Aku begitu mengharapkanmu setelah kau merusakku. Kau yang lari dari tanggungjawab hanya demi reputasimu! Kau juga yang telah menyiksaku dengan meninggalkan benih ini! Dan sekarang kau kembali setelah aku begitu benci? Lalu kenapa kau kembali setelah aku ingin membuka hati untuk orang lain? Kenapa kau kembali dengan caramu yang membuatku bimbang atas semua kehidupan yang aku alami selama ini? Aku harus bagaimana? Kenapa hati ini begitu berat untuk membencimu. Apakah aku mencintaimu atau mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagita chn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Memeluknya.
"Aku sudah didepan." Pesan Finn. Membuat mata Zeline membulat sempurna saat membacanya. Ia kira pesan lelaki brengsek itu lagi dan ternyata bukan.
Ia beneran datang? Astaga, ini jam berapa?
Panik sendiri, sambil lari kecil turun kebawah dan langsung menghampiri Finn yang sudah menunggunya didepan pintu.
"Pak Finn??? Anda beneran datang?" Tanya Zeline sambil menata rambutnya, ia sedikit malu. Terlebih penampilannya yang tampak berantakan karena terlalu lama rebahan diatas ranjang tadi. Wajahnya juga terlihat begitu polos tanpa goresan make-up sedikitpun. Ia kira Finn tidak akan datang namun nyatanya ia benar-benar datang ini membuatnya malu.
Tidak berdandan pun dia terlihat cantik.
Baru kali ini juga Finn melihat Zeline tanpa goresan make-up apapun.
Ya ampun pak Finn?
Dia terlihat lebih muda saat memakai celana pendek. Jangan bilang aku benar-benar ngidam melihatnya.
Terpana sendiri Zeline dengan penampilan Finn yang normal terlihat seperti orang biasa, maksudnya terkesan terlihat bukan atasannya melainkan lelaki yang sedang bermain pada umumnya.
"Ini pizzanya." Ujar Finn langsung sambil mengulurkan pizza itu.
"Hehe. Makasih Pak Finn,"
Astaga aku harus bagaimana? Aku bilang ngidam liat dia lagi tadi. Aku tidak menyangka dia akan datang setampan ini walau hanya bercelana pendek dan pake kaos saja. Anehnya dia terlihat sangat tampan, ahh seperti anak muda!
Astaga mataku! Kenapa aku jadi memujinya.
Finn sudah melihat pesan Aldigar tadi, ia pun akan segera pamit setelah mengantar pizza itu sesuai perintah.
Sementara Zeline sekarang memang terpana dengan pakaian Finn yang memakai celana pendek dan hanya berkaos putih itu. Jangan bilang ini juga bagian dari ngidamnya juga? Dimatanya Ia terlihat lebih muda malam ini, auranya tidak pernah berbohong. Ia tetap terlihat setampan itu dan begitu bersinar walau di malam hari sekalipun. Biasa Zeline selalu melihatnya dengan penampilan formalnya di kantor.
"Apa ngidam melihatku itu benar?" Finn sangat penasaran akan hal ini, makannya Ia berani menanyakannya. Ia juga sedikit heran dan ingin memastikannya saja saking herannya.
Aduhh mampus deh! Bagaimana ini, aku malu sekali.
"Hehe..." Tersenyum malu sekali, bahkan pipi itu terlihat memerah. Andai di siang hari pasti terlihat jelas rona wajahnya yang hampir meledak.
"Sekarang sudah kan? Aku harus segera pulang? Aku masih memiliki urusan dengan Tuan Muda."
Ya ampun, apa dia masih bekerja jam segini? Aku jahat sekali mengerjainya dan menyuruhnya kemari.
"Sebenarnya aku juga tidak tahu ini ngidam atau bukan Pak Finn. Aku hanya ingin melihat Anda saja tadi. Apa Anda masih bekerja?"
Aduhh, aku malu sekali sekarang.
"Tidak juga. Ada yang harus aku bicarakan dengan Tuan Aldigar malam ini. Jadi aku harus segera pamit untuk menemuinya." Finn pun mulai melangkahkan kaki untuk segera pergi.
Lelaki brengsek itu benar-benar keterlaluan! Ini sudah hampir jam 11 malam. Apa dia masih menyuruh pak Finn untuk tetap bekerja malam-malam begini??
"Pak Finn?"
"Yaa?" Langkah Finn yang akan pergi terhenti mendengar panggilan Zeline.
"Apa kamu masih menginginkan yang lain?" Tanyanya lagi.
Aku harus bilang apa sekarang? Apa aku harus memeluknya untuk meminta maaf?
"Boleh aku memeluk Anda sekali saja?" Tidak tahu apa yang harus di lakukan Zeline sekarang, tapi ia merasa begitu bersalah dan harus meminta maaf padanya malam ini karena sudah mengerjainya.
Apa? Dia ingin memelukku? Apa ini juga bagian dari ngidamnya?
Finn masih terdiam, namun Zeline tanpa sadar sudah memeluknya hangat.
