Sepasang kekasih yang bernama Arabella dan barra. sepasang kekasih yang sudah menjalin cinta dari masa sekolah harus kandas karena restu sang orang tua.
orang tua barra yang tak mau anak nya menjalin hubungan dengan seorang wanita miskin, meminta sang gadis itu pergi meninggalkan putra nya, dengan embel-embel akan memberikan nya uang sebesar 100milyar.
"Pergi,dan tinggal kan putra ku, aku akan memberimu uang 100milyar tapi jangan memanggangu putra ku lagi. kau hanya lah wanita miskin yang tak pantas bersanding dengan putra ku," ucap seorang wanita tua.
yukk mampir jika ingin tau kelanjutannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deby cahya Karmila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
awal perjuangan.
10 bulan pun berlalu.
"Arrgggggghhhh, sakitt",
"sedikit lagi buk, berkuat lah,"ucap sang dokter.
oeeekkk
Oeeekkkk
Oeekkkkk
"Alhamdulillah,bayi nya laki laki, selamat yah Bu,"ucap sang dokter.
Wanita yang terbaring di brangkar itu tersenyum bahagia, dia akhirnya berhasil melahirkan bayi nya seorang diri, tapi perjuangan nya belum selesai, dia masih harus berjuang untuk kehidupan anak nya di masa yang akan datang.
"kita berjuang yah nak, ibu akan berusaha untuk membuat mu selalu bahagia,"lirih nya.
"Selamat Bu Ara atas kelahiran bayi nya, ngomong ngomong di mana suami anda? Putra anda harus di adzan ni,"ucap sang perawat.
"Suami saya sudah meninggal dok, apa saya bisa meminta perawatan laki laki yang ada di rumah sakit ini untuk mengadzani putra saya,"lirih Ara.
"Maaf kan saya Bu, saya tidak bermaksud membuat anda bersedih,"ucap sang perawat
"Tidak apa-apa,"lirih Ara.
Yah wanita itu adalah Ara, mantan kekasih dari barra.
Setelah memutuskan untuk pergi dari kehidupan barra. Ara menjalani kehidupan nya yang begitu keras di kampung orang, dia berjuang mati Matian untuk mencukupi kebutuhan hidup nya, apalagi saat dia mengetahui diri nya sedang mengandung anak dari mantan kekasih nya itu.
flashback on.
"Tidak, aku tidak mungkin hamil, kami baru melakukan nya sekali, tidak mungkin aku bisa hamil secepat ini,"lirih Ara menitihkan air mata nya.
"Andai aku tau takdir ku seperti ini, mungkin aku tidak akan melakukan nya dengan barra, aku memang wanita yang bodoh,"lirih nya.
"Andai saja orang tua barra merestui hubungan kami, aku pasti tidak akan seperti ini, kami pasti akan hidup bahagia,"lirih nya kembali.
"Tapi aku tidak boleh putus asa, aku akan menerima tanggung jawab yang besar ini, aku tidak boleh menggugur kan nya, walau bagaimanapun ini adalah cinta ku bersama barra , biarkan dia menjadi satu satu nya kenangan ku bersama nya,"batin Ara lagi.
Flashback off.
"Bu Ara, putra anda benar benar sangat tampan,"ucap sang perawat mendorong brangkar bayi mendekati Ara.
Ara mulai menggendong tubuh bayi nya, dan menatap wajah tampan nya itu.
"Dia sungguh mirip dengan barra, setidaknya dia bisa menghilangkan rasa rindu ku pada pria itu.
"Setelah ini bantu ibu berjuang yah sayang, ibu tidak punya siapa-siapa di dunia ini, ibu hanya seorang diri ,tapi ibu bangga kau hadir dalam hidup ibu,"
lagi lagi wanita itu menitihkan air mata nya, dan mencium seluruh wajah putra nya.
.....
"Ibu berapa kali harus ku katakan, aku tidak mau menikah dengan nya,"ucap barra.
"Kenapa?, kenapa kamu tidak mau menikah dengan Isabel, dia adalah gadis yang baik barra,"ucap nyonya Melia.
"Bahkan status kita setara dengan nya di banding kan wanita sialan itu yang hanya menginginkan uangmu,"ucap sang ibu.
"Ibu jangan membahas Ara lagi, aku tidak mau ibu terus menghina nya,"ucap barra.
