NovelToon NovelToon
Shadow Skriptor

Shadow Skriptor

Status: tamat
Genre:Spiritual / Vampir / Tamat
Popularitas:677
Nilai: 5
Nama Author: Yusup Nurhamid

Di bawah cahaya rembulan buatan Mata Samara, terletak Negeri Samarasewu, kota sihir yang diatur oleh hukum yang kaku dan Dewan Lima Bintang yang elitis. Di sinilah Yusuf, seorang pemuda yang bukan penyihir, menjalani hidupnya sebagai Skriptor Bayangan—seorang ahli yang diam-diam menyalin, menerjemahkan, dan memalsukan mantera-mantera kuno untuk para penyihir malas dan pasar gelap. Keahliannya bukan merapal sihir, melainkan memahami arsitekturnya.
​Kehidupan Yusuf yang berbahaya hancur ketika ia tertangkap basah oleh Penjaga Hukum Sihir saat sedang menyalin mantera pertahanan tingkat master yang sangat terlarang: Mantera Pagar Duri Nirwana. Dalam pelariannya, Yusuf terpaksa merapal mantera kabut murahan, sebuah tindakan yang langsung menjadikannya buronan.
​Terjebak di Distrik Benang Kusut, Yusuf bertemu dengan Rumi, seorang makelar licik yang menawarkan jalan keluar. Namun, kebebasan datang dengan harga yang mengerikan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yusup Nurhamid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Labirin Benang Kusut dan Penawaran Rumi

​Yusuf terengah-engah, paru-parunya serasa terbakar oleh udara lembab Samarasewu. Ia berhasil mencapai Distrik Benang Kusut, bagian kota lama yang terkenal berkat gang-gangnya yang berliku tak karuan, seperti urat nadi yang tersumbat. Di sini, cahaya Mata Samara nyaris tak menembus, meninggalkan lorong-lorong dalam kegelapan yang pekat, hanya diterangi oleh lentera minyak usang yang tergantung di beberapa sudut.

​Ia berhenti di balik tumpukan karung berisi jamur mantra yang berbau apek, jantungnya masih memukul cepat. Ia mengeluarkan gulungan Pagar Duri Nirwana yang kini kusut dan ternoda oleh keringat. Gulungan itu terasa dingin dan berat di tangannya, bukan hanya karena sihir yang tersemat di dalamnya, tetapi karena nilai nyawa yang kini melekat padanya.

​"Kau berdarah," sebuah suara renyah dan dingin menusuk kegelapan.

​Yusuf tersentak, menoleh cepat. Duduk di atas kotak kayu, kakinya diayunkan santai, adalah Rumi. Ia adalah salah satu sosok paling misterius dan ditakuti di Benang Kusut—seorang makelar informasi, pedagang artefak terlarang, dan desas-desusnya, juga seorang alchemist jenius yang gagal.

​Rumi mengenakan pakaian serba merah tua, kontras dengan kulitnya yang pucat. Ia tersenyum tipis, memperlihatkan gigi yang terlalu putih untuk tinggal di distrik kotor ini.

​"Para Penjaga itu sedang mencari bau darah dan sihir gelap, Yusuf," lanjut Rumi, suaranya seperti desiran sutra. "Lari seperti ini hanya akan membuat mereka lebih yakin kau membawa sesuatu yang berharga."

​Yusuf meremas gulungan di tangannya. "Aku tidak membawa apa-apa, Rumi. Hanya beberapa tinta dan kekacauan."

​"Oh, tentu saja," Rumi bangkit dan melompat turun dari kotak. Ia berjalan mendekat, matanya yang berwarna emas memancarkan cahaya redup, seolah ia punya sumber cahaya sendiri. "Lalu kenapa kau lari seperti iblis yang sedang dijemput neraka? Dan kenapa ada jejak Debu Samara Murni di jubahmu, Yusuf? Aku tahu kau bukan penyihir yang bisa merapal sihir sejati. Kau hanya seorang Skriptor."

​Yusuf menelan ludah. Rumi tahu terlalu banyak.

​"Baiklah," kata Yusuf, mengalah. "Aku punya ini. Gulungan Pagar Duri Nirwana. Tapi aku hanya menyalinnya, aku bersumpah."

