Milea arabella, biasa akrab di sapa dengan nama Lea adalah gadis yatim piatu setelah kematian kedua orang tua nya akibat kecelakaan tunggal beberapa tahun yg lalu sepulang dari luar kota, saat itu milea yg baru lulus SMA begitu syok mendengar kenyataan itu, apalagi dirinya harus menghidupi ketiga adik-adiknya.
Akan kah kebahagiaan menghampiri Milea dan ketiga adik-adiknya.?
ikuti terus kisah milea di cerita ini.
Happy reading 😘.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon astiana Cantika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1 Awal mula
Milea arabella seorang wanita berusia 23 tahun, kini sedang di landa kesusahan karena adik bungsu nya Sasa yg berusia 12 tahun saat ini sedang sakit demam yg cukup tinggi hingga seluruh tubuh nya menggigil.
Kebetulan kedua adik laki-lakinya baru pulang sekolah dengan baju basah karena kehujanan.
"Assalamualaikum." Ucap kedua adik-adiknya.
"Wa'alaikumsalam." Ucap Lea membalas salam kedua adiknya.
Adik kedua nya bernama Felix kini menempuh pendidikan SMA dan adik ketiga nya bernama Zero menempuh pendidikan SMP sedangkan Sasa baru kelas 6 SD.
Felix dan zero yg baru pulang sekolah pun terkejut melihat adik kecil mereka sedang menggigil di balik selimutnya dan terus menggelatukkan gigi nya.
" Adek kenapa kak,?" Ucap Felix mengernyit kan dahi nya.
" Adek demam Felix, Kakak gak tau harus apa, diluar sedang hujan lebat, pasti gak ada satupun kendaraan yg melintas." Ucap Lea dengan kekhawatiran nya.
Tiba-tiba tubuh Sasa mengejang dan itu membuat Lea, Felix dan zero takut setengah mati.
Dengan tekad nya akhirnya Lea pun membawa adik nya Sasa menuju rumah sakit terdekat dengan di temani oleh Felix dan zero meski harus menerjang hujan lebat tersebut.
.
Sesampainya di rumah sakit.
Setelah mendapat kan pemeriksaan dan penanganan awal kini tubuh Sasa tidak lagi menggigil seperti tadi.
" Kak bagaimana kita bayar biaya rumah sakit.? Ucap Felix.
" Nanti akan kakak pikirkan." Ucap Lea menoleh ke arah ranjang Sasa dengan pandangan kosong.
Beberapa saat kemudian Sasa pun sadar.
" Kakak, Abang." Ucap Sasa dengan suara parau.
Lea yg mendengar suara Sasa pun mendekat ke arah ranjang pasien.
" Apa adek perlu sesuatu,?" Ucap Lea.
"Haus kak," Ucap Sasa lemah.
Lea pun memberikan segelas air pada Sasa, dengan telaten Lea membantu Sasa untuk meminum kan air tersebut.
"Apa kalian sudah makan,? Ucap Lea menoleh pada Felix dan zero.
Kedua adik nya pun saling pandang lalu menoleh pada Lea sambil menggeleng kan kepala nya dengan menunduk.
"Kalian jaga Sasa terlebih dahulu ya, kakak akan keluar sebentar mencari makanan." Ucap lea pada adik-adiknya lalu dirinya pun keluar dari ruangan itu.
.
Sesampainya di depan rumah sakit sejenak Lea merenung sambil melihat jatuh nya hujan.
"Bagaimana aku bisa membayar perawatan rumah sakit Sasa, uang ku saat ini sedang menipis, apalagi aku baru saja di PHK," Gumam Lea.
Lea pun berjalan menuju rumah makan di depan rumah sakit untuk membelikan kedua adiknya makanan.
"Mudah-mudahan uang ku cukup." Gumam Lea lagi.
sesampainya di rumah makan tersebut Lea pun memesan tiga bungkus nasi dengan lauk telur balado dan timun saja beserta air mineral nya.
Setelah menerima pesanan nya Lea pun membayar makanan tersebut dan Alhamdulillah uang nya cukup untuk membeli nasi tiga bungkus malahan uang nya cukup untuk makan sekali lagi kalau harus membeli.
Baru beberapa langkah berjalan lea bertemu dengan seorang kakek yg sedang meringkuk di sebuah halte depan rumah sakit.
Dengan rasa penasaran Lea pun berjalan mendekati kakek tersebut.
"Assalamualaikum kek." Ucap Lea pada kakek tersebut.
Kakek itu pun mendongakkan kepala nya lalu membalas salam Lea.
" Wa'alaikumsalam Cu." Ucap kakek.
"Kakek kenapa sendirian, apakah kakek sedang sakit.?" Ucap Lea.
