NovelToon NovelToon
Perjalanan Menuju Surga Abadi

Perjalanan Menuju Surga Abadi

Status: sedang berlangsung
Genre:Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Morning Sunn

Di dunia di mana kekuatan spiritual menentukan segalanya, Yu Chen, seorang pelayan muda dengan akar spiritual abu-abu, berjuang di dasar hierarki Sekte Awan Hening. Di balik kelemahannya tersembunyi rahasia kuno yang akan mengubah takdirnya. Dari langkah kecil menuju jalan kultivasi, ia memulai perjalanan yang perlahan menantang langit itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morning Sunn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 1: Awal Takdir: Langit yang Retak

Langit malam seharusnya tenang. Tapi malam itu, bintang-bintang di atas Benua Timur Langit bergetar seperti kaca yang nyaris pecah.

Di puncak gunung tertinggi Sekte Timur Langit, sekte tertua di dunia fana, sekte yang dahulu menguasai wilayah yang kini disebut Wilayah Naga Hijau, para tetua berdiri membentuk lingkaran besar,

jubah mereka berkibar oleh badai qi yang liar. Ratusan formasi bercahaya mengelilingi mereka, garis-garis spiritual memanjang ke langit, membentuk pola raksasa berbentuk naga melingkar.

Di tengah formasi itu, seorang wanita berambut putih pucat berlutut dengan napas terengah, Nyonya Fei Lian, pemimpin sekte sekaligus ibu dari bayi yang baru lahir di pelukannya.

“Langit… sedang retak,” gumamnya lemah. Retakan cahaya ungu menjalar di antara awan, dan suara seperti kaca pecah terdengar dari atas sana. Petir turun tanpa suara, hanya meninggalkan cahaya putih yang menyilaukan.

“Bawakan Batu Roh Abadi! Sekarang!” teriak salah satu tetua. Tapi batu itu langsung retak sebelum disentuh, energi dari langit menolaknya, seolah alam sendiri sedang menolak keberadaan tempat ini.

Fei Lian menatap bayi dalam dekapannya. Matanya yang biasanya setenang air, kini memantulkan warna emas dan ungu bercampur. Bayi itu menangis, namun setiap tangisannya justru membuat energi spiritual di sekitar semakin liar.

“Dia menolak langit…” bisik salah satu tetua. “Anak ini—dia lahir di tengah bencana langit. Qi-nya… bukan milik dunia ini!”

Retakan di langit melebar. Cahaya turun seperti hujan, membakar formasi perlindungan satu per satu. Gunung mulai bergetar. Batu-batu berjatuhan.

Sekte Timur Langit, warisan purba yang telah berdiri selama ribuan tahun, sedang dihancurkan oleh langit itu sendiri.

Fei Lian menggigit bibirnya. Ia tahu, ini bukan kebetulan. Beberapa tahun lalu, Sekte Timur Langit menemukan sesuatu di bawah altar kuno, sebuah pecahan kristal berbentuk segel, berisi cahaya keemasan murni.

Dalam legenda, itu disebut Pecahan Kunci Surga Abadi. Sejak saat itu, langit di atas sekte mulai tidak stabil.

Dan malam ini, tepat saat putranya lahir, langit itu runtuh.

“Fei Lian! Kita harus pergi!” seru Tetua Mo, wajahnya penuh darah. “Formasi terakhir tidak bisa menahan lebih lama!”

Fei Lian menggeleng lemah. “Tidak… Jika aku pergi, sekte ini akan hilang tanpa jejak. Tapi dia…” Ia menatap bayi kecil itu, lalu tersenyum samar. “Dia harus hidup.”

Ia meraih sehelai kain putih, membungkus bayinya dengan hati-hati. Di dalam lipatan kain itu, ia menyelipkan pecahan kristal kecil, kunci itu.

“Tetua Mo, jaga dia. Bawa dia keluar dari sini. Namanya… Huang Zan.”

Tetua Mo terdiam. “Tapi,”

“Tidak ada waktu!” teriak Fei Lian. “Langit akan menelan kita semua!”

Petir besar turun menghantam altar. Batu raksasa terbelah dua, dan dari celahnya muncul pusaran energi hitam, retakan void. Angin hisapnya mengguncang seluruh puncak gunung.