​Rumi memiringkan kepalanya. "Gulungan pertahanan tingkat master. Itu lebih dari sekadar 'menyalin', Yusuf. Itu adalah kunci bagi mereka yang ingin menembus perimeter Menara Samarasewu. Tapi, kau masih di sini. Berarti kau belum sempat menjualnya."

​Rumi mengulurkan tangannya, isyarat yang menuntut. "Para Penjaga akan menemukanmu. Aku bisa membuatmu menghilang. Tapi harganya—"

​"Aku tidak punya uang sebanyak itu," potong Yusuf cepat.

​"Aku tidak butuh uangmu," kata Rumi. Tatapannya menjadi serius, dingin. "Aku butuh jasamu. Dan gulungan itu."

​Yusuf mengerutkan kening. "Maksudmu?"

​Rumi merapatkan diri, suaranya kini berbisik, hampir tak terdengar. "Gulungan Pagar Duri Nirwana ini membutuhkan sentuhan akhir, sebuah 'peningkatan' yang hanya bisa dilakukan oleh Skriptor Bayangan yang cerdik sepertimu. Sesuatu yang melampaui kemampuan para penyihir akademis."

​"Peningkatan apa?"

​"Aku ingin kau mengubah gulungan ini. Jangan membuatnya menjadi perisai. Buatlah menjadi kunci." Rumi mengeluarkan sebuah botol kristal kecil dari saku jubahnya. Di dalamnya, terdapat cairan hitam kental yang berkilauan. "Ini adalah Tinta Bayangan Naga Hitam, hanya bisa digunakan oleh mereka yang 'tidak tersentuh' oleh sihir resmi. Kau adalah salah satunya."

​Yusuf menatap botol itu, aura sihir gelapnya membuat bulu kuduknya merinding. Tinta Bayangan Naga Hitam adalah legenda; dikatakan mampu menipu mantera paling purba sekalipun, namun penggunaannya berisiko tinggi.

​"Jika aku melakukan ini, Penjaga Hukum Sihir akan memburuku sebagai penyihir gelap sungguhan, Rumi. Aku akan tamat."

​Rumi tersenyum, bukan senyum yang ramah, melainkan senyum puas. "Kau sudah tamat, Yusuf. Kau lari dari mereka. Kau merapal mantera kabut tanpa izin. Kau memegang Gulungan Terlarang. Jadi, biarkan aku memberimu satu-satunya jalan keluar: jadilah tak ternilai harganya bagiku."

​"Jika aku berhasil," tanya Yusuf, suaranya serak. "Apa yang kudapatkan?"

​"Kebebasan dari Samarasewu, dengan identitas baru, dan satu kapal penuh emas," janji Rumi. Ia menunjuk ke arah Gulungan Pagar Duri Nirwana di tangan Yusuf. "Tapi pertama, ubah mantera pertahanan ini menjadi mantera yang dapat membuka gerbang ke tempat di mana cahaya Mata Samara tak pernah sampai."

​Yusuf menimbang tawarannya. Di satu sisi adalah pelarian yang mustahil dari Otoritas Samarasewu; di sisi lain, adalah tindakan keputusasaan yang bisa memberinya kekayaan dan kebebasan. Ia menatap ke langit-langit Benang Kusut yang gelap. Tak ada pilihan lain. Ia sudah terperangkap.

​"Baik," kata Yusuf, menghela napas pasrah. "Aku akan melakukannya. Tapi jika kau berkhianat, Rumi, aku akan merobek mantera ini sampai menjadi debu sebelum kau menyentuhnya."

​Rumi tertawa kecil, suara tawa yang tidak menyenangkan. "Kesepakatan, Skriptor Bayangan. Selamat datang di sisi gelap Samarasewu. Sekarang, mari kita mulai. Kita tidak punya banyak waktu sebelum bau racunmu benar-benar menarik perhatian mereka."

1
Yusup Nurhamid
bagus
Yusup Nurhamid
waahh tamatt
Yusup Nurhamid
GOOOOODDD👍
Arfan Miyaz
bagus ceritanya
Arfan Miyaz
👍
Fitria Utami
bagus alur nya
Tsukasa湯崎
Mantap jiwa!
Yusup Nurhamid: Terimakasih kk😄
total 1 replies
minan zuhri
Suka alur ceritanya.
Yusup Nurhamid: Terimakasih kk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!