Alana Xaviera merasa seperti sosok yang terasing ketika pacarnya, Zergan Alexander, selalu terjebak dalam kesibukan pekerjaan.
Kecewa dan lapar akan perhatian, dia membuat keputusan nekad yang akan mengubah segalanya - menjadikan Zen Regantara, pria berusia tiga tahun lebih muda yang dia temui karena insiden tidak sengaja sebagai pacar cadangan.
"Jadi, statusku ini apa?" tanya Zen.
"Pacar cadangan." jawab Alana, tegas.
Awalnya semua berjalan normal, hingga ketika konflik antara hati dan pikiran Alana memuncak, dia harus membuat pilihan sulit.
📍Membaca novel ini mampu meningkatkan imun dan menggoyahkan iman 😁 bukan area bocil, bijak-bijaklah dalam membaca 🫣
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red_Purple, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 1 : TCB
"Usiaku sudah dua puluh delapan tahun, jadi kapan kamu akan menikahiku?"
Alana menatap Zergan dengan kekecewaan yang selalu dia tutupi. Biasanya, hari-harinya hanya diisi dengan menunggu pesan yang jarang datang dan makan malam sendirian setiap kali Zergan memberikan alasan sibuk dengan pekerjaan. Tapi malam ini, Zergan telah menyiapkan makan malam yang romantis untuk merayakan hari tahun tahunnya.
"Jangan rusak momen ulang tahunmu ini, Alana. Kita sudah sepakat untuk tidak membicarakan ini sekarang." jawab Zergan datar.
"Justru karena ini ulang tahunku makanya aku bertanya," tekan Alana. "Sebenarnya kamu mencintaiku atau tidak, Zergan?"
Zergan meletakkan sendok dan garpu ditangannya, menatap Alana dalam, "Kamu jelas tahu jawabannya, Alana. Kita sudah berpacaran selama lima tahun, jadi mana mungkin aku tidak mencintaimu."
"Lima tahun," Alana tersenyum getir, menurunkan pandangannya dengan air mata tertahan. "Nyatanya lima tahun itu tidak pernah cukup untuk membuatmu segera menikahiku, Zergan."
"Alana---" Zergan menatap Alana yang tiba-tiba berdiri, meraih tasnya dari atas kursi dengan gerakan sedikit kasar.
"Aku sudah tidak nafsu makan." ucap Alana dengan nada dingin, "Tidak perlu mengantarku, sopirku sudah mengantarkan mobilku dan sudah menunggu dibawah,"
Ruangan VIP itu kembali sunyi saat Alana memutuskan pergi, meninggalkan Zergan sendirian dengan perasaan bersalah yang menyelimuti hati dan pikirannya. Hubungan mereka terjalin lima tahun lalu saat Zergan baru memulai karirnya dengan bekerja di perusahaan papanya. Zergan jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap Alana yang merupakan putri dari rekan bisnis papanya.
"Kamu pulang naik taksi saja, aku akan bawa mobilnya sendiri," ucap Alana pada sopirnya.
"Tapi Nona---"
"Jika mamaku bertanya, bilang saja aku menginap di rumah teman," Alana masuk kedalam mobil, menatap kembali pada bangunan atas restaurant dari balik kaca mobil yang sudah tertutup rapat. "Aku kecewa padamu, Zergan."
Mesin mobil kembali menyala, sang sopir mencoba untuk menghalangi namun Alana sudah lebih dulu melajukan mobilnya pergi. Lima tahun bukan waktu yang sebentar untuk sebuah hubungan, keluarga mereka bahkan sudah saling mengenal dan memberikan restu, namun Zergan sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda ingin membawa hubungan mereka ketahap yang lebih serius.
Bukan hanya malam ini saja, sudah beberapa kali Alana menanyakan tentang keseriusan pria itu tapi jawaban Zergan selalu sama, memintanya untuk menunggu dan bersabar.