Mo menatap bayi itu sekali lagi, lalu berlari menuruni gunung, melompati batu-batu yang berjatuhan. Di belakangnya, formasi pelindung terakhir hancur.

Cahaya dari langit menelan puncak gunung, dan suara ledakan besar menggema hingga ke seluruh benua.

Malam itu, Sekte Timur Langit lenyap dari peta dunia, dan legenda baru lahir.

Sepuluh tahun kemudian.

Di pinggiran sebuah desa kecil bernama Desa Qingshi, seorang bocah laki-laki berambut hitam duduk di tepi sungai sambil menatap langit senja.

“Berkilau banget, kayak ada api di dalamnya,” gumamnya. Ia melempar batu kecil ke sungai. Riak air memantulkan warna oranye dari matahari yang tenggelam.

Bocah itu adalah Huang Zan, anak yatim yang diasuh oleh kakek tua penjaga kuil di desa. Sejak kecil, dia dikenal aneh, kadang bisa membuat benda melayang tanpa menyentuhnya, kadang tubuhnya menyala dengan cahaya samar ketika marah.

“Zan!” suara berat memanggil dari belakang. “Kamu lagi bolos lagi, ya?”

Huang Zan meringis, menoleh dengan cengiran polos. “Ah, Kakek Mo… aku cuma istirahat bentar kok!”

Tetua Mo, sekarang tampak jauh lebih tua, rambutnya memutih seluruhnya, menghela napas berat. “Istirahat dari latihan membaca kitab, ya? Kalau kau terus begitu, nanti Kepala Desa bilang aku tidak mendidikmu.”

“Kitab itu membosankan. Huruf-hurufnya kuno banget. Aku lebih suka latihan lompat-lompat di tepi sungai.”

“Lompat-lompat tidak akan membuatmu pintar.”

“Tapi mungkin bisa membuatku kuat,” jawab Zan sambil tertawa kecil.

Mo menggeleng sambil tersenyum tipis. Di dalam dirinya, ia tahu bocah ini bukan sembarang anak.

Kadang, saat malam hari, ia melihat cahaya ungu samar muncul dari tubuh Huang Zan, cahaya yang sama dengan malam kehancuran Sekte Timur Langit sepuluh tahun lalu.

Ia tahu rahasia besar yang tak boleh dikatakan siapa pun: bocah ini memegang sesuatu yang bisa mengguncang dunia.

Malamnya, langit kembali berubah. Awan hitam menggumpal di atas desa. Petir menyambar di kejauhan.

Mo duduk di depan kuil kecil tempat mereka tinggal. Ia menatap langit, wajahnya tegang. “Bahkan setelah sepuluh tahun… mereka masih mencarinya,” gumamnya pelan.

Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar dari belakang. “Kakek, ada tamu.”

Mo menoleh. Di belakang Huang Zan berdiri tiga orang berjubah hitam, wajah mereka tertutup topeng. Aura mereka berat—para kultivator.

Salah satu dari mereka melangkah maju. “Orang tua… kami mencari sesuatu yang hilang sepuluh tahun lalu. Sebuah pecahan kristal berbentuk segel. Kami tahu, benda itu ada di tanganmu.”

Mo menatap mereka tajam. “Kalian dari Paviliun Langit Gelap, bukan?”

Orang bertopeng itu tertawa pelan. “Kau masih ingat. Itu bagus. Maka kau tahu apa yang akan terjadi jika tidak menyerahkan benda itu.”

Mo berdiri perlahan, menempatkan diri di depan Huang Zan. “Pergilah, Zan.”

“Tapi Kakek—”

“Sekarang!”

Nada suaranya membuat udara di sekitar menegang. Zan menatap wajah tua itu, lalu berlari ke arah hutan di belakang kuil.

Begitu dia menghilang, para pria bertopeng langsung bergerak. Pedang spiritual keluar dari sarungnya,

memancarkan cahaya biru gelap. Benturan pertama membuat lantai kuil retak. Batu-batu beterbangan, dinding roboh. Mo menahan serangan pertama dengan tongkat kayunya, tapi tubuhnya terlempar ke belakang.

“Serahkan pecahannya!” teriak salah satu dari mereka.

Mo tersenyum pahit. “Kalau aku menyerahkannya, dunia ini akan berakhir lebih cepat.”

