NovelToon NovelToon
Nasib Si Kayya Yang Miskin

Nasib Si Kayya Yang Miskin

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyelamat / Keluarga / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: emmarisma

Kayyana Putri hanyalah seorang gadis yang sedang berusaha ingin membahagiakan ibunya. Di tengah kehidupannya yang serba kekurangan, suatu malam, Kayya kebetulan menolong seorang gadis bernama Vira.

Bermula dari sana, Nasib Kayya perlahan berubah. Seperti apa perubahan nasib Kayya? Apakah nasib baik atau nasib buruk? Simak kisahnya di sini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2. Vira

Gadis tadi dengan hati-hati masuk ke dalam rumah Kayya. Secara reflek matanya menatap ruangan rumah itu, menelisik dengan wajah keheranan yang tidak bisa di sembunyikan.

Rumah semi kayu dan semen itu tampak sangat kecil, beberapa dinding yang bolong di tambal memakai kertas kalender. Pintunya bahkan terlalu tipis dan sepertinya bisa roboh kapan saja saat di sentuh.

Bu Rahayu menatap wanita asing ini dengan tatapan lembut. Meski ada sedikit keraguan saat melihat gadis di hadapannya, tetapi bu Rahayu tetap memperlakukannya seperti tamu yang layak untuk dihormati.

"Kalian berdua basah kuyup, bagaimana jika kamu pakai baju Kayya dulu? Saya akan mencuci bajumu dan meng-anginkannya biar besok kering."

Gadis itu mengangguk malu-malu. Dia tidak menyangka, meski kehidupan penyelamatnya miskin, tetapi mereka terlihat seperti orang yang sangat baik.

Kayya meninggalkan gadis itu bersama ibunya. Ia masuk ke dalam kamarnya dan mengambil satu stel pakaian yang bersih, lalu menyerahkannya pada gadis itu.

"Aku hanya punya baju seperti ini, semoga kamu tidak keberatan untuk memakainya. Aku juga akan memanaskan air. Kamu bisa mandi setelahku."

Kayya berjalan ke kamar mandi yang ada di sebelah dapur. Dia segera mandi dan berganti baju. Kayya menatap kamar mandinya untuk waktu yang agak lama. Dia ragu, apakah gadis yang ditolongnya itu mau memakai kamar mandinya. Dari penampilannya dia bukan gadis sembarangan.

Meski Kayya hidup dalam kemiskinan, tetapi intuisinya kuat. Mungkin itu karena latihan yang sering diajarkan oleh ayahnya.

"Aku sudah menyiapkan airnya. Kamu bisa segera mandi," kata Kayya.

Gadis itu mengangguk dan mengikuti Kayya menuju kamar mandi. Melihat penampakan kamar mandi Kayya, alis gadis itu berkerut. Dia agak ragu untuk masuk, apalagi kamar mandi itu agak gelap, karena lampu yang dipake untuk penerangan hanya berasal dari lampu dapur.

"Ada apa?" tanya Kayya, dia melihat gadis itu mematung di sana dan tidak bergerak.

"Ehm, a_aku agak takut gelap," kata gadis itu agak malu. Dia merasa benar-benar menyusahkan penyelamatnya.

"Oh." Kayya berjalan ke dalam kamar dan mengambil lampu darurat. Dia menyalakannya dan menggantungnya di atas kamar mandi.

"Begini apakah tidak apa-apa? Maaf hanya ada lampu ini saja."

Gadis tadi merasa bersalah dan tiba-tiba dia berseru, "Ah, ini bukan masalah. Aku sudah cukup lega ada lampu tambahan ini. Maafkan aku merepotkanmu. Ngomong-ngomong namaku Vira, Terima kasih sudah menolongku."

"Tidak masalah, aku rasa orang lain pasti juga akan melakukan hal yang sama seperti yang ku lakukan."

Vira menatap Kayya sejenak, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Setelah Vira masuk ke kamar mandi, Bu Rahayu menarik Kayya ke kamar.

