NovelToon NovelToon
Kau Sewa Aku, Ku Dapatkan Cintamu

Kau Sewa Aku, Ku Dapatkan Cintamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikah Kontrak / Anak Yatim Piatu / Romansa / Fantasi Wanita / Pihak Ketiga
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora.playgame

Kau sewa aku, Kudapatkan cintamu

Semua berawal dari selembar kertas perjanjian.
Ia hanya butuh uang, dan pria itu hanya butuh istri… meski sementara.

Dengan tebusan mahar fantastis, mereka terikat dalam sebuah **pernikahan kontrak**, tanpa cinta, tanpa janji, hanya batas waktu yang jelas. Namun, semakin hari, batas itu mulai kabur. Senyum kecil, perhatian sederhana, hingga rasa yang tak pernah mereka rencanakan… pelan-pelan tumbuh menjadi sesuatu yang tak bisa disangkal.

Penasaran dengan kisahnya? Yuk ikuti ceritanya...
jangan lupa kasih dukungannya ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part. 29- Dunia masing-masing

Hari hari berlalu begitu saja. Tidak ingin terbawa perasaan pada pernikahan kontraknya, Keira memutuskan untuk fokus kuliah tanpa melupakan peran sandiwaranya sebagai istri Arga ketika di rumah.

Tapi ketika di kampus ia menjadi mahasiswi yang cukup populer apalagi dalam caranya belajar yang punya peringkat bagus. Begitu juga dengan Arga yang sibuk sebagai seorang dosen meski ia sering tak luput dari memperhatikan Rani.

_______

Pagi itu matahari baru naik ketika Keira melangkah masuk ke gedung fakultas. Rambutnya dikepang sederhana, ransel tersampir di bahu,dengan wajah yang terlihat cerah.

Begitu ia masuk kelas, beberapa mahasiswa langsung menyapanya. “Keira, kamu udah ngerjain tugas makalah semalam? Susah banget, deh.”

Keira menarik kursi, lalu duduk sambil tersenyum ramah. “Udah sih, tapi aku yakin kamu juga bisa. Kalau mau, nanti aku tunjukin caraku ngerjain.”

"Serius? Wah, makasih banyak, Keira! Kamu emang beda, ya. Gak pelit ilmu.”

Keira hanya tertawa kecil sambil membuka bukunya. Semenjak Keira masuk, suasana kelas itu terasa lebih hangat dan mengasyikkan.

Tak lama, dosen yang mengajar hari itu masuk, dan kelas pun menjadi tertib.

“Baik, saya sudah menilai ujian tengah semester kemarin. Dan yang mendapatkan nilai tertinggi… Keira.”

Spontan seluruh orang di kelas menoleh ke arahnya. Ada yang bertepuk tangan, ada juga yang mendengus iri.

"Mulai minggu depan, kita akan ada proyek kelompok. Keira, kamu jadi ketua kelompok," lanjut pak dosen.

Keira sedikit tersentak dan merasa canggung. “Eh… saya, Pak? Tapi—”

“Tidak ada tapi. Kamu yang paling layak. Saya percaya kamu bisa memimpin," tegas pak dosen.

Keira terdiam sejenak, lalu mengangguk dengan senyum yang kikuk. “Baik, saya akan coba yang terbaik, Pak.”

Setelah itu, bisik-bisik pun mulai terdengar di antara mahasiswa.

“Wajar aja sih, dia pinter banget.”

“Huh, baru masuk kampus udah populer. Lihat aja nanti, bisa nggak dia jadi ketua kelompok.”

Keira bisa mendengar bisik-bisik itu, tapi ia hanya mencoba cuek sambil menggenggam bolpen dan tidak di ambil hati.

Siang harinya, suasana kantin nampak penuh sesak. Keira baru saja selesai mengambil nasi goreng, lalu mencari meja yang kosong. Tapi sebelum sempat duduk, beberapa mahasiswa menghampirinya.

