NovelToon NovelToon
Keikhlasan Cinta

Keikhlasan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Anak Yatim Piatu / Teen Angst / Angst
Popularitas:48.9k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Rasa trauma karena mahkotanya direnggut paksa oleh sahabat sendiri membuat Khanza nekat bunuh diri. Namun, percobaannya digagalkan oleh seorang pria bernama Dipta. Pria itu jugalah yang memperkenalkannya kepada Vania, seorang dokter kandungan.

Khanza dan Vania jadi berteman baik. Vania menjadi tempat curhat bagi Khanza yang membuatnya sembuh dari rasa trauma.

Siapa sangka, pertemanan baik mereka tidak bertahan lama disebabkan oleh perasaan yang terbelenggu dalam memilih untuk pergi atau bertahan karena keduanya memiliki perasaan yang sama kepada Dipta. Akhirnya, Vania yang memilih mundur dari medan percintaan karena merasa tidak dicintai. Namun, Khanza merasa bersalah dan tidak sanggup menyakiti hati Vania yang telah baik padanya.

Khanza pun memilih pergi. Dalam pelariannya dia bertemu Ryan, lelaki durjana yang merenggut kesuciannya. Ryan ingin bertanggung jawab atas perbuatannya dahulu. Antara cinta dan tanggung jawab, siapakah yang akan Khanza pilih?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Dua

Fanny membawa minuman untuk ketiga temannya, termasuk Khanza. Namun, tanpa sepengetahuan Khanza, Fanny telah menambahkan obat tidur ke dalam minuman gadis itu.

"Silakan minum. Sebelum makanan tiba, kita bisa makan cemilan ini dulu," ucap Fanny sambil menyodorkan toples berisi snack.

Fanny lalu tersenyum dengan Ryan sambil mengedipkan matanya. Pria itu pun membalas tersenyum. Matanya tak lepas memandangi Khanza. Gadis itu bukan tak menyadarinya, tapi dia pura-pura tak tau jika pria itu selalu menatapnya. Dalam hatinya ada ketakutan melihat Ryan yang menatapnya tanpa kedip.

Untuk menghilangkan rasa gugupnya, Khanza meneguk air minum yang Fanny berikan. Dia tak menyadari jika bahaya sedang mengancamnya.

Fanny tersenyum dengan Khanza, melihat gadis itu meminum hampir separuh dari air di gelas tersebut.

"Kamu harus banget, ya? Mau aku tambah minumnya?" tanya Fanny.

"Nggak usah. Ini masih ada," jawab Khanza sambil menahan dirinya untuk tidak menguap. Dia merasa matanya sangat mengantuk, tapi dia mencoba menahannya. Tak mungkin dia tidur di apartemen ini.

"Setelah ini kamu mau kerja di mana, Khanza. Nilaimu sangat tinggi. Pasti tak sulit untuk mencari pekerjaan. Perusahaan manapun pasti akan dengan senang hati menerima surat lamaran pekerjaan darimu," ucap Fanny.

"Nggak juga, Fan. Di zaman sekarang ini nilai tinggi bukanlah jaminan mendapatkan pekerjaan dengan mudah. Koneksi dalam perusahaan yang terpenting. Jika kita tak ada mengenal orang dalam, akan sulit diterima," jawab Khanza.

Khanza menutup mulutnya saat menguap. Dia merasa matanya sulit untuk di buka. Dia lalu berdiri.

"Maaf, Fanny, Ryan dan Toni, aku harus pulang sekarang. Mataku ngantuk. Aku mau istirahat," ucap Khanza. Dia berusaha berjalan walau terasa sangat berat.

Baru beberapa langkah, tubuhnya limbung. Beruntung Ryan langsung menyambutnya. Fanny dan Toni tampak saling pandang.

"Kalian beri apa minumannya?" tanya Ryan.

Sepertinya Ryan tidak tahu apa-apa. Dia memandangi wajah Fanny dan Toni secara bergantian meminta penjelasan.

"Aku beri dia obat tidur. Sekarang kau bisa melakukan apa saja padanya. Aku tau kamu penasaran dengannya," ucap Fanny.

"Tapi bukan begini caranya!" seru Ryan.

"Apa pun caranya, yang penting kamu bisa mencicipi tubuhnya," balas Toni.

"Kau bawa aja ke kamar tamu itu. Terserah mau kau apakan. Kami juga mau bersenang-senang," ucap Fanny.

Fanny dan Toni lalu masuk ke kamar utama. Mereka langsung mengunci pintunya.