"Kenapa? Apa kau masih memikirkan nya, apa kau masih berharap dia kembali,"ucap nyonya Melia marah.
"Barra yang benar dan pusing mendengar ocehan sang ibu pun pergi dari hadapan nya.
"Barra, mau ke mana kamu hah? Ibu belum selesai ngomong, pokok nya kamu harus menikah dengan Isabel, ibu secepat nya akan mengatur pesta pernikahan kalian,"teriak sang ibu.
"Ma kenapa pagi pagi harus teriak teriak sih,"ucap sang suami, tuan Yunan.
"Mas aku tuh pusing melihat putra mu yang pembangkang itu, dia terus saja menolak untuk menikah dengan Isabel, dia masih saja mengingat wanita miskin itu,"ucap nyonya Melia.
"Ma, biarkan barra memilih pasangan nya sendiri, jangan terus mengekang nya dengan permintaan mu itu,"ucap sang suami
"Ahhh sudah lah, kamu sama saja seperti diri nya"ucap nyonya Melia dengan marah, dan pergi dari hadapan suami nya.
Di perusahaan barra.
Pria itu terus saja termenung, setumpuk berkas di hadapan nya tak dia sentuh sedikit pun, sang asisten benar benar merasa iba pada bos nya itu.
Padahal saat Ara masih ada di samping nya, sang bos terus saja ceria tanpa henti.
"Tuan, berkas ini harus segera di tanda tangani, sebentar lagi klien kita akan datang membahas kontrak kerja kita,"ucap sang asisten.
"Aris, batal kan pertemuan hari ini, aku sedang tidak ingin bertemu dengan siapapun,"ucap barra.
"Tapi tuan,"lirih Aris terhenti saat barra melayangkan tatapan tajam pada nya,"
"Apa sekarang kau sudah berani membantah ku?,"ucap barra
"Tidak tuan, maaf kan saya, saya akan menghubungi klien untuk membatalkan pertemuan hari ini,"ucap Aris.
Setelah mengatakan itu aris pun pergi dari hadapan barra.
"Ara, aku benar benar belum bisa melupakan mu, di mana kau berada saat ini? Apa kebutuhan mu tercukupi di sana,"batin barra.
"Aku rasa nya tak percaya dengan pesan terakhir yang kau kirim kan, pasti ada yang mengancam mu kan, sehingga kau pergi dari hidupku,"
Tok
Tok
Tok
"Masuk,"ucap barra.
"Kak barra,"ucap Isabel.
"Eh maaf mengangguk mu kak, ini aku bawa makan siang untuk mu, kau tidak boleh telat makan, kalau telat kakak bisa sakit nanti,"ucap Isabel.
"Eh aku tau makan siang ini terlalu cepat, tapi lebih cepat lebih baik,"ucap Isabel membuka rantang yang dia bawa.
"Bawa semua pergi makanan yang kau bawa,"ucap barra.
"Tapi kan kak barra belum memakan nya,"ucap Isabel.
"Atau begini saja, kakak makan sedikit saja yang penting perut kakak terisi, soal nya Tante bilang kakak tak sempat sarapan pagi tadi,"ucap Isabel.
"Singkirkan semua makanan itu dari hadapan ku," teriak barra.
"kak, kenapa kau harus marah? Padahal aku cuma tak mau melihat mu sakit karena telat makan,"lirih Isabel.
Pranggg
Pranggg
Semua rantang yang berisi makanan itu terhempas dari meja barra, makanan berserakan di mana mana.
Isabel benar benar terkejut melihat kelakuanku barra yang benar benar keterlaluan.
"Aku tidak butuh perhatian mu, aku tidak butuh makanan dari mu, aku bisa menjaga diriku, pergi,!!!" teriak barra.
Isabel yang sudah ketakutan pun segera keluar dari ruangan barra.
"Arrgggh sial, kenapa sampai saat ini kak barra terus saja seperti itu padaku, padahal aku sudah berdandan begitu cantik dan seksi di hadapan nya, tapi kenapa dia sama sekali tak tertarik padaku,"ucap Isabel kesal.
----------------
"Halo Aris, panggil OB untuk membersihkan ruangan ku,"ucap barra.
"baik tuan,"ucap Aris.
"Kau benar benar membuat ku gila Ara, kau sudah membuat ku gila,"ucap barra kesal setengah mati