"Nak, sebenarnya siapa dia?"

"Namanya Vira, Bu. Aku tadi menolong dia di taman. Dia terkunci di kamar mandi, aku ga tega ninggalin dia sendirian di sana."

"Tapi kamu harus lihat kondisi keluarga kita. Kita tidak punya apa-apa untuk menjamu dia."

"Ibu tenang aja, tadi aku beli dua bungkus mie instan dan beras. Nanti aku masakin dia mie aja. Ibu tidak perlu cemas."

Bu Rahayu tidak banyak bertanya lagi. Ia percaya dengan Kayya sepenuhnya.

Tak lama Vira keluar dari kamar mandi dengan handuk usang yang melilit kepalanya, Sebenarnya dia agak tidak nyaman memakai barang orang lain, tetapi keadaan benar-benar mendesak.

Vira melihat Kayya berdiri di depan kompor. Ia menatap wajah Kayya dari samping, Meski miskin, Vira akui Kayya ini cantik dan menarik.

"Kamu masak apa? Baunya harum sekali."

"Aku masak mie. Kamu pasti lapar kan?"

Vira mengangguk. Dia berdiri di dekat Kayya. Menunggu mie instannya masak. "Nama kamu siapa?"

"Kayya. Namaku Kayyana putri."

"Panggilan kamu unik, ya." Vira terkekeh. Kayya hanya mengangguk dan tersenyum.

Setelah menaruh mienya ke dalam mangkuk, Kayya mengajak Vira ke ruang tengah. Ibunya sudah masuk ke dalam kamar, jadi tinggallah mereka berdua.

"Loh, mie nya cuma satu? Kamu ga makan?" Vira baru menyadari Kayya hanya membawa semangkuk mie.

Kayya tersenyum dan menggeleng, "Aku ga lapar. Kamu saja yang makan."

Vira sebenarnya agak canggung, tetapi dia benar-benar lapar. Lalu Vira akhirnya mengambil mangkuk itu dan mulai makan isinya.

"Kenapa kamu bisa terkunci di sana, tadi?"

"Itu semua karena aku terlalu lemah." Vira menunduk, wajahnya menjadi muram dan tangannya berhenti menggerakkan sendok.

"Eh, kamu lanjutin dulu makannya, takutnya nanti mienya ga enak." Kayya segera menyadari ada sesuatu yang salah pada Vira. Dia akhirnya membujuknya untuk melanjutkan makannya. Dia akan bicara setelah nanti Vira selesai makan.

Setelah Vira selesai makan, dia melirik Kayya yang duduk tenang di sampingnya. "Kayya, kamu mau ga jadi temanku?"

Kayya menghela napas, dia menatap Vira dengan serius. "Sebelum aku menjawab pertanyaanmu, aku ingin tahu terlebih dulu, sebenarnya kenapa kamu bisa terkunci di toilet taman itu?"

Vira mendengus, matanya tiba-tiba saja memerah. Gadis itu menggigit bibirnya menahan tangis.

"Aku, aku ...." bibir Vira bergetar. Dia ingin bicara, tetapi suaranya tercekat di tenggorokan.

Kayya dengan sabar menunggu gadis itu menenangkan dirinya, Kayya menyodorkan segelas air putih ke depan Vira.

"Kalau ga bisa diceritakan, ya tidak usah cerita, tetapi maaf aku tidak bisa menampungmu lebih lama. Malam ini aku biarkan kamu tidur di rumahku, besok aku akan mengantarmu pulang. Kamu lihat sendiri kondisi keluargaku seperti ini. Aku rasa kamu juga pasti tidak nyaman tinggal di sini, kan?"

"Tidak apa-apa. Kamu sudah mengijinkan aku berteduh di sini saja aku sudah sangat berterima kasih."

Vira menarik napas panjang sebelum akhirnya memutuskan untuk menceritakan masalahnya. "Aku menyukai seorang teman di sekolahku. Kemarin malam aku mendapat pesan dari anak itu, dia mengajakku bertemu di taman. Aku kira dia mengajakku berkencan, tetapi ternyata dia tidak sendirian, dia menungguku bersama teman-temannya.