Ryan menggendong tubuh gadis itu dan membawanya masuk ke kamar. Dengan pelan tubuh Khanza diturunkan ke ranjang.

Ryan menatap Khanza dengan mata yang intens, seakan-akan sedang mengukur dan mempertimbangkan segala kemungkinan. Wajah Khanza yang polos dan tidak menyadari situasi yang sedang terjadi membuatnya semakin penasaran.

Ryan terus memandang Khanza dengan pikiran yang berputar, mencari jawaban atas pertanyaan yang belum terjawab. Dalam keheningan yang menyergap, Ryan membiarkan dirinya tenggelam dalam lamunan, mencari kepastian tentang langkah selanjutnya yang akan diambil.

Tiba-tiba tubuh Khanza bergerak sedikit. Dia lalu menaikan kakinya ke guling sehingga pa'hanya kelihatan. Ryan sampai menelan air liurnya.

Ryan naik ke ranjang. Pikirannya mulai sudah tak waras lagi. Dia lalu mendekati tubuh Khanza. Membuka satu persatu kancing baju wanita itu. Semakin melihat tubuhnya, semakin banyak pikiran di kepala pria itu.

Satu persatu kain yang melekat di tubuh Khanza dia tanggalkan. Ryan lalu berdiri dan membuka bajunya, setelah itu kembali naik ke ranjang.

Saat ini kedua makhluk berlainan jenis itu telah dalam keadaan polos. Ryan tak peduli apa yang akan Khansa katakan saat dia tersadar nanti.

Ryan mengecup bibir Khanza. Setelah itu ciuman mulai turun hingga sampai ke bagian tengah tubuhnya. Dia melakukan apa pun sesuka hati pada gadis tersebut.

Setelah puas mengecup seluruh bagian di tubuh Khanza, Ryan mulai mencoba memasuki inti tubuh dari gadis itu. Beberapa kali mencoba, dia belum bisa juga menembusnya.

"Apakah ini berarti kamu memang masih perawan? Apakah ini keberuntungan bagiku karena aku bisa men-cicip'i tubuhmu sebagai orang pertama?" tanya Ryan pada dirinya sendiri.

Beberapa kali mencoba akhirnya Ryan bisa menembus masuk ke lorong rahasia milik Khanza. Pria itu melakukan hubungan dengan perasaan bahagia.

"Akhirnya aku bisa juga merasakan bagaimana enaknya berhubungan dengan perawan."

Tak berapa lama, Ryan merasa klimaksnya. Dia menumpahkan cairan miliknya ke dalam tubuh gadis itu, tanpa berpikir apa yang akan terjadi.

Ryan lalu menjatuhkan tubuhnya ke samping Khanza. Dia mengecup bibir gadis itu lagi.

"Terima kasih, Sayang. Aku bangga bisa menjadi pria pertama yang menyentuhmu. Rasanya tak percaya di zaman sekarang masih ada seorang gadis yang bisa mempertahankan kesuciannya," ujar Ryan bermonolog.

Tak berapa lama terdengar deru napas yang teratur. Ryan akhirnya tertidur.

Berbeda dengan Ryan yang telah terlelap, justru Khanza baru saja sadar. Dia merasa tubuhnya pegal dan lelah. Kesadarannya belum sepenuhnya pulih.

Khanza menatap kamar dengan sedikit keheranan. Dia mulai sadar jika tak berada di rumahnya.

"Ada di mana aku ini?" tanya Khanza pada dirinya sendiri.

Khanza mencoba untuk bangun, tapi dia merasa bagian bawah tubuhnya terasa sakit. Dia lalu melihat ke badan, baru di sadari, kalau dirinya dalam keadaan polos.

"Apa yang terjadi denganku?" Tampaknya Khanza mulai cemas. Saat dia mencoba bangun, kembali dirasakan seluruh tubuhnya sakit. Dia lalu melihat ke samping makin terkejut saat pandangannya menatap ke tubuh Ryan yang juga dalam keadaan polos.

"Tidak ... ini tak mungkin. Aku tak mungkin melakukan ini. Pasti semua memang telah mereka rencanakan. Kenapa tiba-tiba aku merasa mengantuk tadi," ujar Khanza.

Air mata mulai jatuh membasahi pipinya. Dia merasa tubuhnya kotor dan tak pantas lagi buat siapa pun.

Khanza lalu menarik selimut dan menutup tubuhnya. Dia mengguncang tubuh Ryan dengan keras agar pria itu membuka matanya.

