NovelToon NovelToon
Earth Executioner

Earth Executioner

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Balas Dendam / Perperangan / Hari Kiamat
Popularitas:501
Nilai: 5
Nama Author: Aziraa

'Ketika dunia menolak keberadaannya, Bumi sendiri memilih dia sebagai kaki tangannya'

---

Raka Adiputra hanyalah remaja yatim piatu yang lahir di tengah kerasnya jalanan Jakarta. Dihantam kemiskinan, ditelan ketidakadilan, dan diludahi oleh sistem yang rusak-hidupnya adalah potret kegagalan manusia.

Hingga suatu hari, petir menyambar tubuhnya dan suara purba dari inti bumi berbicara:
"Manusia telah menjadi parasit. Bersihkan mereka."

Dari anak jalanan yang tak dianggap, Raka berubah menjadi senjata kehancuran yang tak bisa dihentikan-algojo yang ditunjuk oleh planet itu sendiri untuk mengakhiri umat manusia.

Kini, kota demi kota menjadi medan perang. Tapi ini bukan tentang balas dendam semata. Ini tentang keadilan bagi planet yang telah mereka rusak.

Apakah Raka benar-benar pahlawan... atau awal dari akhir dunia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aziraa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BONUS CHAPTER: Ngopi Santai Bareng Penulis – Q&A Babak 2

Halo lagi, kawan-kawan pembaca! Gimana, sudah selesai menuntaskan Babak 2: Pemurnian Besar & Realisasi Pahit? Pasti napas kalian sampai ngos-ngosan ngikutin Raka menghancurkan satu benua demi benua, ya? Dari Nusantara yang luluh lantak, Paris yang terpadamkan, New York yang terkoyak, Dubai yang terkubur, hingga Afrika yang terbakar habis! Terus ada momen Jenderal Vargas yang bikin kita mikir, dan Arib yang... bikin bingung, ya kan?

Nah, biar kita nggak cuma tegang terus, yuk kita ngopi santai lagi sambil gue coba jawab beberapa pertanyaan yang mungkin relate dengan pikiran kalian. Anggap aja ini sesi curhat kalian sama gue, si penulis. Ingat ya, no spoiler buat Babak 3! Kita jaga sama-sama misterinya, guys!

Q&A: Mengupas Babak Puncak Kehancuran

Q1: "Gila banget, Bro! Kehancuran di Babak 2 ini kok jadi jauh lebih brutal dan terang-terangan dibanding Babak 1? Kayak Raka nggak nahan diri sama sekali. Apa yang memicu ini?"

Penulis: Betul sekali, guys! Di Babak 1, Raka itu masih main "pecah belah dari dalam", kan? Kayak virus yang menyebar diam-diam. Nah, setelah semua pilar peradaban—ekonomi, politik, militer, teknologi—runtuh dan dunia udah di ambang keruntuhan, Bumi merasa ini saatnya untuk pukulan telak. Raka sendiri di titik ini udah nggak punya keraguan lagi (atau dia pikir begitu). Bisikan Bumi yang membenarkan amarahnya makin kuat, dan Eva terus meyakinkannya bahwa ini adalah fase pembersihan yang mutlak. Ditambah lagi, Raka udah lihat sendiri betapa manusia nggak bisa berubah dan cuma bisa merusak. Jadi, nggak ada alasan lagi buat menahan kekuatan dewa itu. Inilah puncak kemarahan Bumi yang termanifestasi.

Q2: "Neraka banget yang dialami Indonesia dan negara-negara lain! Kenapa kehancurannya harus menyeluruh kayak gitu, nggak cuma ibukotanya aja? Dan kenapa harus tetangganya ikut terdampak parah?"

Penulis: Nah, ini penting banget! Raka bukan cuma menghukum satu kota, Bro. Dia itu Algojo Bumi yang menghakimi seluruh peradaban. Kalau cuma kota yang hancur, negara itu masih bisa bangkit dan membangun lagi. Tapi kalau satu negara kepulauan utuh kayak Indonesia dihancurkan secara total—dari Sabang sampai Merauke, dengan gempa, letusan gunung, tsunami, likuifaksi—itu nunjukkin skala kekuatan Raka yang bener-bener mutlak kayak dewa. Dan, secara logis, bencana sebesar itu pasti punya dampak regional. Mana mungkin tetangga terdekat kayak Malaysia, Singapura, atau Filipina nggak kena imbasnya? Itu nambahin realisme dan kengeriannya. Bumi mau nunjukkin bahwa dosa satu bangsa itu bisa berdampak ke wilayah sekitarnya, bikin semua jadi korban.

Q3: "Jenderal Vargas itu bikin gue sedih banget, Bro. Dia kan kayaknya orang baik, nyesel sama perbuatan manusia, tapi kok Raka tetap musnahin dia dan para pemimpin di bunker? Bukannya Bumi butuh 'benih baik'?"

Penulis: Nah, ini dia salah satu momen paling krusial di Babak 2, terutama di Chapter 16.5 ini. Jenderal Vargas itu memang spotlight yang menunjukkan bahwa nggak semua manusia itu jahat total, ada yang menyesal atau punya nurani. Tapi, ingat, guys, dari sudut pandang Bumi (dan Eva), para pemimpin itu tetaplah 'akar masalah'. Mereka, dengan segala kekuasaan dan privilese-nya, adalah benih yang bisa merusak lagi di kemudian hari. Mereka nggak dihancurkan di awal supaya mereka bisa merasakan dulu kiamat di permukaan, merasakan ketidakberdayaan. Baru setelah itu, Raka datang menghakimi mereka di sarang terakhirnya. Ini menunjukkan bahwa Bumi itu efisien dan bijaksana dalam kekejamannya. Nggak ada celah yang dibiarkan. Benih baik itu sudah disiapkan di tempat lain, di Arib, yang memang 'dipilih' Bumi untuk dilindungi.

Q4: "Terus, Eva ini sebenarnya apa, sih? Dia yang bikin Arib 'sempurna' dan penduduknya nggak sakit? Dia kayaknya tahu banget semuanya dan bisa ngatur Raka banget. Dia ini dewa juga, atau Bumi itu sendiri?"

Penulis: Hahaha, sense kalian tajam banget! Gue nggak bisa kasih spoiler gamblang karena ini ultimate twist-nya. Tapi, kalian udah lihat sendiri kan, Eva itu punya kemampuan yang luar biasa: dia bisa nyediain segalanya, tahu semua informasi, bisa bikin identitas palsu yang sempurna, bahkan 'ngobrol' sama sistem komputer. Dan yang paling penting, dia kayaknya punya kontrol yang sangat halus ke Raka, bisa 'memadamkan' emosi Raka atau 'mengarahkan' pikirannya. Semua itu adalah clue penting, guys. Eva itu bukan cuma 'pemandu' biasa.

Gimana, kawan-kawan? Udah sedikit tercerahkan atau malah makin penasaran dan pusing? Hahaha! Semoga Q&A ini bisa sedikit 'menyejukkan' pikiran kalian sebelum kita masuk ke Babak 3: Ilusi Kepahlawanan & Kebenaran Pahit.

Siapin mental kalian, Bro, karena di Babak terakhir ini, rahasia-rahasia terdalam akan terkuak.

Sampai jumpa di Chapter berikutnya! Salam dari Penulis!

Gambar 1.1 penulis azji

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!