NovelToon NovelToon
Perlindungan Anak Mafia

Perlindungan Anak Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:972
Nilai: 5
Nama Author: Himawari Daon

Jameson, anak Mafia yang hidup di Kanada. Dia terpaksa menculik Luna, seorang barista di Indonesia demi melindunginya dari bahaya.

Ternyata, Luna adalah Istri Jameson yang hilang ingatan selama 5 tahun dan perjalanan dimulai untuk mengembalikan ingatan Luna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himawari Daon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1 : Pertemuan Setelah Sekian Lama

Welcome… 

...Happy Reading...

.... ...

.... ...

.... ...

“Siapa yang berani membuat susu di rumah ini?!” Jameson sangat marah saat mendapati segelas susu di atas meja kerjanya. 

Tidak lama seorang pria berjas hitam rapi berjalan terburu-buru ke arah sumber suara. Di belakangnya seorang wanita juga berpakaian serba hitam namun masih terlihat feminim. 

Jameson menatap kedua bodyguard nya, Nine dan Ten. Wajahnya merah, tangannya mengepal seakan ingin memukul siapa saja yang ada di dekatnya. 

“Apa maksudnya ini? Ten, tolong jelaskan padaku!” tanya Jameson berusaha mengontrol emosi nya. 

“Maaf, Tuan. Susu ini dibuat oleh Nine, dia sepertinya lupa dengan larangan di rumah ini.” Ten menjelaskannya dengan tenang, tidak ada wajah takut sama sekali. 

Berbeda dengan wanita yang kini bersembunyi di belakang Ten, wajahnya cemas dan gelisah. 

Bibirnya bergetar namun ia paksakan untuk berbicara, “M-mohon maaf, Tuan, dari apa yang aku baca Tuan Jameson sangat menyukai susu. Jadi aku berinisiatif untuk membuatkannya.”

“Benar, Tuan Jameson. Yang tidak bisa minum susu di rumah ini hanya Nyonya Luna.” Ten menambahkannya. 

Degg. 

Nama yang sudah lama tidak ia dengar, hari ini dia mendengarnya. Hatinya seakan tercabik-cabik. Sudah 5 tahun, Jameson memutuskan untuk tidak berhubungan dengan orang yang sangat dia cintai. Demi melindunginya dari para musuh yang ingin membunuh Jameson.

Jameson Navarro adalah seorang anak Mafia yang memiliki berbagai bisnis legal berbanding terbalik dengan Ayahnya. Dan bisnisnya bisa dibilang sukses, akan tetapi pesaingnya ingin sekali menghancurkan bisnis tersebut. Bahkan, mereka tidak segan untuk membunuh Jameson dan keluarganya. 

Langkahnya perlahan memasuki kamar yang pencahayaannya sedikit redup. Jameson menghirup udara di kamar itu, ia mengingat aroma khas dari sana. 

Jameson memandang sekeliling, semua masih sama seperti sebelumnya. Selama ini dia memang tidak mengijinkan siapapun untuk masuk ke kamar itu. 

Kemudian matanya terusik oleh sebuah brankas besi yang berada di atas meja. Jameson meraih brankas itu dan menatapnya sejenak. 

Dia teringat perkataan seseorang, “Di dalam brankas ini ada hal yang sangat penting dalam hidupmu, Jameson.” 

Jameson mencoba menekan beberapa tombol angka di sana, dimulai dari tanggal lahir Luna. Namun, sayangnya brankas itu tidak terbuka. 

Jameson kali ini mencoba dengan tanggal kelahirannya, tapi gagal lagi. Dia mencoba lagi dengan tanggal-tanggal penting dalam hidupnya namun brankas tersebut tetap terkunci. 

Kali ini dia mencoba membukanya dengan sensor suara, tangannya menekan tombol bergambar mic. 

“Aku mencintaimu.” Failed. 

“Noureen De Luna.” Failed. 

“Baby, I love you.” Failed. 

“Anak.” Failed. 

“Agghhh!!!” Jameson mengacak-acak rambutnya frustasi. 

“Sebenarnya apa isi dalam brankas ini sampai kau menguncinya sangat rapat?” gumamnya lirih dan terlihat matanya kini berkaca-kaca. 

Matanya tak sengaja melihat sebuah bingkai foto. Menampilkan seorang wanita berambut panjang memakai dress putih sedang tersenyum lebar. 

Jameson menyentuh foto itu dengan lembut, “Sayang, maafkan aku. Aku hampir saja melupakanmu.” Air matanya tak sanggup lagi dia bendung setelah mendapati wajah yang sangat ia rindukan. 

Tiba-tiba ponselnya berdering, ia menatap ponselnya. Menampilkan nama seseorang yang membuatnya berharap cemas. 

“Halo, Seven! Apa yang terjadi? Mengapa kau menghubungiku?” tanya Jameson dengan suara yang tegas. 

“Tuan, sepertinya Nyonya sudah tidak aman lagi di sini.” 

“Apa maksudmu?”

“Beberapa hari ini, dia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kakinya cedera bahkan dia hampir celaka lagi kalau aku tidak di sana.”