Di tengah kesibukan kota yang tak berhenti, Alana melajukan mobilnya dengan pikiran berkecamuk. Sama seperti Zergan, dia pun sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan pria itu. Kedewasaan dan perhatian yang Zergan tunjukkan di awal membuatnya mau menerima perasaan pria itu. Bahkan saat itu Alana sampai menolak mantan pacarnya yang meminta untuk balikan dan lebih memilih Zergan menjadi pacarnya.
"HAH...!"
Kedua mata Alana melebar saat sebuah kendaraan roda dua melaju kencang dari arah berlawanan. Alana menginjak rem, mobilnya berhenti mendadak dan tubuhnya terhuyung kedepan dengan kepalanya yang membentur setir mobil dengan keras.
Suasana nampak hening, Alana merasakan sakit dibagian dahinya namun dia enggan untuk mengangkat wajahnya. Hingga suara ketukan kaca mobil terdengar, membuatnya menoleh kesamping dan mendapati seseorang dengan memakai jaket kulit hitam sudah berdiri di samping mobilnya.
Alana mencoba menetralisir debaran jantungnya yang terkejut karena insiden barusan. Sebuah motor sport berwarna merah terparkir tidak jauh didepan mobilnya, mungkin itu motor milik pria yang kini sedang berdiri di samping mobilnya.
"Apa kamu baik-baik saja didalam?" pria itu mengetuk kembali kaca mobil karena Alana tak kunjung membuka pintu mobilnya ataupun sekedar menjawab.
Alana menarik napas, membuka pintu mobilnya dan keluar dengan cepat, "Apa kamu tidak sayang nyawa! Bisa-bisanya kamu melaju dengan kecepatan seperti it---"
Kalimatnya terhenti saat netranya menangkap sosok pria muda yang sedang berdiri dengan kedua tangan yang diletakkan di pinggang. Senyuman tipis diwajah pria itu menunjukkan tidak ada kekhawatiran sedikitpun, seolah kejadian seperti ini sudah biasa baginya.
"Baguslah jika kamu baik-baik saja, aku pikir kamu sudah mati didalam," pria itu menurunkan tangannya, melangkahkan kakinya mendekat ke arah Alana yang masih berdiri terpaku.
"Ck," Alana berdecak, memundurkan kepalanya perlahan saat pria itu mendekatkan wajahnya dengan tatapan tertuju pada dahinya.
"Keningmu sedikit memar, bagaimana kalau aku antar kamu kerumah sakit?" tawarnya.
"Tidak perlu, aku baik-baik saja." sahut Alana dingin, mendorong dada pria itu menjauh.
"Baiklah," pria itu mengangkat kedua bahunya. "Berarti sekarang aku bisa pergi karena kamu baik-baik saja,"
Pria itu adalah Zen Regantara, dia baru kembali dari London tadi siang setelah menyelesaikan S2 nya disana. Dan malam ini dia sengaja berkeliling kota dengan motor besarnya untuk mengusir rasa bosannya dirumah.
"Tunggu!"
Suara keras Alana menghentikan langkah Zen yang sudah berjalan beberapa langkah, menolehkan kepalanya sedikit kesamping untuk melihat Alana yang masih berdiri di belakangnya.
"Single?" tanya Alana.
Zen membalikkan badannya, menatap Alana yang tengah berdiri menatapnya dengan senyuman yang tersungging diwajah wanita yang bahkan belum dia ketahui namanya.
"Mau jadi pacar?"
-
-
-
Bersambung....
🙋 Hai-Hai sahabat pembaca, kembali lagi dengan kisah selengki-selengki ya 😁😁 yang nggak suka selengki-selengki skip aja nggak apa-apa 😁😁
Ayo kita kenalan dulu dengan tiga tokoh utama kita yang bakal buat kita darting 😁
Zen Regantara - Alana Xaviera - Zergan Alexander
mo komen di paragrap gak bisa,, lagi repisi katanya🤧🤧
gonjang-ganjing hubungan
selamat berpusing ria ya lana 😂
Kalo zergan, Dateng lagi Jan diterima ya rin.dia ngebuang kelean sebegitu enaknya
sory ini ya Alana Mungin agak jahat. tapi Karin cerita aja dech.
biar bisa dapet selotip yang baek
"Zen.... lanjutkan" 😆🤣🐅