Pertemuan pertama Alana dengan Randy terjadi secara kebetulan, dimana Alana langsung terpesona dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Tak disangka - sangka, ternyata Randy adalah pemuda yang dijodohkan dengannya oleh nenek mereka berdua karena persahabatan. Namun saat Randy mengajak Alana berbicara empat mata, pemuda itu mengakui bahwa ia telah memiliki seorang kekasih, dan ia bersedia menikahi Alana hanya karena tak ingin mengecewakan neneknya. Pada akhirnya Alana pun terjebak dalam pernikahan yang semu, yang membuatnya harus menyembunyikan cintanya di balik kisah asmara Randy dan kekasihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Three Flowers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERTEMUAN PERTAMA
Hujan deras mengguyur sebuah desa nan asri semalaman, pagi ini menyisakan jalanan yang basah dan becek. Seorang gadis tampak mengayuh sepedanya dengan penuh semangat sambil membawa sebuah tas yang berisikan baju hasil jahitannya untuk diserahkan kepada pelanggan. Alana nama gadis itu, sosoknya cantik dengan rambut hitam terurai sebatas punggung. Berpakaian sederhana namun melekat anggun di tubuhnya yang berpostur ideal. Ia adalah seorang yatim piatu yang hidup diasuh oleh neneknya yang seorang penjahit pakaian. Dari neneknya yang sudah seperti orang tuanya sendiri, Alana belajar menjahit dan ternyata ia cukup berbakat dalam menjahit pakaian. Terbukti banyak pelanggan yang merasa cocok karena hasil jahitannya nyaman dipakai dan rapi. Kali ini untuk pertama kalinya Alana menjahitkan baju untuk sahabat neneknya yang lama merantau di kota dan baru pulang kampung setelah sekian lama, dan berniat untuk mengantarkan ke rumahnya.
Saat melintasi sebuah tikungan, dari belakang terdengar suara mobil berjalan semakin mendekat dan saat melewati sepeda Alana, tiba - tiba mobil tersebut melintasi sebuah kubangan yang penuh air, tepat di sebelah Alana. Byurr... air keruh dari kubangan pun terciprat ke tubuh Alana. Alana berteriak terkejut dan sepedanya menjadi oleng, ditambah jalanan becek membuat ban sepedanya selip sehingga gadis itu pun terjatuh ke tanah bersama sepedanya. Randy, pengemudi mobil tersebut ikut terkejut melihat kejadian itu. Merasa bersalah, pemuda itupun menghentikan mobilnya dan segera keluar untuk menolong Alana.
"Maafkan saya.. " ujarnya sambil mengulurkan tangan untuk membantu Alana berdiri.
"Aduuh... apa-apaan sih, tidak lihat jalannya becek?!" sahut Alana menahan marah dan sakit di kakinya, sambil menyambut uluran tangan Randy untuk berdiri kembali.
"Iya, saya tidak sengaja.. sekali lagi saya minta maaf, ya? Nanti saya akan beri kompensasi kerugian anda.." jawab Randy. Lalu setelah Alana berdiri, iapun mengambilkan sepeda Alana yang terjatuh di tanah dan menyerahkannya pada Alana. Alana menyandarkan sepeda itu pada tubuhnya, sedangkan tangannya merapikan rambut yang berantakan menutup wajahnya.
Sementara itu Randy mengambil dompet yang ada di saku celananya, lalu mengambil sejumlah uang yang cukup banyak nilainya dan menyerahkannya pada Alana. Alana yang sudah merapikan rambut dari wajahnya perlahan melihat wajah pemuda bertubuh tinggi di depannya, dan sontak ia terpesona oleh wajah Randy yang sangat tampan dan berpenampilan elegan. Matanya berkilau tajam dengan alis yang tebal dan rapi. Hidungnya mancung, kulitnya sangat cerah dan bersih bersinar. Selain itu rambut dan pakaiannya pun tampak rapi. Belum pernah ia melihat sosok yang seperti ini di desanya, pemuda ini pasti datang dari kota, batin Alana sambil terkagum-kagum. Alana menjadi salah tingkah dan ia merasa malu berpenampilan lusuh kotor begini di hadapan Randy. Ia menolak uang pemberian Randy dan berkata pelan, "Ah, sudahlah, tidak perlu.. "
Lalu ia memutar balik sepedanya dan bergegas meninggalkan Randy yang masih bengong ditinggalkan begitu saja... "Eh.. tunggu.." teriaknya.
Alana tidak mempedulikannya, ia semakin cepat mengayuh sepedanya meninggalkan Randy. Duh malunya, batin Alana, semoga pemuda itu tidak menyadari keterkejutanku saat terpesona menatap wajahnya tadi.. Lagian aku jelek banget, berantakan begini meski itu karena ulahnya.. tak henti Alana berkata di dalam hatinya dan mengingat kejadian tadi. Gadis itu tidak jadi mengantar baju jahitannya ke pelanggan, karena ia harus membersihkan diri dulu dan tentu saja perlu menenangkan diri setelah kejadian tadi. Sepanjang perjalanan, Alana bertanya - tanya dalam hati, siapa pemuda itu, apakah tamu dari warga desa yang lain. Namun sesekali ia tersenyum kecil membayangkan wajah tampan tadi, karena bagi gadis seusianya, itu sama saja dengan cuci mata dan rasanya sangat menyenangkan.