Sinopsis:
Dulu, ia adalah seorang jenderal setia yang hidup dan mati di medan perang. Tak pernah terpikir olehnya, jiwanya akan terbangun dalam tubuh penguasa paling ditakuti — Kaisar Tiran, Ethan Lazarus Gilardio.
Kejam, tanpa belas kasihan, dan dibenci rakyatnya, sang Kaisar ditakdirkan untuk hancur. Namun kini, dengan hati seorang prajurit dan kebijaksanaan seorang panglima, ia harus menapaki jalan kekuasaan dan intrik sebagai pemimpin sebuah kekaisaran.
Namun tantangan terbesarnya bukanlah takhta itu sendiri, melainkan wanita yang duduk diam di sisinya — sang Permaisuri, istri yang lama diabaikan dan tak pernah dicintai.
Dihantui oleh dosa-dosa sang Kaisar dan digerakkan oleh kehormatannya sendiri, sang jenderal yang terlahir kembali bersumpah untuk melindunginya, merebut hatinya, dan menulis ulang takdir sang tiran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Paman Viin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.2
"Bangunlah."
Semua pejabat bangun dari membungkuk. Ketua Dewan Kanan, Duke George menundukkan kepala lalu bertanya,
"Ada gerangan apa Yang Mulia mengumpulkan kami disini??" Tanyanya dengan sopan.
"Duke George, sebentar lagi kalian akan tahu. Lempar dia!!"
Brukkk
Pengawal melemparkan jasad yang dibunuh Ethan ketengah Aula. Para pejabat bisa melihat bagaimana perut dari jasad itu tertancap pedang yang masih ada disana.
"Frederick! Beritahu mereka." Ucap Ethan.
"Baik, Yang Mulia. Pagi hari di Paviliun Matahari, Yang Mulia telah membunuh seorang penyusup yang berani mengintainya. Aku menemukan bahwa ada surat yang memerintahkannya." Ucap Frederick.
"Dan surat itu dikirim dari salah satu pejabat yang ada disini. Dengan kata lain, ada pengkhianat disini." Lanjutnya.
Riuhlah seisi Aula Istana. Para pejabat saling berbisik tentang siapa pelakunya.
Brakkk
Ethan meninju pegangan tahta hingga patah yang membuat para pejabat diam seketika. Ethan menghela napas kasar lalu berkata,
"Aku tak meminta kalian saling tuduh atau gaduh seperti tadi. Aku hanya ingin salah satu dari kalian mengakuinya atau semua yang ada disini aku hukum mati." Ucapnya dingin.
Sontak para pejabat berlutut lalu bersujud meminta pengampunan pada Kaisar mereka.
"Yang Mulia, orang tua ini rasa terlalu berat menghukum kami semua karena satu orang. Yang rendah ini menyarankan agar Yang Mulia mencari kebenaran dari hal ini lebih dalam. Dikhawatirkan ini adalah adu domba yang menginginkan Kekaisaran dalam kekacauan." Ujar Duke George.
Walaupun takut dan diliputi kecemasan, ia tetap ingin menyarankan yang terbaik untuk kelangsungan Kekaisaran.
"George Van Edenbell!! Aku menghormatimu karena kau pejabat setia dari masa pemerintahan Ayahku. Tapi masalah bandit sialan yang ada di wilayahmu pun kau belum bisa menghentikannya. Beraninya kau menasehati aku!!!" Bentak Ethan.
Jiwa tanpa belas kasih Ethan ditambah ketegasan dari Jiwa seorang Jendral membuat sosok Tiran darinya semakin terlihat.
"Pengawal!! Penggal mereka semua!!" Teriak Ethan.
Frederick sudah menutup matanya begitupun Jendral Agung Kekaisaran, Count Erland yang berada di sampingnya.
Saat para pengawal hampir menebas mereka, masuklah seorang pria muda berseragam Penyidik Pengadilan Kekaisaran lalu bersujud.
"Mohon maaf Yang Mulia, hamba telah lancang."
"Beraninya----" Ucapan Frederick dipotong tangan Ethan yang keatas.
"Apa yang ingin kau katakan??" Tanya Ethan.
"Hamba mohon untuk berikan hamba waktu mencari dan menyeret pelaku ke Aula Pengadilan Istana." Ucapnya.
Ia merupakan putra Duke George, Luis Edenbell. Ia komandan di Pasukan Penyidik Pengadilan Kekaisaran.
"Apa hukumanmu jika kau tidak tepat waktu??" Tanya Ethan.
Dalam hati, Duke George sudah berteriak agar anaknya pergi dari sana. Meskipun ia mati, ia masih memiliki penerus. Namun jika putranya yang mati, siapa penerusnya.
"Hamba akan membakar diri di Alun-Alun Kekaisaran." Ucap Luis.
Tanpa diduga, Ethan mengangguk menandakan setuju lalu berkata,
"Baik. Aku akan memberimu waktu 2 bulan mencari rubahnya. Jika tidak, lanjutkan sumpahmu! Pergilah. Kalian semua bangun!"
"Terima kasih, Yang Mulia."
Luis bangkit beranjak pergi lalu saling lempar senyum dengan Ayahnya yang menatapnya sendu.
"Duke George!!" Panggil Yuan Tian.
"Saya Yang Mulia" Sahut Duke George cepat.
"Aku akan membantumu mengejar bandit itu karena gerakanmu yang seperti siput sawah. Dalam waktu 3 bulan, aku mau kau menangkap mereka. Pertemuan selesai." Ucap Ethan lalu bangkit diikuti oleh Frederick dan Count Erland.
"Terima Kasih, Yang Mulia!!" Ucap serempak Pejabat mengiringi kepergian dari Ethan.
Mereka semua menghela napasnya lalu perlahan pergi dari sana. Terlihat Marquis Lotso berbincang dengan anggota Dewan Kiri lainnya di perjalanan.
"Singkirkan dia dan hapus semua jejaknya." Ucap Marquis Lotso lalu diangguki oleh anggota itu.