NovelToon NovelToon
CUP OF TEA

CUP OF TEA

Status: tamat
Genre:One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Tamat
Popularitas:448
Nilai: 5
Nama Author: Tilia

Di balik hutan Alaska, Rowan menikahi cinta pertamanya, Anna. Mereka tinggal di rumah yang ia bangun dengan harapan suatu hari akan di penuhi tawa anak-anak. Tapi Anna belum siap menjadi ibu dan Rowan menghargainya.

-
Kabar tak terduga tiba “Rowan, Anna mengalami pendarahan di Prancis”.

-
Pria muncul di tengah penantian Rowan, Anna tengah mengandung.
“Aku ingin melakukan Tes DNA pada bayi kembar itu!!”

-
Kesetian, Kepercayaan, Penghianatan serta Penantian.
Segelas teh hangat di tengah hutan gelap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mimpi seorang ayah

Bayi yang tertidur di pelukan Rowan perlahan membuka matanya menatap ke arah Rowan menggerakan tanganya, Rowan tersenyum kecil memegang tangan mungil itu bayi nampak senang dengan jari-jari Rowan ia menunjukan senyuman manisnya.

Hati Rowan kembali tersayat melihat bayi ini, ia meletakan bayi itu kembali dan menghapus air matanya.

“Mari kita berpisah Anna, aku akan menempati janji ku”

“Kau akan mendapatkan rumah itu dan studio yoga”

“Ku harap kau tidak mempersulit proses ini, pengacara ku akan segera menghubungi mu” ucap Rowan langsung pada Anna.

“Ku harap kau bisa hidup lebih baik” ia mengelus bayi di dalam box dengan lembut, tanpa melihat padanya Rowan segera keluar. Velma tersenyum tipis pada Anna dan segera menyusul adiknya.

“Seharusnya aku tidak mengijinkan Rowan menikahi mu”

“Wanita gila!!!!” Daisy berbicara tajam langsung pada Anna dan pergi, Benjamin mendekat untuk melihat bayi di dalam box meletkan boneka kecil di sampingnya.

“Jaga dirimu, Anna” ia tersenyum tipis di wajah lelahnya dan pergi, Carol

melihat ini ia segera menyusul Benjamin. Anna menahan tangisnya ia menyadari sudah tidak ada jalan lagi untuknya tetap bersama Rowan.

“Anna ku, kau akan baik-baik saja. Aku akan selalu bersama mu” Orlando segera memeluk Anna dan mengelus rambutnya.

Di lorong Carol mencari keberadaan keluarga Rowan yang sangat cepat menghilang, ia melihat Benjamin dan Daisy tengah berbicara di meja resepsionis segera menghampirinya.

"Mrs. Daisy.." Carol memanggilnya dengan pelan.

"Apa lagi ini? Dia belum puas setelah semua ini?!” Daisy melihat Carol memanggilnya, Benjamin segera merangkul pundak istrinya dan menggelengkan kepala untuk menghentikannya berbicara Daisy memutar matanya memukul meja dan pergi.

“Maafkan dia” Benjamin melihat istrinya pergi.

“Kami memang pantas mendapatkanya. Aku meminta maaf atas semua yang telah di lakukan Anna pada Rowan”

“Mungkin permintaan maaf ini belum cukup untuk menutupi rasa sakit yang di dapatkan Rowan dan keluarga anda Mr.Benjamin”

“Aku sungguh menyesal tidak dapat mengajarkan Anna dengan baik”

“Aku minta maaf Mr.Benjamin” Carol membungkuk pada Benjamin.

“Hentikan, Carol. Angkat kepala mu” Benjamin segera menghentikannya.

“Mereka telah dewasa dan memiliki kehidupanya sendiri, bukan salah mu setelah semua yang terjadi pada kami”

“Lebih baik kau kembali menemani Anna, ia baru melahirkan” Benjamin berusaha agar tidak membuat keributan lebih di rumah sakit.

“Maafkan kami Mr.Benjamin” Carol mengangguk dan pergi, Benjamin akhirnya mengela napas segera menyelesaikan urusan di resepsionis sebelum menyusul keluarganya di luar.

Di halaman rumah sakit, Rowan sedang berbicara di telponnya.

“Apa yang di inginkannya?” tanya Daisy melihat suaminya mendekat.

“Dia hanya menyampaikan permintaan maaf atas semua yang terjadi” jawab Benjamin.

“Itu tidak akan cukup untuk menutupi semua rasa sakit yang di dapatkan Rowan” Ia memutar matanya, Benjamin menghela napas melihat pada keluarganya saat ini mereka sangat lelah ia mengerti mengapa istrinya berkata seperti itu.

“Aku telah menghubungi pengacara dan agen untuk memindahkan barang-barang ku” Rowan menghampirinya dan akan membuka mobinya, namun Benjamin menghentikannya ia akan menyetir di mobil Rowan sedangkan Velma akan pergi bersama Daisy untuk menjemput Andrew.

“Kau tak perlu terburu-buru untuk pindah” Benjamin di dalam mobil.

“Aku hanya ingin segera pergi dari sana” jawab Rowan menutup matanya, Benjamin menatap putranya yang sangat kelelahan. Setelah sampai di rumah Rowan kedua segera turun dan memasuki rumah.