Aku tidak tahu jika sebenarnya dia dan teman-temannya sedang membuat taruhan dan aku adalah bahan taruhannya. Mereka dengan jahat mengurungku di toilet dan mengambil tasku. Ponselku ada di dalam tas. Aku tidak bisa menghubungi keluargaku."

Kayya menatap Vira dengan iba. Dia merasa Vira ini sepertinya gadis yang tumbuh dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Jadi mungkin orang-orang memanfaatkan kepolosannya.

"Sayangnya aku tidak punya ponsel. Seandainya aku memilikinya, kamu bisa menghubungi keluargamu, setidaknya jika kamu menghubungi mereka sekarang, mereka tidak akan mencemaskanmu."

Kayya tiba-tiba menegakkan tubuhnya, "Bagaimana jika aku meminjam ponsel pada pemilik warung di depan. Kamu bisa menghubungi keluargamu."

Vira menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa sembarangan menghubungi keluargaku. Sekarang mungkin orang-orang yang mengurungku sudah ditemukan oleh keluargaku, Asal kamu tahu, keluargaku sangat mengawasiku. Mereka pasti langsung menemukan petunjuk begitu aku menghilang."

"Tidak apa-apa. Besok aku akan mengantarmu pulang," kata Kayya menenangkan. Vira mengangguk.

Sementara itu di dalam sebuah mobil Van, suasana tidak lebih dingin dari pada cuaca di luar. Tiga laki-laki berusia 18 tahun berlutut di depan seorang pria. Tatapan mata pria itu tajam menusuk. Meski wajahnya tampan, tetapi aura yang dia keluarkan begitu menakutkan.

"Jadi dimana kalian menyembunyikan adikku?"

"I_itu, dia ada di toilet taman di sana," kata salah satu laki-laki yang merupakan anak yang disukai Vira.

"Sejak kapan kalian menguncinya di sana?" Aura pria itu semakin menakutkan. Ketiga laki-laki itu bergetar ketakutan.

Salah satu celana ketiga laki-laki itu tiba-tiba basah, bau busuk langsung tercium di dalam Van. Dengan marah pria yang duduk dengan angkuh itu menendang laki-laki yang mengompol itu hingga jatuh terjengkang.

"Dasar kecoa menjijikkan."

1
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Rasakan, emang enak/Tongue/
@pry😛
pecat ya kk... jgn di kasianin
@pry😛
mampus... ni yg aq tgg"... akhr ny kau di pcat
@pry😛
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 aq baper bc ny... ya allah
Julia Manalu
sangat menantikan cerita nya. up terus
Bunda HB
semangat berkarya bintang 5 for your 💪 😅 ♥️
@pry😛
cie🤣🤣🤣❤❤❤❤
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Kayy seumpamanya ni ya. kalo mereka bertiga naksir kamu, kamu mau milih siapa?😄
Suriyahlasminah Sari
Ah Nicky suka sama kayya .,...suka curi curi pandang Nic😁
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Sapa ya? atau jangan² Trio ulet bulu lagi🤣🤣
@pry😛
cp lg
Dewi kunti
sp tuch sok kenal,tmn kantor nya kali ya,asal jangan yg kmrn ngebully
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Dihh.. kalo orang dah hasad, iri, dengki mah susah ya😒
@pry😛
agak da yg janggal ni
@pry😛
babi...
lgsg pecat z np..
gk yakn kdpn ny bgs manusia ni
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Kalo saja semua karyawan tahu Kayya dekat dengan semua anggota keluarga Bang Nick, mereka pasti makin julid/Facepalm/
@pry😛
gas kn yg di toilet td nic💪💪💪💪next
@pry😛
pigi kau babi
@pry😛
good... aq sk yg gercep gn....
next kk
@pry😛
nah lho kn...🤣🤣🤣🤣 bucin....
visual ny mn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!