Hari bahagia yang harus nya menjadi milik nya ternyata bukan milik nya. sakit, kecewa itu yang Vania rasakan. Mencintai orang yang tak mencintai nya selama ini. Sang pria mencintai nya hanya karena kasihan.
Yuk baca hanya di Novel Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
"Naik lah! Saya akan antar kamu." ucap nya.
Vania hanya menatap saja kearah motor Arvin. Hingga Arvin mengulangi ucapan nya.
"Ayo naik ini hampir magrib Vania." ucap Arvin.
"Terima kasih Ar! Tapi saya akan menunggu Daffa saja, saya yakin dia pasti akan datang walau sangat terlambat." ucap Vania.
Arvin menarik nafas nya dan menutup kaca helm nya, Dia langsung melaju kearah jalan pulang saat Vania menolak untuk di antar pulang oleh dirinya.
Hingga suara azan magrib terdengar Vania masih setia menunggu. Berulang kali dia mengirim pesan hingga telpon, tapi tak satu pun pesan atau pun telpon nya di jawab dan di balas oleh Daffa. Hingga akhirnya dia memilih pulang naik bus saat hari sudah mulai gelap.
Vania hanya bisa menatap jalanan berharap dia melihat Daffa datang menjemput nya. Saat sampai di depan lorong nya dia bejalan menuju ke perumahan sederhana yang di beli oleh sang ayah.
Di rumah Herman sang ayah dengan cemas menunggu kepulangan putri nya di teras rumah saat dia selesai sholat magrib. Dia duduk dengan mata menatap kearah jalan menunggu putri semata wayang nya pulang. Herman mengerutkan dahi saat melihat putri nya pulang seorang diri.
"Assalamu'alaikum ayah." ucap Vania.
"Waalaikumsalam! Kenapa malam nak pulang nya, kamu bilang di antar Daffa kenapa jalan kaki?"
"Vania ada kelas tambahan ayah, Daffa hanya bisa ngantar sampai depan karena dia ada urusan." bohong Vania agar ayah nya tak merasa cemas.
"Ya sudah masuk dan mandi lah jangan lupa sholat baru kita makan malam bersama." ajak sang ayah.
"Ayah belum makan?" tanya Vania dengan lembut.
"Belum ayah sengaja nunggu kamu karena ayah tadi beli makanan kesukaan kamu sate kambing."
"Wah pasti enak sudah lama Vania gak makan sate Nia mandi dulu ya Yah tungguin jangan di habiskan." ucap Vania dengan tersenyum kearah sang ayah.
Selesai mandi dan sholat Isyak Vania langsung keluar kamar dan melihat ayah sudah menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. Mereka berdua makan dengan duduk di lantai karena memang mereka tak memiliki meja makan.
"Bagaimana enak?
"Enak banget Yah. Sudah lama kita gak makan ini." ucap Vania.
"Kalau begitu habiskan ini untuk kamu ayah sudah kenyang."
Selesai makan Vania memilih masuk kedalam kamar dia melihat ponsel nya tak ada satu pun panggilan atau pesan dari orang yang dia cintai hingga Vania tertidur. Saat pagi seperti biasa dia ikut dengan ayah nya.
"Vania kuliah pagi ayah nanti malam jemput Vania ya Yah jam 9 tutup toko." pinta Vania.
"Iya sebelum jam 9 ayah akan jemput kamu."
Motor terus melaju hingga sampai di depan kampus putrinya dan Vania pamit dia pun yang melihat Daffa berjalan menuju kelas nya langsung berlari mengejar Daffa.
"Daffa tunggu." panggil Vania.
Daffa putra seorang pengusaha terkenal di kotanya. Pria tampan itu idaman semua gadis yang ada di kampus nya. Vania beruntung bisa menjadi kekasih Daffa itu menurut semua orang.
Daffa yang nama nya di panggil berbalik dan menatap kearah Vania dengan malas. Vania tersenyum manis saat melihat Daffa berhenti dan berjalan sedikit berlari menuju kearah Daffa.
"Ada apa?" Tanya Daffa saat Vania sudah ada di dekatnya.
Daffa menatap kearah Vania dia tau pasti Vania akan mempertanyakan kenapa dia tak menjemput nya kemarin.
"Saya tau kamu pasti mau nanya kenapa saya gak jemput kan? tebak Daffa.
"Iya! Saya sampai malam nunggu kamu Daf. Karena saya masih yakin walau terlambat kamu pasti datang." ucap Vania.
"Maaf Van semalam saya sibuk adik saya sakit dan saya harus berada di sisinya." ucap Daffa.
"Adik kamu sakit! Sakit apa Daf? Saya boleh lihat?" tanya Vania dengan sedikit kerutan di dahinya.
