NovelToon NovelToon
Kakak Ipar Menjadi Pelipur Lara

Kakak Ipar Menjadi Pelipur Lara

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Duda
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Las Manalu Rumaijuk Lily

Gita sangat menyayangkan sifat suaminya yang tidak peduli padanya.
kakak iparnya justru yang lebih perduli padanya.
bagaimana Gita menanggapinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Las Manalu Rumaijuk Lily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mulai dingin.

Setiap malam Gita duduk di ruang tamu, menatap jam dinding yang berdetak pelan.

Jarum panjangnya seolah menertawakan kesepiannya.

Darren selalu pulang larut malam. Kadang dengan alasan pekerjaan, kadang tanpa alasan sama sekali.

Tak ada lagi pelukan hangat, tak ada lagi tawa ringan seperti dulu.

Yang tersisa hanya percakapan dingin — “Sudah makan?” atau “Aku capek.”

Gita mulai lupa kapan terakhir kali Darren menatap matanya dengan lembut.

Setiap kali mencoba berbicara dari hati ke hati, pria itu selalu menghindar.

Malam itu, hujan turun deras.

Gita duduk di balkon, menatap langit yang kelabu sambil memeluk lutut.

Air matanya menetes perlahan, bercampur dengan rintik hujan.

“Kenapa kamu berubah, Ren?” bisiknya pelan.

“Kalau memang sudah tidak cinta… kenapa masih bertahan bersamaku?”

Namun Darren tak pernah menjawab.

Bahkan ketika Gita mulai tak tahan lagi dan memutuskan untuk pergi tidur di kamar tamu, pria itu tetap tak peduli.

"Darren,,aku merindukan mu," suatu malam Gita menurunkan harga dirinya dihadapan suaminya dengan mengajak ber cinta duluan.

"kamu tidak lihat? aku capek Gita..!" itulah jawaban yang dia dapatkan.

Setelah itu Gita tidak berani lagi meminta apapun pada suaminya,termasuk nafkah bathin.

Hari-hari Gita terasa monoton.

Bangun pagi, menyiapkan sarapan yang sering tak disentuh.

Membersihkan rumah yang sudah terlalu rapi untuk dua orang.

Lalu menunggu — sesuatu yang tak pernah datang.

Darren berangkat pagi-pagi, pulang larut malam, dan setiap kali pulang, ekspresinya selalu sama: lelah, datar, dingin.

Kadang ia hanya melangkah melewati Gita tanpa menoleh sedikit pun.

Gita mulai bosan.

Bosan dengan keheningan rumah besar yang tak pernah diisi tawa.

Bosan menjadi istri yang hanya berfungsi sebagai penyambut pintu dan penyedia makan malam.

Sore itu, ia menatap pantulan wajahnya di cermin — mata sayu, rambut berantakan, senyum yang jarang muncul.

“Dulu aku bukan seperti ini…” gumamnya lirih.

Ia lalu membuka lemari, mengeluarkan dress lamanya — yang dulu sering dipakai saat masih pacaran dengan Darren.

Waktu itu, Darren selalu memujinya cantik. Sekarang? Ia bahkan tak sadar jika Gita ganti gaya rambut.

Dengan perasaan jenuh yang memuncak, Gita memutuskan sesuatu sore itu —

ia tidak akan menghabiskan waktunya di rumah lagi.

Entah pergi ke mana, yang penting keluar.

Menemukan udara baru, kehidupan baru… mungkin, perasaan baru juga.

Malamnya, saat Darren pulang dan mendapati rumah kosong, ia sempat mengernyit.

Namun, seperti biasa, pria itu hanya mendiamkannya.

Tanpa tahu bahwa keputusan kecil Gita malam itu… akan mengubah segalanya.

"Kemana dia pergi? tidak biasanya,," gumam Darren saat melihat jam dinding sudah menunjuk angka 10.

Begitu Gita membuka pintu rumah, jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

Langkahnya pelan, tubuhnya lelah, tapi wajahnya tampak sedikit lebih hidup daripada biasanya.

Ia baru saja menikmati udara luar — berjalan di trotoar, duduk di kafe kecil, menikmati secangkir kopi tanpa rasa terburu-buru.

Namun kedamaian kecil itu langsung runtuh saat suara berat Darren terdengar dari ruang tamu.

“Baru pulang?” suaranya dingin, tapi tajam.

Gita berhenti di ambang pintu, menatap pria itu yang duduk di sofa, lengan terlipat di dada.

“Aku cuma keluar sebentar, Ren. Bosan di rumah terus,” jawabnya pelan.

Darren mendengus sinis. “Keluar sebentar? Jam segini? Kamu pikir aku bodoh?”

Langkahnya mendekat, matanya menyala penuh curiga.

“Perempuan baik-baik nggak keluyuran tengah malam. Apa kamu udah mulai cari perhatian laki-laki lain, ha?”

Gita tertegun.

Kata-kata itu menusuk lebih dalam dari yang bisa ia bayangkan.

“Darren…” suaranya bergetar. “Aku cuma butuh udara. Kamu nggak pernah peduli sama aku lagi, aku cuma—”

“Berhenti nyalahin aku!” potong Darren keras. “Kalau kamu ngerasa kesepian, itu salah kamu sendiri. Aku kerja buat rumah ini, buat kamu, tapi kamu malah bertingkah kayak nggak punya malu!”

Air mata Gita menetes tanpa bisa ditahan.

Ia menatap suaminya dengan hati yang patah.

“Sampai kapan kamu mau terus begini ke aku, Ren?”

“Kalau kamu benci aku, kenapa nggak sekalian aja lepaskan aku?”

Darren terdiam sesaat — rahangnya mengeras, tapi matanya menghindar.

Hening menelan ruangan.

Untuk pertama kalinya, Gita merasa… benar-benar sendirian di rumahnya sendiri.

"Kamu benar benar berubah Darren,kamu bukan Darren yang ku kenal lagi,kamu seperti orang lain sekarang." isak Gita ditengah keputus asaannya.

Malam itu, ia masuk ke kamar tanpa berkata apa-apa lagi, menutup pintu perlahan.

Dan di balik pintu, ia berjanji dalam hati —

suatu hari, ia akan berhenti mencintai pria itu.

bersambung...

1
Reni Anjarwani
lanjut thor
Bianca Garcia Torres
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
Las Manalu Rumaijuk Lily: terimakasih kk
total 1 replies
Myōjin Yahiko
Dijamin ngakak mulu!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!