"Kakek lapar Cu, sudah 2 hari tidak makan." Ucap kakek bergetar.
Lea sungguh kasihan melihat keadaan kakek tersebut yg sedang menahan lapar sambil memegang perut nya.
"Kebetulan tadi aku sedang membeli makanan, ini buat Kakek." Ucap Lea memberikan sebungkus nasi dan air mineral pada kakek tersebut.
Dengan senyum sumringah kakek itu pun menerima pemberian Lea tak lupa mengucapkan terima kasih pada Lea.
Dengan begitu lahap kakek itu pun memakan makanan pemberian Lea.
Lea yg melihat kakek memakan makanan dengan lahap tak sengaja menjatuhkan air mata nya merasa iba melihat kakek tua tersebut.
Beberapa saat kemudian kakek tua itu menyelesaikan makan nya.
"Terimakasih sekali lagi Cu, karena sudah begitu baik pada kakek tua ini." Ucap kakek Tersenyum.
"Sama-sama kek, aku senang membantu kakek, kalau begitu aku masuk ke rumah sakit dulu ya kek, mau memberikan makanan ini pada adik-adik ku, pasti mereka berdua sudah menunggu ku, kakek nanti tunggu aku di sini lagi ya kita makan bareng-bareng." Ucap Lea yg hendak bangkit dari tempat duduk nya tapi langsung di cegah oleh kakek tersebut.
"Cu karena kamu sudah bersedia menolong kakek, tolong terima lah pemberian kakek ini." Ucap kakek tua itu memberikan sebuah cincin batu rubi pada Lea.
"Tidak usah kek, aku ikhlas kok membantu kakek, aku tidak memerlukan imbalan." Ucap Lea menolak.
"Ambillah Cu, kakek akan merasa bahagia apabila kamu mau menerima pemberian kakek ini sebagai tanda terima kasih kakek, tolong kakek Cu, simpan lah cincin ini anggap saja hadiah dari kakek karena kebaikan mu." Ucap kakek tua tersebut menyelipkan cincin itu di telapak tangan Lea.
Lea pun mau tak mau menerima cincin tersebut karena menghargai sang kakek.
"Baiklah, terimakasih kek, aku akan menjaga cincin ini dengan sebaik-baiknya, kalau begitu aku pergi dulu ya kek, assalamualaikum." Ucap Lea.
" Wa'alaikumsalam." Ucap kakek.
Lea pun berbalik meninggalkan kakek seorang diri di halte tersebut.
Kakek itu pun tersenyum misterius memandang Lea lalu kakek itu pun menghilang dari halte tersebut dengan sekejap mata tanpa disadari oleh siapapun.
Lea yg baru beberapa langkah berjalan pun berniat menoleh ke belakang untuk melihat kakek itu sekali lagi, akan tetapi dirinya terkejut bahwa tidak mendapati keberadaan kakek tua yg tadi sempat di tolong nya itu, Lea pun mengedarkan pandangannya ke segala penjuru arah tapi tidak menemukan keberadaan kakek tersebut.
"Kemana hilang nya kakek itu,? kenapa cepat sekali,? Padahal aku baru berapa langkah berjalan." Ucap Lea bingung.
"Mungkin saja kakek itu juga pergi setelah aku pergi tadi." Ucap Lea.
Lea pun berjalan menuju ruangan dimana Sasa berada, sambil berjalan lea pun memandang cincin di tangan nya dengan kagum.
"Cincin nya cantik sekali." Ucap Lea sambil memasang cincin itu di jari manis nya yg ternyata pas dengan ukuran nya.
Beberapa saat kemudian, Lea pun tiba di ruangan dimana adik-adiknya nya berkumpul.
Sasa saat ini tertidur mungkin karena efek obat yg di berikan oleh dokter tadi nya.
Sedang kan Felix dan zero hanya rebahan di ranjang pasien di sebelah ranjang Sasa yg kebetulan sedang kosong, hanya mereka saja yg berada di ruangan tersebut, dimana ruangan tersebut memiliki 6 ranjang pasien.
"Felix Zero, ini makanan kalian." Ucap Lea yg berdiri di dekat kedua adiknya.
Dengan senyum mengembang kedua adik nya pun terduduk setelah rebahan sambil menahan lapar nya.
Felix dan Zero pun menerima makanan pemberian dari kakak mereka.
"Kakak kenapa tidak makan, mana makanan kakak.?" Ucap Felix.
"Ayo makan kak." Ucap Zero mengajak Lea makan.
"Kakak sudah kenyang, makanan itu untuk kalian, habiskan lah." Ucap Lea tersenyum yg padahal dirinya juga saat ini sedang menahan lapar.
Mendengar perkataan kakaknya, kedua adik nya pun mengangguk lalu memakan makanan mereka dengan lahap nya.
Bersambung.