“Kau sudah selidiki apa penyebabnya?”

“Kecelakaan-kecelakaan itu disengaja, Tuan. Perusahaan yang menyokong sopir mobil yang menabrak Nyonya dari Kanada. Sudah bisa dipastikan, mereka adalah pesaing Tuan Jameson.”

Rahangnya mengeras dan tangannya mengepal kuat, “Terus awasi Luna! Jangan sampai dia terluka lagi! Aku akan segera ke sana.”

Jameson segera bangkit dan menyuruh Ten untuk segera menyiapkan pesawat pribadinya. Saat itu juga, Jameson ditemani beberapa bodyguard ikut mengawalnya terbang ke Indonesia. 

Perjalanan dari Kanada ke Indonesia memakan waktu cukup lama, sekitar 24 jam. Dengan menggunakan pesawat jenis Long range jet membuat Jameson memang sedikit merasa aman. Ia tidak mengkhawatirkan sesuatu yang membuatnya takut.

Dalam pesawat, Jameson tidak bisa mengistirahatkan tubuh dan pikirannya. Dia merasa tidak sabar untuk bertemu Luna. 

Jameson teringat sesuatu, “Ten, kamu sudah hubungi pihak Panti Asuhan bahwa kita akan menjemput Luna?”

“Sudah, Tuan. Pihak Panti Asuhan sangat senang mendengar Tuan Jameson ingin menjemput Nyonya.” 

“Syukurlah, jangan lupa nanti berikan dia 3 triliun atau jika dia menolak, bilang saja untuk donasi Panti Asuhan!”

“Baik, Tuan.”

Pesawat itu berhasil mendarat di Bandara Ibukota. Jameson tidak langsung menuju ke tempat yang ia tuju, akan tetapi dia menuju ke salah satu hotel bintang 5. Setelah melakukan perjalanan yang menghabiskan waktu hanya dengan duduk saja, memang membuat tubuhnya sangat tegang. Patut dia kini membutuhkan tempat istirahat yang nyaman. 

Meskipun tubuhnya telah mendarat di kasur, namun pikirannya terus melayang jauh ke wajah yang sangat ia rindukan. 

Dalam lamunannya, Jameson sempat bertanya-tanya. Apa yang selama ini dia lakukan? Apakah dia benar-benar tidak mengingatnya walaupun cuma secuil memori? Atau malah dia telah memiliki kekasih baru? 

Mungkin selama ini adalah kesalahan Jameson, karena tidak mencari tahu semua tentang Luna setelah ia mengirimkannya ke Panti Asuhan Mimpi. 

Karena matanya tidak bisa diajak kerjasama, Jameson akhirnya bangkit dari tempat tidur. Ia keluar dari kamar hotel, tepat di depan pintu telah berdiri beberapa bodyguard salah satunya adalah Ten. 

Pria itu terlihat lembut dengan rambut gaya undercut rapi. Aura maskulinnya terpancar kuat. Dia juga salah satu bodyguard Jameson yang memiliki banyak penggemar di dalam rumah Tuannya. 

“Tuan—” 

“Ten, tolong antar ke Restoran milikku! Aku butuh makan!” Jameson telah memotong ucapan Ten lebih dulu. Dan sebenarnya, ungkapan butuh makan hanyalah alasan Jameson agar bisa bertemu dengan Luna. 

Lima tahun sudah waktu yang dia habiskan tanpa Luna. Entah berapa kali, Jameson akan terbang ke Indonesia demi memperbaiki hubungannya kembali.

 Namun, dia terus teringat ancaman dari pesaing bisnisnya yang misterius. Mereka mengancam akan terus mencelakai Luna jika dia masih disamping Jameson. 

“Tuan, Jameson, anda tidak turun untuk melihatnya?” tanya Ten yang sejak tadi melihat Tuannya masih terus memperhatikan satu persatu sudut Restoran dari dalam mobil. 

Jameson terdiam, matanya terus mencari seseorang. Tak lama, seorang wanita berambut panjang keluar dari Restoran membawa kresek hitam. Dengan jalan pincang, ia membuang kresek itu ke dalam tong sampah di samping Restoran. 

Jameson masih belum menyadari, hingga matanya mendapati wanita itu yang sedang membenarkan celemek coklatnya. Dia juga terlihat kesakitan sambil memegang kaki kanannya. 

Sorot matanya mulai basah, ia tak kuasa melihatnya. Namun, tangan kekarnya menghapus air mata yang hampir menetes di pelupuk mata. 

Jameson akhirnya keluar dari mobil, tubuhnya  tegap dan kekar. Dia berjalan berkharisma masuk ke dalam Kafe De Luna. 

Dan ia memilih duduk di pojok dekat jendela, jadi dia bisa melihat jelas barista yang bekerja di sana. Tidak lama, Wanita yang kesulitan berjalan mendekatinya. 

“Selamat Datang, Tuan. Tuan ingin pesan apa?” tanya wanita itu sopan. 

Suaranya masih sama. Aroma tubuhnya jelas sama dengan aroma kamar beberapa hari lalu. Jameson mencoba mengangkat wajahnya dan kali ini mata mereka saling bertemu. 