"Gak bisa hanya kluarga yang bisa lihat dia. Sudah ya saya ke kelas dulu." pamit Daffa.
Vania yang mendengar alasan Daffa percaya karena melihat wajah sedih Daffa. Vania memang tak pernah tau jika Daffa mempunyai adik atau tidak. Dia pun menuju ke kelasnya dan bertemu dengan teman.
"Hai Ra. Kenapa melamun?" Tanya Vania.
"Gak ada apa - apa. Kita ke kantin yuk. Saya belum sarapan." ajak Aurora.
"Tapi bentar lagi masuk Ra." ucap Vania.
"Bentar saja temani saya beli roti." ajak Aurora.
Mereka berdua melewati ruang kelas Daffa, Vania tersenyum saat melihat Daffa menatap diri nya dan tersenyum. Begitu juga dengan Aurora tersenyum melihat Daffa tersenyum.
Saat jam pelajaran selesai Vania sengaja menunggu di depan kelas Daffa, dia ingin pulang bereng pria yang sudah hampir 4 tahun bersama dengan dirinya.
"Vania kamu sedang apa?" Tanya Daffa saat dia keluar dari kelas nya.
"Mau pulang bareng kamu? jawab Vania dengan tersenyum kearah Daffa.
Daffa langsung mengirim pesan ke seseorang saat Vania berkata ingin pulang bersama dengan dirinya. Daffa yang 2 bulan lagi akan wisuda hanya bisa menatap kearah Vania entah apa yang dia pikirkan
"Ya sudah ayo." ajak Daffa
"Antar saya ke toko kue saja ya, saya harus kerja." pinta Vania.
Ini yang Daffa tak suka Vania selalu mementingkan pekerjaan dari pada diri nya.
"Apa kamu gak bisa Van sekali saja gak kerja. Apa kamu gak bisa menghargai hubungan kita? Sudah saya katakan biar saya yang membiayai kuliah kamu Van asal kamu berhenti bekerja. Saya ingin kita seperti dulu jalan bareng kamu selalu ada waktu untuk. saya." protes Daffa.
"Maaf Daf saya gak mau menerima pemberian kamu. Saya takut jika kita gak jodoh kamu pasti akan minta kembalikan apa yang kamu berikan. Dari mana saya punya uang untuk mengembalikan semua yang kamu kasih kesaya." jawab Vania.
"Terserah kamu! Kamu pergi saja sendiri saya malas nganter kamu." kesal Daffa.
Daffa berlalu dari hadapan Vania begitu saja. Membuat Vania terdiam dengan menatap punggung Daffa yang berjalan semakin jauh.
Sedangkan Daffa saat dia sampai di parkiran dia melajukan mobil menuju kerumah sakit. Saat sampai di rumah sakit dia langsung menuju keruangan di mana seseorang terbaring di tempat tidur.
Ceklek.
"Hai bagaimana keadaan kamu?" Tanya Daffa.
"Lama banget sih mas datang nya?" Tanya seorang gadis cantik berwajah putih dengan rambut sedikit bergelombang.
"Biasa tadi di kampus ada halangan! Sudah makan?" Tanya Daffa.
"Sudah, besok juga sudah bisa pulang. makasih ya mas sudah nemenin Clarissa di rumah sakit." ucap Clarissa.
"Iya sama - sama sayang. Cepat sembuh ya." ucap Daffa dengan mengelus kepala wanita yang ada di hadapan nya.
"lho nak Daffa kapan datang." Tanya wanita berusia sekitar 45 tahun tapi masih terlihat awet muda.
"Barusan tante."
"Ini ngomong - ngomong kapan kalian akan bertunangan?" Tanya nya.
"Tunggu Clarissa sembuh tante. Mama dan papa akan melamar Clarissa nanti." jawab Daffa.
"Bagus lah tante senang dengar nya. Jika kamu dan Clarissa akan bertunangan." ucap Yunita ibu Clarissa.
Setiap hari Daffa selalu menemani calon tunangan yang sedang sakit. Tanpa dia sadari jika ada satu hati yang sangat mencintai nya akan terluka.
kan kalian sepasang kekasih
Dasar daffa lelaki brengseknya gak ketulungan😠😠😠😠
mau Sam Vania,tapi tidak mau melepaskan anak manja itu
dan rakus
untung z Arvin keburu datang,, nikahin Vania Vin,, Vania udah minum obat buat P*r*n*s*ng, kasian dia takutnya malah tersiksa,,,
Arvin lg luka z bisa²nya ya curi² kesempatan/Facepalm/ btw Arvin harus bangga loh karena dia pria pertama yg bisa cium Vania/Chuckle//Chuckle/
siapa ya kira² yg mau culik Vania??Daffa kah??
yakin bgt si pasti orang tuanya si Daffa gak bakalan merestui hubungan kalian.