adalah manusia. Otaknya secara naluriah bereaksi terhadap sinyal bahaya. Neva tersandung, kakinya mencari pijakan yang tidak stabil. Momen itu cukup.
Elara merangkak masuk melalui pintu yang terbuka itu, hanya untuk dihadapkan pada panas terik dan jeritan mesin.
Dia berada di terowongan pembuangan sisa bahan bakar plasma. Itu adalah sebuah tabung logam besar, melengkung dan berminyak, dengan aliran cahaya oranye kemerahan yang melintas di depannya setiap beberapa detik—sisa bahan bakar yang dibuang. Jika salah langkah, dia akan menjadi abu.
"Kael, kau menjijikkan. Ini benar-benar Zona Merah," gerutu Elara, meskipun dia bersyukur masih hidup.
"Maaf! Hanya ini yang tidak akan diprediksi Neva!"
Di belakangnya, pintu mulai menutup. Sebuah tangan—tangan Neva—mencoba meraihnya, sarung tangan Neuro-Link yang bersinar nyaris menyentuh tumit Elara.
"Kau pikir kau bisa lolos dariku?! Kau tidak tahu apa yang kau miliki, Chrono-Kid! Nexus adalah kunci yang akan menghancurkan Neo-Arcadia!" Neva menjerit, suaranya teredam oleh pintu yang menutup.
KLANG!
Pintu baja menutup, memotong teriakan Neva. Elara sendirian dalam kegelapan yang panas, hanya ditemani oleh cahaya oranye yang melintas.
Elara berjalan berjongkok, mencoba menghindari aliran bahan bakar yang panas. Kael memberinya petunjuk arah.
"Sekitar seratus meter lagi. Akan ada pintu keluar darurat yang menuju ke Jaringan Tua. Dari sana, kau bisa sampai ke Sektor Tua di Distrik Perdagangan. Aku akan bertemu denganmu di sana."
"Kau aman?" tanya Elara.
"Untuk saat ini. Aku memasukkan ingatan Neva tentang kue ulang tahun masa kecilnya ke dalam sistem keamanan Aether Corp. Mereka semua sibuk mencari kue," Kael menyahut, ada sedikit kebanggaan dalam nada suaranya.
Elara tersenyum kecil. Itu adalah tipikal Kael.
Saat dia berjalan, tangan kanannya terasa sangat gatal. Overload tadi tidak hilang. Sentuhan paksa pada ingatan Nexus Vance telah meninggalkan residu.
Dia berhenti sejenak, menempel di dinding. Dia memejamkan mata dan memfokuskan pikirannya pada residu ingatan itu, mencoba memisahkan pecahan Nexus dari kekacauan Mem-Hunter dan Vance.
Dia melihat lagi: peta itu. Tapi sekarang, lebih jelas.
Itu bukan peta tempat di Neo-Arcadia. Itu peta tempat di antara tempat. Sebuah peta yang menunjukkan titik-titik di luar tiga dimensi: titik-titik di mana realitas bergesekan.
Dan dia melihat sebuah simbol. Simbol yang sama yang ia ukir di lengan kirinya sejak kecil, tanpa tahu mengapa: sebuah spiral dengan tiga lingkaran di sekelilingnya.
Lalu, sebuah suara. Bukan suara Neva, tapi suara seorang wanita yang jauh, lembut, dan asing.
"Jaga Spiralnya, Elara. Itu adalah kunci. Ingatanmu ada di sana. Di tempat Gema bertemu."
Napas Elara tercekat. Gema. The Echoes.
Ini bukan mitos. Ini bukan taktik Neva. Ingatan Nexus itu benar-benar terhubung dengan dirinya, dengan masa lalunya yang hilang. Neva tahu. Neva menginginkan kunci yang ada dalam ingatan Elara.
Tiba-tiba, suara Kael terdengar lagi, kali ini dalam nada yang sangat berbeda.
"Elara! Sialan! Aku tidak bisa menahan firewall! Mereka menggunakan Protokol Darurat Omega! Mereka tahu kau menuju Zona Merah. Aku harus memutuskan koneksi dan lari! Ingat petanya! Temui aku di Jaringan Tua. Aku akan mencari jalan lain!"
Sambungan terputus.
Elara sendirian. Dalam terowongan panas di bawah kota yang kini memburunya, dengan sebuah peta dimensi paralel yang tertanam di kepalanya, dan simbol aneh di lengannya yang merupakan satu-satunya petunjuk.
Dia melihat ke depan, ke pintu keluar darurat di ujung lorong yang gelap, dan dia tahu: petualangan barunya, yang terpisah dari Kael, baru saja dimulai. Dia tidak hanya harus bertahan hidup; dia harus menemukan The Nexus sebelum Neva menemukan cara untuk mengambilnya.
Elara mempererat hoodie-nya dan berlari.