“Pergilah untuk istirahat” Benjamin menepuk pundak putranya, Rowan mengangguk membalikan foto kecil pernikahannya di samping telpon rumah dan segera menaiki anak tangga masuk ke dalam kamarnya.

“Kami pulangg” pintu terbuka terdengar suara Andrew segera berlari ke dalam, Benjamin segera menangkapnya.

“Andrew, kakek boleh minta tolong padamu?” tanya Benjamin menggendongnya.

“Tentu saja” jawab Andrew dengan polos.

“Paman sedang istirahat saat ini, bagaimana jika Andrew tidur dengan kakek untuk malam ini dan esok kita memilih beberapa foto untuk rapihkan?” Benjamin membuka menunjuk foto-foto di etalase.

“Rapihkan? Mengapa?” tanya polosnya.

“Ini rahasia kita, oke?” goda Benjamin, Andrew mendengar itu ia mengangguk dengan antusias.

“Paman akan tinggal bersama kita di rumah kakek” bisik Benjamin, Andrew menatapnya terkejut segera mengacungkan jempolnya.

“Dia tidur?” tanya Daisy membuka kulkas, Benjamin mengangguk. Mereka akan istirahat di rumah Rowan hari ini.

......................

“Ayahh!!!!!!”

“Ayahh, cepat kemarii lihat ada siput di siniii..”

“Cepatttt” Rowan membuka menghalangi sinar matahari yang menyilaukan matanya, tangan kecil menarik-narik tanganya ia segera bangkit dari kursi mengikutinya.

“Lihat di sanaa..” anak itu menunjuk ke arah rerumputan, Rowan melihat terdapat siput di sana.

“Bolehkan aku menyentuhnya?” tanya polosnya, Rowan mengangguk.

“Wahhh apa yang kau temukan?” tanya seseorang mendekat dari belakang mereka.

“Lihat Andrew aku menemukan siput di sini..” ia menunjukan siput itu, Andrew mendekat dan melihatnya.

Rowan menatap pada Andrew yang nampak lebih tinggi dari anak di sampingnya, ia masih mencerna apa yang sedang terjadi.

“Cuci tangan kalian jika ingin makannn” suara Velma terdengar di belakang, Rowan melihat padanya dan melihat lingkungan sekitarnya mereka berada di halaman belakang rumah orang tuanya.

“Baiklahhhh..” jawab keduanya.

“Aku ingin merawatnya” ujar anak itu.

“Lebih baik jika kita membiarkannya hidup di sini, mungkin ia memiliki keluarga” jawab Andrew, anak itu mengerutkan bibirnya kecewa.

“Aku akan bertanya pada Milo mungkin kita bisa melihat bayi-bayi kelincinya” Andrew mengelus rambut anak itu.

“Janji?” ia mengacungkan kelingkingnya.

“Tentu saja” Andrew mengaitkan jarinya, keduanya tertawa bersama.

“Paman, kau baik-baik saja?” tanya Andrew melihat pada Rowan, Rowan mengangguk.

“Aku akan melihat apa nenek masih memasak” Andrew pergi.

Rowan menatap anak kecil yang masih memegang siput di tanganya, Rowan mengelus rambutnya denga lembut merasakan helaian lembutnya tanpa ia sadari air matanya mengalir dan senyumannya.

“Ayahh?? Kau sedih?” tanya anak itu melihat pada Rowan.

“Tidak, senang melihat mu” Rowan mengelus wajahnya yang nampak mirip denganya sewaktu kecil namun sosoknya lebih ceria dan lembut.

Anak itu berjalan pada Rowan dan memeluknya, Rowan terkejut segera membalas pelukan itu dengan erat.

“Aku di sini ayahh.. jangan bersedih..” ia dengan lembut mengelus punggung Rowan.

Rowan mengecup wajahnya dan memeluknya kembali.

Rowan membuka matanya, melihat pada tanganya yang terbuka dan menggerak-geraknya menyetuh tempat tidur melihat sekeliling kamarnya. Ia menghela napas berat, melirik jam dinding yang menunjukan pukul satu malam.

Berjalan menuruni tangga, melihat rumahnya yang gelap ayahnya tengah tidur di sofa. Membuka pintu kamar yang telah di siapkan Anna untuk bayi-bayinya, Rowan menyentuh pinggiran tempat tidur bayi yang di buatnya sendiri, memutar boneka-boneka kecil yang menggantung di tempat tidur, membuka lemari memegang pakaian bayi yang di belinya bersama Anna Rowan berlutut memeluk pakaian itu air matanya menetes membasahi kerpet lembut di kamar itu.

“Paman?” suara kecil memanggilnya Andrew berdiri di ambang pintu melihat pamanya menangis ia mendekat memeluknya dengan lembut, Rowan segera memeluknya mengelus punggung kecilnya.

Daisy terbangun melihat Andrew yang menghilang dari pelukan Velma segera keluar mencarinya, saat di tangga ia melihat Benjamin menatap sedih ke arah kamar bayi dengan lampu yang menyala menghampirinya dan melihat ke arah kamar itu segera merangkul Benjamin dan bersandar padanya, meneteskan air mata dalam kegelapan melihat takdir yang menyakitkan telah menimpa putra mereka.

...----------------...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!