NovelToon NovelToon
Istri Buruk Rupa Sang Konglomerat

Istri Buruk Rupa Sang Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Crazy Rich/Konglomerat / Aliansi Pernikahan / Cintapertama
Popularitas:748
Nilai: 5
Nama Author: secretwriter25

Seraphina dan Selina adalah gadis kembar dengan penampilan fisik yang sangat berbeda. Selina sangat cantik sehingga siapapun yang melihatnya akan jatuh cinta dengan kecantikan gadis itu. Namun berbanding terbalik dengan Seraphina Callenora—putri bungsu keluarga Callenora yang disembunyikan dari dunia karena terlahir buruk rupa. Sejak kecil ia hidup di balik bayang-bayang saudari kembarnya, si cantik yang di gadang-gadang akan menjadi pewaris Callenora Group.

Keluarga Callenora dan Altair menjalin kerja sama besar, sebuah perjanjian yang mengharuskan Orion—putra tunggal keluarga Altair menikahi salah satu putri Callenora. Semua orang mengira Selina yang akan menjadi istri Orion. Tapi di hari pertunangan, Orion mengejutkan semua orang—ia memilih Seraphina.

Keputusan itu membuat seluruh elite bisnis gempar. Mereka menganggap Orion gila karena memilih wanita buruk rupa. Apa yang menjadi penyebab Orion memilih Seraphina?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secretwriter25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

01. Si cantik dan Si Buruk Rupa

Suara desahan dari dalam kamar membuat gadis yang berdiri di depan pintu meremas jemarinya. Jantungnya berdetak lebih cepat. Matanya menatap sekeliling dengan waspada. Sudah hampir satu jam dia berdiri di depan kamar saudari kembarnya itu—menjaga agar tidak ada siapa pun yang masuk ke dalam kamarnya.

Suara bising dari dalam kamar menghilang, berganti dengan keheningan. Beberapa menit kemudian seorang pria bertubuh kekar dengan rambut yang masih acak-acakan keluar dari dalam kamar itu.

“Nona Selina memanggilmu, Nona,” ucapnya sambil sedikit menundukkan kepalanya.

“Dia tidak tidur, Gio?” Seraphina balik bertanya.

“Tidak, Nona,” jawab pria bernama Gio yang sudah menjadi pengawal pribadi Selina sejak bertahun-tahun.

“Kau akan pergi?”

“Nona Selina memintaku untuk beristirahat.”

“Baiklah…” Seraphina mengangguk pelan lalu melangkah memasuki kamar itu. Bersiap menghadapi bermacam kemungkinan buruk di dalam sana.

Seraphina melangkah masuk. Ia menatap Selina yang terbaring di atas kasur dengan tubuh yang ditutupi selimut tebal. Gadis itu menarik napas dalam-dalam sebelum memanggil saudarinya itu dengan lembut.

“Selina… kamu baik-baik saja?” Tidak ada jawaban. Seraphina pun melangkah mendekati Selina lalu menyentuh bahu gadis itu.

“Astaga!” Selina terperanjat kaget lalu melempar bantal ke arah saudarinya itu. “Kamu mengagetkaku, Sera!” kesalnya.

“Maaf… aku pikir kamu tidak tidur,” cicit Seraphina.

“Jangan mengagetkanku lagi, Sera. Wajah jelekmu itu membuat jantungku seperti akan lepas. Aku seperti baru saja melihat setan! Menyeramkan!” ketusnya. “Ah, aku tidak pernah bisa terbiasa dengan wajah jeleknya itu.” lanjutnya.

Seraphina hanya terdiam. Ia sudah terbiasa dengan cacian dan hinaan dari saudari kembarnya itu. Tidak hanya dari Selina—bahkan ayahnya sendiri sering menghina wajahnya yang jelek. Para maid di rumahnya pun sering menertawakan parasnya. Dunia benar-benar jahat untuk seseorang berpenampilan buruk.