“Keira, boleh gabung bareng kamu di kelompok nanti? Aku yakin kalau sama kamu, hasilnya bagus.”

“Aku juga! Kamu kan rajin banget. Duh, jangan tolak ya.”

Keira menatap mereka bergantian, lalu tersenyum kikuk. “Kalau kalian gabung sama aku, nanti kalian jadi ikut sibuk. Aku tuh kalau belajar suka bawel banget.”

Mereka pun tertawa, Keira memang selalu bisa mencairkan suasana. Popularitas Keira semakin terasa, terutama karena sikapnya yang polos dan ramah.

Sementara itu, Arga tengah duduk di ruang dosen yang nampak serius memeriksa tumpukan tugas mahasiswa. Kacamata bertengger di hidungnya, dan wajahnya pun terlihat fokus.

Tiba-tiba pintu diketuk, dan Rani masuk dengan langkah yang sedikit ragu. “Arga, sibuk banget, ya? Kamu belum makan siang?”

Arga mengangkat kepala, lalu tersenyum tipis. “Aku bisa urus sendiri. Kamu jangan sering ke ruang dosen, nanti jadi kebiasaan.”

Rani malah tersenyum manis dan mengabaikan saran Arga itu. “Aku cuma khawatir. Kalau nggak ada yang ingetin, kamu bisa lupa makan.”

Arga memang tak banyak bicara, tapi ia hanya membiarkan Rani tetap duduk di kursi tamu sambil berbincang denganya. Begitulah cinta pertama yang susah move on dan malah menjalani pernikahan kontrak bersama gadis lain.

Lalu bagaimana dengan Keira?

Sepulang kuliah, Keira kembali memainkan perannya. Ia duduk menemani kakek di ruang tamu, sambil bercerita ringan tentang kuliahnya.

“Kuliahmu lancar, Keira?” tanya kakek.

“Lancar, Kek. Dosenku baik-baik, teman-teman juga banyak yang ramah," jawab Keira ceria.

Kakek tersenyum tulus karena merasa tenang. Selama ini cucu menantunya itu tidak pernah mengecewakan keluarga. Meski dalam hati kecil kakek, ia sedikit kecewa karena Arga belum juga punya keturunan.

Tidak hanya dekat dengan sang kakek, sesekali Keira juga membantu di dapur atau sekadar menghibur ibu Arga dengan kelakuan polosnya.

Namun, setiap kali malam tiba dan ia kembali ke kamar bersama Arga, hatinya sering diuji. Arga tak banyak bicara dan hanya fokus pada laptopnya atau membaca.

Keira menatap punggung Arga, lalu fokus belajar di meja belajar yang tersedia disana. Arga sempat menoleh sekilas, menatap Keira yang fokus belajar, tapi tak lantas mengajaknya bicara.

**

Namun, perjalanan Keira di kampus tidak semulus jalanan tol. Karena popularitas Keira yang meningkat, ada mahasiswa lain yang iri dan berusaha menjatuhkannya.

Hari itu, Keira baru saja keluar dari ruang kelas dengan setumpuk buku dan catatan di tangan. Ia berjalan terburu-buru ke arah perpustakaan ketika tiba-tiba kertas catatannya tertiup angin dan berhamburan di lorong.

“Ya ampun! Kenapa selalu aku sih yang kena begini…”

Mahasiswa lain hanya melirik sekilas, sebagian malah tertawa kecil melihat Keira yang sibuk mengejar lembar demi lembar.

Tiba-tiba, seseorang menahan selembar kertas yang hampir menempel di kaca jendela lalu menyodorkan kertas tersebut. “Eh, hati-hati, nanti kertasmu keburu hilang semua. Nih.”

Keira mendongak karena sedikit terkejut sekaligus merasa lega. "Ah, makasih! Kamu selalu muncul pas aku lagi sial, ya Riko.

“Hehe... Kalau gitu, aku bakal siap-siap nongol tiap kamu jalan, deh.”

