Aku yang selama ini gila kerjaan, saat ini juga akan angkat kaki dari dunia kerja untuk menikmati kekayaanku. Aku sudah menyia-nyiakan masa mudaku dan kini usiaku bahkan sudah 45 tahun namun masih belum menikah juga karena terlalu sibuk mencari harta.
"Aku sungguh menyesal hidup hanya mendekam di ruang operasi!" Seketika mataku berkunang-kunang lalu..
'Klap'.
"Argh... uangku! Hidup mewahku! Dimana kalian semua."
Untuk kelanjutannya, yuk ikuti perjalanan ku di dunia lain untuk mendapatkan kembali harta, tahta dan lelaki tampan.
Lelaki tampan manakah yang akan ku pilih dan lelaki tampan mana yang kalian pilih?
Info ~
Karya yang saya buat ini hanya untuk hiburan semata dan berdasar pada karangan imajinasi penulis MuTaz. Saya membagikan hasil karya ini agar pembaca bisa menikmatinya.
Selamat membaca.. dan salam kenal..
Terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MuTaz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Mula Aku Terbangun di Dunia Lain
"Aw.. sakit sekali kepala ku." ucapku sambil memegangi kepala.
Kepalaku terasa sangat pusing dan berat, aku berusaha untuk membuka mata untuk melihat sekeliling namun mataku sangat buram, pandanganku kabur. Aku pun mengucek kedua mataku dengan tangan.
"Atap jerami?" aku melihat ke atas, samar-samar terlihat bayangan atap yang terbuat dari jerami.
'Uhuk - uhuk.' Aku terbatuk.
Tenggorokanku terasa kering dan sakit sekali.
"Apa di sini ada air untuk minum?" Gumamku dalam hati sambil terus mengerjapkan kedua mata.
Tidak lama kemudian, mataku sudah bisa melihat dengan jelas.
"Hah dimana ini? Gubuk?" Aku pun buru-buru bangun dari posisi tidurku.
"Akh.. sakit. Apa ini?" Ucapku dengan suara serak.
Sepertinya tadi aku jatuh pingsan di rumah sakit. Seharusnya mereka membawaku ke ruang UGD atau ruang rawat inap. Kenapa sekarang aku malah berada di gubuk tua.
Aku mendapati luka memar di perutku sudah mulai membiru.
"Apa aku diculik?" aku terus berfikir dan melihat sekitar untuk menemukan jawaban atas situasiku saat ini.
"Kenapa bisa ada luka memar diperutku?" Ucapku sambil mengecek kondisi tubuhku barangkali ada luka lain.
"Beneran nih ada yang menculikku? Atas dasar apa mereka menculikku, hm.. wajar sih kalau aku diculik lagipula wajah cantikku ini memang aset yang sangat berharga ditambah aku ini sangatlah kaya." Fikirku.
"Ah.. masa bodo lah, sekarang cari air dulu buat minum. Ngelak sekali tenggorokanku ini." Ucapku sambil memegangi luka di perut.
Aku perlahan bangun dari dipan bambu tempatku berbaring, berjalan gontai sambil pegangan palang dinding dari bambu. Gubuk ini ternyata hanya ada satu sekat untuk tempat tidur dan dapur.
...----------------...
Di atas meja kecil di dapur, kebetulan ada sebuah teko. Aku segera mengambil gelas bambu dan menuang teko itu.
"Hah kosong?" aku sangat kesal.
"Aduduh kasihan sekali diriku ini." Ucapku sambil bersender di dinding kayu.
Aku melihat area dapur, benar-benar kosong jangankan makanan, air saja tidak ada.
"Setidaknya kalau menculikku siapkan aku makanan dan minuman enak."
"Ah, coba aku keluar gubuk ini barangkali di sana ada air." Aku berjalan menuju pintu keluar sambil tertatih memegangi perut.
Seketika pintu terbuka, mataku langsung terbelalak. Sungguh pemandangan yang begitu asing bagiku namun sangat indah.
"Wah.. pemandangannya bagus banget. Mirip sekali seperti yang ada di lukisan yang pernah aku lihat." Aku sangat terpesona dan kagum dengan pemandangan yang sedangku lihat ini.
Aku berjalan menuju ke arah sungai sambil membawa wadah yang ada di luar gubuk untuk mengambil air yang akan aku rebus.
Bayanganku terpantul jelas di permukaan air sungai, wajah yang sangat cantik bak model dan artis papan atas, mata yang indah dan tajam, kulit bersih dan halus, bibir cantik ditambah hidung mancung, rambut panjang hitam terurai. Porsi badan yang sangat ideal, tinggi dan langsing namun berisi dibagian depan dan belakang sungguh tubuh impianku selama ini.