Seraphina Callenora—putri bungsu keluarga Callenora, salah satu konglomerat teratas di Indonesia. Ia memiliki kakak kembar—Selina Callenora yang terlahir cantik dan menawan. Siapapun yang melihatnya pasti akan jatuh cinta dengan pesona gadis itu. Namun… berbanding terbalik dengan sang kakak, Seraphina memiliki paras yang sangat jelek. Separuh wajahnya penuh dengan luka, seperti luka bakar. Kulitnya bertekstur kasar dan sedikit menebal. Kontras dengan kulit wajah sebelah kanan yang halus dan putih. Seraphina tidak ingat sejak kapan ia memiliki luka di wajahnya itu. Namun Selina mengatakan wajahnya memang sudah terlahir jelek.

“Cepat pijat kakiku, Sera!” Selina menjulurkan kakinya ke wajah Seraphina. Namun, gadis itu bergegas menghindar. Sikap Seraphina membuat Selina tertawa mengejek.

“Bahkan kakiku jauh lebih cantik daripada wajahmu, Sera. Seharusnya kau bersyukur karena kaki cantikku mau menyentuh wajah jelekmu,” Ujarnya. “Tapi kau malah menghindar!”

Seraphina mengabaikan ucapan Selina lalu duduk bersimpuh di tepi ranjang, jemarinya yang kurus memijat perlahan betis Selina yang berbaring tengkurap. Sunyi, hanya napas malas sang nona yang terdengar. Saat pijatan itu berhenti, Selina menggerakkan kakinya tanpa membuka mata—satu sentakan keras yang membuat Seraphina kehilangan keseimbangan. Tubuhnya terhantam keras ke lantai. Dada Seraphina terasa sesak, tapi dia menahan diri agar tidak mengeluarkan suara. Menangis hanya akan membuat Selina tertawa puas. Selina hanya mendesah pelan, seolah menyingkirkan lalat yang mengganggu.

“Sudah,” gumamnya malas, seperti berbicara pada pelayan. “Kenapa kamu lemah sekali, Sera? Hanya tendangan kecil bisa membuatmu jatuh terjengkang seperti itu?” Selina memutar malas bola matanya.

“Aku ingin mandi air hangat. Cepat siapkan!” perintah Selina.

Seraphina beranjak, tubuhnya terasa sakit karena menghantam lantai. “Di mana Lathi? Bukankah seharusnya dia yang mengurusmu?” tanya Seraphina.

Ucapan Seraphina membuat Selina menatap tajam gadis itu dengan sorot murka. Dengan cepat tangannya menarik rambut Seraphina hingga membuat kepala gadis itu mendongak.

“Ulangi kata-katamu, Sera!” pekiknya. “Kamu menolak perintahku?” Matanya melotot penuh kemarahan.

“Aku bukan pelayanmu, Selina. Kamu tidak lupa kan? Aku juga nona di rumah ini!” tegas Seraphina.

Selina terbahak mendengar ucapan Seraphina. Ia semakin mengencangkan tarikannya pada rambut Seraphina. Tarikan di rambutnya membuat kulit kepala Seraphina terasa perih. Seraphina menggigit bibir, menahan air mata agar tidak jatuh.

“Lihat wajah jelekmu itu. Tidak ada yang menganggapmu sebagai nona di rumah ini. Bahkan para pelayan menghinamu, Sera. Sadar dirilah dan jangan membantah ucapanku.”

“Kamu yang seharusnya sadar diri, Selina. Kamu menindas nona di rumah ini. Aku juga putri Damian Callenora!” balas Seraphina tak takut.

“Baiklah, coba tanyakan pada Tuan Damian Callenora, siapa putrinya?” Selina tersenyum miring. “Dia tidak akan menyebut namamu, Sera. Dia malu memiliki putri buruk rupa sepertimu. Seluruh dunia juga tahu—hanya aku putrinya. Hanya Selina Callenora. Tidak ada nama Seraphina Callenora,” ucap Selina lalu melepaskan tangannya dari rambut Seraphina.