Ryan yang merasa tubuhnya di pukul, lalu mencoba membuka mata. Pandangan mereka bertemu. Tampak kilat kemarahan di dari mata wanita itu.

"Apa yang kau lakukan padaku?" tanya Khanza dengan suara yang tinggi.

Tanpa malu dan tanpa rasa bersalah, Ryan bangun. Dia lalu tersenyum pada Khanza.

"Apa yang kau lakukan padaku?" Kembali Khanza mengulangi pertanyaannya melihat Ryan hanya diam tanpa menjawabnya.

"Oh, apa kamu lupa dengan apa yang telah kita lakukan?" Bukannya menjawab pertanyaan Khanza, dia justru balik bertanya.

"Jangan memutar-mutar. Jawab saja pertanyaanku!" seru Khanza.

"Baiklah jika kamu ingin tau juga. Kita baru saja melakukan apa yang biasanya orang dewasa yang berlawanan jenis lakukan berdua di kamar.

Khanza menarik napas dalam sebelum mengucapkan kata, "Dasar pria ba'jing'an! Kau pasti telah melakukan secara paksa padaku. Kalian telah merencanakan ini, bukan?" teriak Khanza.

'Kita melakukannya atas dasar suka sama suka. Mau sama mau. Aku tak ada memaksamu! Banyak wanita di luar sana yang rela menyerahkan tubuhnya secara sukarela, kenapa aku harus memaksamu!" seru Ryan.

"Semoga kau mendapatkan karma atas apa yang telah kau lakukan padaku!"

Setelah mengatakan itu, Khanza berusaha bangun dari tempat tidur. Walau bagian inti tubuhnya terasa sangat sakit. Dia tak sudi lagi berada di tempat ini.

1
Ickhaa PartTwo
Lanjuttt
Sugiharti Rusli
dia belum tahu saja kalo itu terakhir kalinya Vania mengunjunginya, setelah ini entah apa mereka akan bertemu lagi
Sugiharti Rusli
padahal tanta Lily mengatakan sayang sama Vania, tapi juga yang membuat Vania dituduh yang tidak" oleh Dipta putranya sendiri
Sugiharti Rusli
kasihan Vania korban dari perbuatan ibunya Dipta yah
Sugiharti Rusli
nanti suatu saat dia pasti akan menyesal telah menuduh Vania yang tidak pernah dia lakukan
Sugiharti Rusli
karena cinta buta membuat pikiran Dipta juga tertutup tuk berpikir jernih yah
Sugiharti Rusli
dan sepertinya dia juga ga berkeinginan memperlihatkan ke Dipta cctv di rumahnya
Sugiharti Rusli
gegara hal ini dia jadi korban amukan ga berdasar si Dipta kan
Sugiharti Rusli
kenapa juga ga dari kemaren yah Vania cek cctv nya
Cindy
lanjut kak
ken darsihk
Khanza , Vania , juga Dipta telah menjadi ke egoisant dari seorang ibu bernama Lily
Dan Lily ini ibu dari Dipta sendiri
Tasmiyati Yati
sdh lah Vania lupakan Dipta, masih banyak laki laki di luar sana yg lebih baik daripada Dipta
mbok Darmi
kasih paham itu tante Lily tukang ngatur dipta merasa dia yg paling tau yg terbaik buat dipta ujungnya semua berantakan, vanya sakit hati dituduh dipta, kanzha pergi karena merasa tidak pantas buat dipta, silahkan nikmati hasil perbuatan mu tante lily
Teh Euis Tea
vania km jg harus bangkit, jodohmu bkn dipta tp ada yg lain yg othor siapkan untuk km😁
semangat vania
Apriyanti
bagus Vania ,,mending kamu pergi jg tinggalin Dipta bersama mamah nya biar tau rasa mamah nya Dipta yg sombong itu,, lanjut thor 🙏
dyah EkaPratiwi
semangat Vania pergi menjauh kamu berhak bahagia
Aretha
"yess,aku mau.."


saya Khanza...eh salah..saya khenzo 😁🤣😅🙏
Tasmiyati Yati
tinggalin Dipta Naya orang egois tidak berfikir positif negatif terus
Tasmiyati Yati
Khanza mungkin cobaan mu berat tapi kamu di pertemukan dengan orang orang baik
Teh Euis Tea
dipta ko km gitu sih. nanti klu udah tau kebenarannya km akan malu sm vania.
vania semoga km menemukan jodoh yg baik di tempat yg baru ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!