Raina hanya ingin mengisi waktunya di malam hari dengan membaca novel romantis sebelum tidur. Tapi siapa sangka, novel berjudul “Pengantin Bayangan Sang Antagonis” itu akan menjadi akhir dari hidup lamanya. Sebuah kecelakaan tragis merenggut nyawanya—dan saat ia membuka mata, ia bukan lagi Raina. Ia kini menjadi Ayla, karakter figuran yang hanya muncul di dua bab novel… sebagai istri sang antagonis pria yang hendak menceraikannya.
Namun yang lebih mengejutkan bukan hanya reinkarnasinya, melainkan sistem misterius bernama “Sistem Gosip” yang kini bersarang di benaknya. Sistem ini memberinya informasi rahasia paling update, tentang siapa pun di dalam dunia ini. Skandal, rahasia kelam, kebohongan, semuanya tersedia.
Sayangnya, ada satu efek samping yang tidak disebutkan: setiap bisikan hatinya bisa didengar oleh suaminya sendiri—Kael Arvane, pria dingin dan penuh ambisi yang menjadi antagonis utama dalam novel itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandri Ratuloly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luka Lama, Cinta Baru
Pagi itu, matahari belum tinggi saat Kael muncul di halaman belakang. Ia mengenakan pakaian olahraga abu-abu dan hoodie yang menutupi sebagian wajahnya. Langkahnya pelan, seolah menimbang setiap jejak yang ia tinggalkan.
Aku memperhatikannya dari balik tirai ruang baca. Ia tidak tahu aku memperhatikannya. Atau mungkin, ia tahu, tapi pura-pura tak peduli.
Apa dia masih memikirkan Leona?
Sistem mendengus — ya, secara harfiah muncul dengan notifikasi yang bergema seperti suara bergumam:
[Gosip Terbaru: Kael menghabiskan malam di kamar kerja. Tidak tidur sepicing pun. Dalam pikirannya: ‘Kenapa semua wanita yang dekat dengan ku menyembunyikan sesuatu?’]
Aku memutar mata.
Aku tidak menyembunyikan. Aku hanya... menyaring. Demi kewarasan, mu.
“Dan aku dengar itu,” suara berat Kael menyelinap masuk.
Aku tersentak. Lelaki itu kini berdiri di belakang ku, masih dengan hoodie-nya, namun ekspresinya datar.
“Berapa banyak isi hati yang kau saring dari ku, Ayla?” tanyanya pelan.
Aku meneguk ludah. “Mungkin... cukup untuk membuat mu tidak kabur ke pegunungan.”
Kael tertawa kecil, getir. “Kau memang berbeda. Dulu... Ayla tidak pernah berkata begitu.”
Aku duduk di sofa. “Dan kau tidak pernah duduk santai begini dengan, ku.”
Kael menatap ku lama. Ada luka di sana, tertanam jauh di matanya. Luka yang tampaknya bukan cuma soal Leona.
“Ayah ku,” katanya akhirnya, “meninggal tiga tahun lalu. Tapi aku baru tahu setelah tujuh bulan berlalu. Leona ada di pemakamannya. Aku tidak.”
Aku terdiam.
Apa maksudnya... Leona bahkan tahu soal kematian Vincent lebih dulu dari Kael sendiri?
“Kenapa kau tidak di beri tahu?” tanyaku hati-hati.
“Karena surat terakhir Ayah untuk ku... di sembunyikan. Aku menemukannya di lemari berlapis rahasia saat renovasi rumah lamanya.” Ia menarik napas panjang. “Dan tahu siapa yang mengelola rumah itu selama aku di luar negeri?”
Aku menebak, dan jawaban ku benar: “Leona.”
Kael mengangguk. “Dia memutuskan semuanya. Termasuk membakar sebagian besar surat Ayah.”
Aku ingin memeluknya. Tapi aku tahu itu bukan waktunya.
“Dan sekarang kau tahu siapa dia sebenarnya,” kata ku lembut.
Kael duduk di sebelah ku. Jarak di antara kami hanya sejengkal.
“Ayla, aku ingin mempercayai mu. Tapi sejak kau berubah... aku selalu bertanya-tanya, siapa kau sebenarnya?”
Jantung ku berdebar. Ini dia...
Apakah aku harus berkata sejujurnya kalau aku berasal dari dunia lain? Kalau aku bereinkarnasi ke tubuh istri yang hendak diceraikan, dan sistem gosip adalah peta penyelamatku?
Tentu saja tidak.
“Kalau aku bilang... bahwa aku tersesat, dan baru menyadari betapa berharganya hidup ku, termasuk kau... kau akan percaya?”
Kael tidak menjawab. Tapi ia menatap ku lama. Lama sekali. Matanya menyelam jauh ke dalam jiwa ku. Atau mungkin, ke dalam pikiran ku yang paling ku simpan?
Jangan bilang... dia sedang mencoba mendengar isi hatiku lagi?!
“ Jangan dengar!” teriak batinku.
Kael mengerutkan kening. “Kau barusan bilang ‘jangan dengar’... dalam hati?”
Aku mengeluh pelan. “Kita butuh sistem privasi.”
Kael menunduk, tertawa kecil. Tawa itu hangat, bukan sarkas seperti biasa.
“Gila,” katanya. “Kau satu-satunya orang yang bisa membuat ku marah, bingung, dan nyaman dalam waktu bersamaan.”
Itu namanya cinta, Tuan Arvane. Tapi belum waktunya aku bilang begitu.
Hari-hari berikutnya, hubungan kami mulai membaik. Tidak drastis, tapi perlahan. Ia mengajak ku makan malam tanpa Leona, mengajak ku menonton dokumenter politik (yang membosankan setengah mati), dan mulai mempercayakan pengelolaan yayasan amal pada ayah ku — langkah besar, mengingat dulu ia bahkan tak pernah menyapa ayahku.
Tapi aku tahu ini ketenangan sebelum badai.
Dan benar saja.
Sistem muncul dengan notifikasi baru:
[PERINGATAN: Leona Mayanda menghubungi media. Ada rumor yang sedang ia sebarkan: "Ayla bukan istri asli Kael. Dia berubah setelah kecelakaan. Ada kemungkinan gangguan jiwa."]
Aku menatap layar sistem dengan mulut menganga.
Sial. Leona mencoba membalikkan permainan.
Clara datang tergesa-gesa membawa tablet. “Ayla, lihat ini! Media gosip elit mulai membahas perbedaan mu dulu dan sekarang. Mereka menuduh mu ‘di ambil alih makhluk astral’!”
Aku menutup wajahku.
Well, kalau itu bukan fakta terselubung, aku nggak tahu lagi.
Clara melanjutkan, “Kau harus segera bersikap. Atau semua opini publik akan memihak Leona.”
Sistem memunculkan pilihan:
[Misi Strategis: Tangkal Serangan Leona]
Pilihan tindakan:
— Gelar konferensi pers dengan bukti perubahan positifmu (Butuh dukungan dari Kael)
— Rilis video testimoni dari keluarga Kael dan staf rumah (Butuh kerja sama staf)
— Balikkan isu dengan gosip tandingan (Butuh Clara dan sumber gosip kuat)]
Aku menatap ketiga opsi itu.
Saatnya menata pion dan memulai permainan baru ku. Tapi yang pasti... aku tak akan diam.