"E.eh, sejak kapan tubuhku jadi langsing begini ya?" ucapku sambil berkaca di air sungai.
"Aku memang secantik ini waktu masih muda tapi bagaimana bisa aku yang sudah berusia 45 tahun kembali ke usia 19 tahun." Ucapku sambil menyentuh wajah dan bagian tubuhku yang lain.
"Uwlek, tubuhku sangat kotor dan bau." Ucapku jijik melihat tubuhku yang kotor karena tertutup tanah dan juga bau.
"Di sini tidak ada siapapun kan?" Aku melihat sekitar gubuk namun aku tidak melihat adanya orang selain diriku.
"hm.. mandi dulu disungai ah.. sekalian aku cuci pakaian ku ini yang sudah seperti kain pel." Ucapku sambil melepas pakaian yang aku pakai.
...----------------...
Selesai mandi, aku duduk di bebatuan tepi sungai. Sembari menikmati suasana alam yang begitu indah. Sambil mengompres luka memar dengan kain yang telah aku basahi.
"Wah.. di sini tanaman obat tumbuh di mana-mana. Bahkan di tepian sungai juga tumbuh sangat subur." Ucapku merasa takjub melihat begitu banyak tanaman obat.
Dulu aku bahkan susah payah memanjat gunung demi mencari tanaman obat, itupun sangat sulit aku menemukannya. Sedangkan sekarang ini di mana mataku memandang di situ ada berbagai macam tanaman obat.
Aku pun memetik tanaman obat di pinggiran sungai dan menumbuknya untuk dibalurkan ke luka memar di perutku.
"Dipikir-pikir situasi ini sangat aneh. Jika ini mimpi aku tidak akan merasakan sakit. Tapi sekarang aku merasakan sakit karena luka ini." Ucapku sambil mengoleskan tanaman obat.
"Berarti ini dunia nyata, tapi mengapa aku kembali muda? Tapi sewaktu aku muda tubuhku tidak sebagus ini." Ucapku lagi sambil berfikir keras.
"Apa aku masuk ke dunia lain? Bagaimana dengan tubuhku yang sudah berumur itu?" Semakin memikirkan hal itu semakin pusing pula kepala ku ini.
Sudahlah akan aku nikmati saja apa yang ada di depan mata. Jangan memikirkan yang tidak-tidak. Nanti cepat muncul kerutan di wajah cantikku ini.
Aku berusaha menepis pikiran negatif yang ada di benakku.
Mungkin ini hadiah untukku yang sudah bekerja keras dari muda sampai tua di masa lalu. Dulu aku hanya berusaha mencari banyak uang, sekarang saatnya ku ubah dengan mencari lelaki tampan dan uang untuk masa depanku yang lebih cerah. Aku harus mencari bibit yang baik dan berkualitas tinggi.
"Tapi lelaki seperti apa yang akan ku pilih nanti ya? Apakah yang sudah berumur seperti umurku dulu, atau yang masih muda?" Aku membayangkan lelaki yang mungkin aku pilih.
"Asalkan tubuhnya kuat dan wajahnya tampan serta berbakat mungkin bisa aku pertimbangkan." Ucapku sambil senyum-senyum sendiri macam orang gila di tepi sungai.
"Hemm..." Gumamku sambil memandangi aliran air sungai.
Sungai kecil dengan air yang sangat jernih ini ternyata di dalamnya terdapat banyak ikan air tawar yang tumbuh dengan sangat baik. Nampak tubuh ikan-ikan itu sangat segar dan ukurannya besar-besar. Ada banyak udang dengan ukuran besar pula yang bersembunyi di bebatuan.
"Banyak sekali ikan di sungai ini, besar-besar pula pasti dagingnya sangat tebal dan enak sekali kalau dimasak." Ucapku sambil mengelap air liur.
'Kcupuk-kcupuk'
Tiba-tiba ikan-ikan itu berlarian menjauhiku seakan tau apa yang sedang aku bicarakan.
"Hm.. sekarang aku biarkan kalian lari, tunggu saja nanti kalian pasti akan menjadi menu makanku hahaha.." ucapku sambil tertawa jahat.
Seketika aku memikirkan banyak menu makanan enak yang terbuat dari ikan. Aku jadi ingin memakan ikan sayur kuning, ikan bakar pedas manis, ikan saus asam manis dan lainnya.
'krruyuk..'
Perutku berbunyi, setelah memikirkan makanan enak pasti aku merasa lapar. Sepertinya siang ini sudah waktunya ikan-ikan itu menjadi santapanku.
"Bersiaplah kau ikan, aku datang.. Hahaha."
malas nak cakap cerita bagus tapi tolong jangan banyak adegan 18sx
tolong yang athor
jadi nak baca tidak syok kalau banyak sangat 18sxnya
/Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/