“Huh, jangan gitu juga! Nanti aku dikira nyusahin," dengus Keira pura-pura kesal.

“Bukan nyusahin, Keira. Aku malah senang bisa bantu,” balas Riko seraya menatapnya tulus.

Keira sedikit tercekat ketika melihat sorot mata Riko yang menyiratkan sesuatu, tapi ia buru-buru mengalihkan pandangannya sambil berterima kasih.

Seiring waktu berjalan, pertemuan Keira dan Riko semakin sering terjadi.

Seperti ketika Keira sedang duduk sendiri dengan wajah yang kusut karena tugas kelompok yang ribet. Ia menatap laptop dengan dahi yang berkerut.

Tiba-tiba, seseorang meletakkan botol minuman dingin di depannya. "Kamu keliatan kayak butuh ini.”

Keira melirik ke arah botol lalu menatap Riko seraya menyipitkan matanya. “Eh, kamu stalker, ya? Dari mana tau aku lagi pusing?”

“Ya keliatan banget dari ekspresi muka kamu. Kalau ada lomba wajah paling stres, kamu pasti menang," jawab Riko sambil duduk santai.

Keira menahan tawanya tapi akhirnya terkekeh juga. “Hahaha, dasar konyol.”

“Liat? Lebih cantik kalau ketawa daripada manyun," ujar Riko sambil tersenyum puas.

“Dasar tukang gombal!” seru Keira sambil memukul lengan Riko pelan.

Di kampus, selain prestasinya yang bagus dan memiliki banyak teman yang humble, Keira juga mulai memiliki pengagum rahasia yang mulai menampakan diri.

Ya, Riko sudah memiliki perasaan itu sejak pertama kali bertemu. Dan karena seringnya bertemu, ia mulai semakin nyaman ketika bersama Keira.

Hmmm... Dalam situasi ini ya wajar sih ya... Hehe...

**

Setelah pulang, Keira kembali ke perannya sebagai istri Arga. Malam itu, ia duduk di kamar sambil menulis catatan kuliah.

Arga lalu menatapnya sekilas dari meja kerjanya dan berkata, "Kamu akhir-akhir ini sering senyum sendiri. Ada apa?”

Keira langsung tersentak, lalu buru-buru menutup bukunya. “Eh? Gak ada. Mungkin karena aku makin betah di kampus.”

Arga menatapnya lekat-lekat, seolah ingin mencari tau lebih dalam. Tapi ia akhirnya hanya mengangguk kecil dan kembali fokus pada laptopnya.

Keira menatap punggung Arga dan terpaku. Lalu dalam hatinya berkata, "Arga sibuk dengan dunianya… dan aku? Apa aku juga sedang sibuk menemukan duniaku sendiri? Ya tentu saja! Hello Keira, tujuamu kan mau kuliah. Fokus! Fokus! Fokus! Titik."

BERSAMBUNG...

1
Nurul Awula
lanjut Thor seru banget ceritanya
Aurora: siap... di proses
total 1 replies
Nurul Awula
aku selalu menanti dan menunggu
Aurora: Makasih.. 🌹🥰
total 1 replies
Mia Camelia
makin seruu ini , jadi penaran😂🤣🥰🥰
Aurora: lanjut baca lagi kak.... udah update beberapa episode tuh 🥰
total 2 replies
Mia Camelia
🥰👍😄
Aurora
Maksudnya baru lulus sekolah ya, typo😄🙏
Mia Camelia
lanjut thor, makin seruuu🥰🥰🥰
Aurora: siap.. 🌹🥰
total 1 replies
Mia Camelia
lanjut thor ,makin seru nih😍😍😍
Aurora: siap kak... jangan lupa kasih bintang juga ya... 😍😍🙏
total 1 replies
Wiwik Susilowati
hadir kk
Aurora: Terima kasih kakak... Semoga suka dengan karya barunya.. 😍🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!