Ia menatap langit, lalu mengetukkan tongkatnya ke tanah. Cahaya emas menyala dari dalam kuil, formasi kuno yang sudah disiapkannya selama bertahun-tahun.

“Kalau kalian ingin benda itu…” suaranya serak. “Kalian harus menunggu sampai dia datang mencarinya sendiri.”

Ledakan cahaya menelan seluruh kuil.

Beberapa kilometer dari sana, Huang Zan jatuh tersungkur di tanah, napasnya terengah. Dari arah belakang, cahaya emas besar meledak ke langit, menerangi malam.

“Kakek Mo…?” suaranya gemetar.

Tanah bergetar, lalu hening. Angin malam membawa debu dan abu ringan. Zan berdiri, matanya basah.

Dalam genggamannya, ia baru menyadari ada sesuatu yang entah kapan muncul di sana, sepotong kristal kecil berbentuk segel, berkilau ungu keemasan, hangat di kulitnya.

Begitu dia menatapnya, suara samar terdengar di dalam kepalanya.

“Pewaris Surga Abadi, waktumu telah tiba.”

Zan terpaku. “Apa… itu barusan?”

Kristal itu bergetar lembut, dan seberkas cahaya masuk ke dadanya. Dunia di sekitarnya berputar,

dan sesaat kemudian, sebuah simbol berwarna emas muncul di atas telapak tangannya, simbol yang sama yang pernah menghancurkan Sekte Timur Langit.

Malam itu, seorang bocah berusia sepuluh tahun menyaksikan kuil tempat ia dibesarkan lenyap dalam cahaya. Ia tidak tahu siapa dirinya, tidak tahu apa yang menunggu di depan. Tapi di hatinya, sesuatu telah berubah.

Untuk pertama kalinya, Qi di sekitarnya bergerak mengikuti napasnya. Energi Qi Abadi yang selama ini pasif di udara kini bergegas menuju Dantian-nya, membuka jalur yang telah lama tersegel di tubuhnya.

Dan langit yang dulu retak sepuluh tahun lalu, kembali bergetar.

“Kalau langit pernah menghancurkan rumahku,” gumamnya pelan, “maka suatu hari nanti… aku akan menghancurkan langit itu kembali.”

( Tingkat Kultivasi)

Ranah I: Ranah Fondasi

 

1 | Pemurnian Tubuh

2 | Memperkenalkan Qi

3 | Pemadatan Qi

4 | Penyempurnaan Qi

5 | Pondasi Spiritual

Ranah II: Ranah Roh

 

6 | Pembentukan Siklus

7 | Roh Semu

8 | Pembukaan Meridian

9 | Puncak Roh

10 | Inti Emas

( Catatan: ini masih setengah tingkat Kultivasi soalnya ada 25 tingkatan Kultivasi lagi)

1
sitanggang
diawal namanya siapa berubah jd siapa 🤣🤣
sitanggang
buruknya terlalu banyak tingkatan dan namanya gak jelas
Nanik S
Jadikanlah cerita ini lebih hidup
Nanik S
NEXT
Nanik S
Darah boleh sama tapi perjalanan hidup dan waktu pasti berbeda
Nanik S
Cuuuuuuus#t
Nanik S
Akhirnya Mu Feng dan Bsi Luang pergi juga
Nanik S
Laaaanjutkan Tor
Nanik S
Ceritanya bagus tapi kurang hidup
Nanik S
Lanjutkan terus
Nanik S
Dunia Beku... berarti hamparan Es
Nanik S
Siapakah yang menatap Yu Chen diatas langit
Nanik S
Siap mengambil Kunci ke Tiga
Nanik S
Bai Luang.... ternyata msh mengejar Yu Chen
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
kalau bayangan Yu Chen bisa bertarung.. hebat sekali seperti Klon
Twilight: terimakasih ya kak sudah membaca novel saya😄🙏
total 1 replies
Nanik S
Mu Feng apakah masih mengejar lagi
Nanik S
Sungguh bagus ceritanya
adi ambara
dalam tak sedar..dirinya sombong yg tak kelihatan walau dirinya sendiri...org yg sombong tak bisa berfikiran jernih..
Nanik S
Naik Tingkat... Yu Chen.. musuhmu selalu mengejsrmu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!