"Maafkan aku untuk malam ini pak Finn. Anda hati-hati dijalan. Aku tidak akan mengulanginya lagi." Zeline langsung melepaskan pelukan itu, ia juga segera meninggalkannya untuk masuk kedalam rumah. Entah kebodohan apa yang telah ia lakukan sampai-sampai berani memeluknya malam ini.
Finn masih tertegun melihatnya menutup pintu. Pasalnya hatinya berdetak kencang setelah Zeline memeluknya tadi, ini bukan pertama kalinya ia berpelukan dengan Zeline. Namun menurutnya malam ini yang paling berasa Zeline memeluknya hangat hingga jantungnya berdetak hebat.
Apa maksud perkataannya tadi?
Finn segera tersadar. Ia pun langsung pergi untuk kembali ke rumah Aldigar. Sementara Zeline sedang tidak enak sendiri sekarang. Ia mengutuki apa yang telah ia lakukan tadi.
Zeline! Kamu bodoh sekali! Kenapa kamu malah memeluknya?
Habisnya aku bingung mau ngapain kan tadi! Astaga, aku benar-benar tidak akan mengerjainya lagi. Dia bahkan bekerja sampai malam seperti ini gara-gara aku. Padahal jika ia tidak datang pun tidak papa, tapi dia malah beneran datang. Pak Finn sungguh wangi. Ahhh...astaga!
Zeline menyesali semua itu, namun melihat pizza itu ia benar-benar ingin mengunyahnya. Salivanya terasa berderaian sekarang. Tanpa sadar iapun merasa begitu senang malam ini.
"Ini hanya sekali saja Pak Finn, aku tidak akan mengerjaimu lagi. Maafkan aku." Sambil menyesal namun Zeline memilih untuk menikmati pizzanya itu. Ia juga ingin mengirim pesan kepada lelaki bajingan itu yang masih mengusik Finn dimalam hari.
"Kenapa Pak Finn buru-buru sekali? Bahkan aku belum puas untuk bertemu dengannya tadi!"
Aldigar yang kebetulan sedang memegang ponselnya langsung melihat pesan itu.
Belum puas??? Memang apa yang mereka lakukan?
"Apa Anda masih mempekerjakannya dimalam hari begini? Dasar lelaki tidak punya hati!" Pekiknya langsung lewat pesan. Aldigar yang sedang menunggu kepulangan Finn pun membacanya dengan penuh kekesalan.
Apa lagi ini? Kenapa aku selalu salah dimatanya? Apa Finn berbicara sesuatu padanya?
"Finn yang seharusnya sudah beristirahat. Kau yang menyuruhnya kesana dan mengganggu istirahatnya bukan? Kenapa sekarang malah menyalahkanku?" Balas Aldigar juga menohok karena kesal.
"Cihh, alasan! Bahkan Pak Finn bilang harus buru-buru pulang untuk menemuimu lagi tadi. Apa lagi jika bukan untuk bekerja???"
Aldigar benar-benar tidak tahu lagi, ia baru merasakan hatinya se-kesal dan se-dongkol ini hanya karena ulah satu wanita ini.
Rasa hormat Zeline padanya memang sudah tidak ada, ia tidak ingin menghormati lelaki yang bahkan sudah merenggut kehormatannya sendiri. Begitulah sikap yang ia terapkan pada Aldigar sekarang.
Suasana sudah sunyi dirumah ini. Keluarga Jeny sudah pulang sejak tadi. Sekarang Aldigar duduk menyendiri di sofa ruang itu. Banyak yang ia pikirkan, termasuk ngidam Zeline yang aneh dan membuatnya tidak terima. Tak lama Finn pun pulang juga dan langsung melihatnya yang sedang duduk di sofa.
"Tuan Muda. Maaf, aku membuat Anda menunggu." Finn langsung duduk disebrang sofa untuk berhadapan dengannya, karena Tuan Muda berbicara akan mengobrol dengannya tadi.
"Apa Zeline meminta yang aneh-aneh saat bertemu denganmu tadi? Maksudku dia ngidam apalagi selain bertemu denganmu?"
"Tidak ada Tuan Muda."
"Dia tidak bertingkah aneh padamu?"
"Zeline hanya memelukku tadi, mungkin ini bagian dari ngidamnya juga Tuan Muda. Saya juga tidak tahu."
"Apa dia juga menciummu?"
"Menciumku?" Finn terkejut dengan pertanyaan itu, namun tetap saja dijawab dengan jujur olehnya.
"Tentu saja tidak Tuan Muda. Kenapa Anda berbicara seperti ini?"
"Aku takut dia keterlaluan padamu. Aku hanya ingin memastikannya saja. Aku juga memintamu untuk menjaganya, tidak lebih. Sekarang istirahatlah Finn."
"Baik Tuan Muda."
Apa Tuan Muda cemburu? Maksudnya hal ini yang ingin ia bicarakan? Ia terlihat tidak bersemangat malam ini, bukankah dia akan segera menikah? Pembicaraan macam apa ini? Aku kira ada hal besar yang harus aku bahas dengannya?
lanjut thor gak sabar nih.. /Chuckle/