Seraphina meringis kecil. Kepalanya sangat sakit karena tarikan di rambutnya tadi. “Papa mungkin akan selalu membelamu, Selly. Tapi mama tidak begitu…” lirih Seraphina. “Aku akan mengatakan kalau kamu telah meniduri banyak pria. Jika papa dan mama tahu—kamu tidak akan jadi bertunangan dengan Orion Altair.”

Selina membulatkan matanya saat mendengar ancaman dari Seraphina. Dia bergegas menghampiri Seraphina lalu mencekik leher gadis itu dan memojokkannya di dinding. “Beraninya kamu mengancamku! Brengsek! Dasar jelek dan tidak berguna,” ucapnya penuh emosi.

“NONA!” Suara teriakan dari Lathi menggema, disusul oleh pecahan gelas yang jatuh ke lantai.

Tak lama Argio masuk, menyusul Lathi. Dengan cepat dia meraih tubuh Selina—menjauhkannya dari Seraphina. Selang beberapa detik Alina muncul—memegangi tubuh sang Nona yang hampir kehabisan napas.

“Minggir Gio! Aku akan membunuh Sera. Sebaiknya kamu mati saja Sera! Manusia sejelek kamu tidak pantas hidup. Bahkan babi pun jauh lebih cantik daripadamu. Seharusnya kamu mati sejak dulu, Sera!”

”Bawa Nona Sera ke kamarnya!” perintah Argio kepada Alina.

Alina bergegas membawa Seraphina pergi ke kamarnya. Menghindari amukan Selina yang semakin parah.

“Kenapa kau memerintahkan mereka pergi, bodoh!” Selina memukul-mukul tubuh Argio.

“Bodoh! Bodoh! Kenapa kamu harus terlahir ke dunia ini Seraphina! Mati saja. Jika kamu mati aku akan merayakannya dengan meriah!” racau Selina.

Seraphina melangkah tertatih menuju kamarnya, didampingi Alina yang menggandeng tangannya dengan sorot khawatir. Sesampainya di kamar, Seraphina duduk di atas kasur dengan perasaan berkecamuk.

Setiap kali dia mulai melawan tindakan Selina, hal seperti ini pasti terjadi. Bukannya ia tidak mau melawan—hanya saja dia tidak punya energi untuk itu. Seraphina hanya ingin segera keluar dari rumah mewah ini. Rumah mewah yang membuatnya seperti seekor burung cacat yang terkurung di dalam kandang emas. Dunia tidak boleh melihatnya dan dia harus bersembunyi dari dunia.

“Nona… apa kau baik-baik saja?” tanya Alina, seorang pelayan pribadi yang sudah menemaninya sejak kecil. Satu-satunya orang di rumah itu yang peduli dengannya dan menyayanginya.

Ibunya—Eveline Callenora, memang menyayanginya. Dia juga satu-satunya orang yang akan membelanya. Namun ada kalanya ibunya harus mengalah dengan keputusan sang ayah. Termasuk saat sang ayah memutuskan untuk menyembunyikannya dari dunia.

“Aku baik-baik saja, Alina…” lirih Seraphina.

“Aku akan menyiapkan air hangat untukmu berendam, Nona. Setidaknya berendam dalam bak mandi akan membuat kepalamu sedikit tenang,” ucap Alina.

“Baiklah, Alina. Aku juga ingin mandi…” jawab Seraphina.

—✿—

Bersambung

1
Puji Lestari Putri
Makin ngerti hidup. 🤔
KnuckleBreaker
Beneran, deh, cerita ini bikin aku susah move on. Ayo bertahan dan segera keluarkan lanjutannya, thor!
Victorfann1dehange
Alur ceritanya keren banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!