“Maaf, Tuan ingin pesan apa?” tanya Wanita itu sekali lagi. 

Jameson tak bisa berpaling dari wajah yang sudah lama ia rindukan. Cantiknya masih sama, itulah yang dipikirkan Jameson saat ini. Ingin sekali dia mendekap tubuh yang ada di hadapannya kalau saja tidak memikirkan akibatnya. 

“Tuan!” Kali ini Wanita itu meninggikan suaranya. 

Dan berhasil, Jameson tersadar dari lamunannya. 

“Aku ingin pesan Ice Americano, Nyonya Luna,” jawab Jameson datar. 

“Baiklah, tunggu sebentar Tuan. Kami akan segera membuatkannya.” Luna pergi dalam kebingungan, dia merasa ada sesuatu yang aneh tapi dia tidak menyadarinya. 

Luna sibuk dengan membuat segelas ice americano. Setelah selesai membuatkannya, dia menatap gelas itu dengan pandangan kosong. 

Jameson mengerutkan keningnya bingung, apa yang terjadi pada Luna hingga ia terdiam. Apakah dia mengingatnya? Jameson akan bersorak girang jika wanita itu mengingat dirinya. 

Tapi, ia tidak akan mungkin mengingat Jameson semudah itu. Dan hanya dialah yang bisa membuat ingatan Luna kembali. 

Luna terlihat mencari seseorang, kemudian matanya menatap jam dinding. Dia menghembuskan napas panjang. 

Jameson masih memperhatikan wanita itu, apa yang sedang dia lakukan. Jameson baru mengerti apa yang ada dalam pikiran Luna setelah wanita itu membawa segelas ice americano dengan kesulitan. 

Buru-buru Jameson menghampirinya dan meraih ice americano tersebut dengan wajah kesal. 

“Mengapa kamu membawanya sendiri? Tidak adakah pegawai yang lain, huh? Bagaimana kalau gelas ini jatuh dan melukaimu?!” geramnya. 

Namun, Jameson belum menyadari wanita di depannya saat ini terlihat kebingungan. 

“Mengapa mereka menyuruh orang yang kakinya sakit mengantarkan minuman? Di mana Managermu, Luna? Aku akan memecatnya sekarang!”

Luna terkaget oleh pertanyaan Jameson hingga dia tidak bisa berkata-kata. 

Jameson menoleh dan mendapati Luna yang menatapnya dengan terheran-heran. Dia baru menyadari sudah membuatnya bingung. 

Jameson menghembuskan napas berat, “Luna, aku pemilik Kafe ini,” ungkap Jameson sambil meletakkan gelas yang dia ambil tadi di atas meja kasir.

Luna semakin terkejut setelah mendengar pengakuan dari Jameson. Dia merasa beruntung hari ini bisa bertemu pemilik Kafe tempat ia bekerja. 

“Apa aku tidak salah dengar? Anda pemilik Kafe ini?” Luna menutup mulutnya terkejut. 

“Di mana pegawai yang lain? Mengapa kau sendirian?” tanya Jameson lagi. 

Luna dengan gugup menjawab, “Y-yang lain sudah pulang Pak, saya memang mendapat giliran jaga malam.”

Jameson mengecek jam tangannya, “Sekarang sudah jam 8, tutup saja Kafenya. Dan kamu akan aku antar pulang!” suruh Jameson tegas. 

Luna dengan tergesa-gesa melepas celemek coklatnya menampilkan dress putih bermotif bunga kuning. Tidak lupa dia mengambil tas dan ponselnya di loker. 

Jameson sejak tadi sudah menunggu di depan mobil. Dia terkesima melihat penampilan Luna yang tidak terbalut dengan celemek coklatnya. 

“Luna, kamu tidak berubah,” gumam Jameson bibirnya sedikit melengkung. 

“Maaf, Pak, sudah menunggu lama,” Luna membungkuk kepada Jameson untuk menghormati atasannya. 

Jameson membukakan pintu mobil untuknya. Luna yang bingung bercampur senang tidak berhenti menggenggam bawah dressnya. Dia selalu begitu saat dirinya nervous. 

Di dalam perjalanan Luna tidak mengatakan apapun karena dirinya sudah dirundung gugup. Jameson yang menyadarinya langsung angkat bicara. 

“Noureen De Luna!” panggilnya lembut. 

“Iya?” jawab Luna cepat sambil menoleh. 

Kini wajah mereka terlalu dekat membuat Luna merasa jantungnya seakan berhenti. 

“Luna, ikutlah aku pulang ke Kanada!” 

To be continued

Luna mau ikut gak ya?? 🤭🤭

Kalau kalian jadi Luna, mau ikut Tuan Jameson gak nih??

1
Emmanuel
Bahasanya keren abis.
Himawari Daon: Hehe, terima kasih kakak 🥰 Ini juga baru belajar. Ditunggu bab selanjutnya ya 🤗
total 1 replies
Yoi Lindra
Author, tolong jangan biarkan saya menunggu terlalu lama, update sekarang juga!
Himawari Daon: hehe, siap ditunggu ya gaes😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!