NovelToon NovelToon
TUJUH PEDANG PELINDUNG : THE VELARI

TUJUH PEDANG PELINDUNG : THE VELARI

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Iblis / Epik Petualangan / Perperangan / Barat
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: XenoNovel

Ini Adalah Lanjutan Dari Novel Tujuh Pedang Pelindung Sebelumnya 🙏🏻
Di Harapkan Untuk Membaca Novel Sebelumnya Terlebih Dahulu Agar Tidak Bingung Dengan Ceritanya 👍🏻

Dahulu Kala Sebuah Kerajaan Hebat Bernama Cahaya, Di Serang Oleh Raja Kegelapan Yang Bersekutu Dengan Iblis. Para Ksatria Cahaya Turun Atas Perintah Raja Cahaya Pertama, Namun Saat Mereka Terdesak Tiba Tiba Sebuah Cahaya Muncul Di Hadapan Mereka Dan Berubah Menjadi Sebuah Pedang Yang Kuat. Pedang Itu Di Namai Sebagai Pedang Pelindung

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XenoNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lux Sanctum Dan Perasaan

Ksatria Cahaya Pelindung telah kembali. Kini mereka berenam resmi menjadi para Ksatria Cahaya, yang akan menjalankan perintah langsung dari Raja Cahaya, Yuto, untuk menjaga kedamaian dunia.

Atas usulan Raja Cahaya, Ziaz Blue ditunjuk sebagai kapten bagi kelima Ksatria Cahaya Pelindung lainnya. Meskipun begitu, Raja Jingga dan Raja Sakura terpaksa menyetujui keputusan tersebut karena kalah dalam voting.

Hal itu membuat Ziaz merasa bahwa takdir yang diembannya lebih berat dibandingkan teman-temannya. Ia kembali teringat pada pesan ibunya yang pernah berkata agar ia berhati-hati saat menjalankan misi suatu hari nanti.

Ziaz berdiri terdiam di depan pintu ruangan pesta pernikahan Kapten Gareth dan Putri Mika.

"Kali ini, mungkin akan berbeda," gumamnya pelan.

Satu per satu, teman-temannya mulai masuk ke dalam ruangan. Namun, Sano secara tak sengaja melihat ke arah Ziaz yang masih termenung di ambang pintu.

Sano pun berjalan mendekat dan menepuk bahu Ziaz, membuatnya sedikit terkejut.

"Heh, ada apa denganmu?" tanya Sano sambil menatap matanya.

Ziaz memandang Sano yang tersenyum kepadanya. Dengan nada dingin, ia menjawab,

"Tidak ada."

Mereka pun berjalan bersama memasuki ruangan yang dipenuhi tamu-tamu yang antusias merayakan pernikahan Gareth Zerendale dan Putri Mika Lee.

Sano segera melangkah ke arah Raja Sakura yang sedang berbincang dengan Sara. Sementara itu, Ziaz masih berdiri di tengah keramaian, menatap sekeliling dengan mata yang tajam dan penuh waspada.

Namun, tiba-tiba matanya membelalak. Ia terpaku saat melihat Helena, yang duduk sendirian sambil menikmati minumannya.

"Helena?" ucapnya.

Secara tidak sengaja, Helena menoleh dan matanya langsung bertemu dengan sosok Ziaz yang sedang berdiri, menatap ke arahnya. Ia tertegun. Matanya membelalak, sulit percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Ziaz..." bisiknya pelan, sambil menggenggam gelas minumannya erat.

Ziaz yang menyadari tatapan Helena segera berpaling dan bergegas pergi. Dalam kepanikan, ia menabrak beberapa tamu yang baru saja masuk ke ruangan.

Melihat hal itu, Helena sontak bangkit dan mengejar Ziaz tanpa ragu. Aksinya itu pun secara tidak sengaja terlihat oleh Putri Kimberly, yang saat itu tengah berdiri di dekat Owen.

Helena terus mengejar Ziaz, yang melangkah cepat tanpa menoleh sedikit pun. Mereka akhirnya keluar dari gedung, menyusuri lorong hingga tiba di area luar yang dihiasi cahaya malam.

"Ziaz!" teriak Helena, suaranya menggema di udara malam.

Namun, Ziaz tetap mengabaikan teriakan itu dan terus berjalan dengan cepat. Langkahnya baru melambat ketika mereka tiba di dekat sebuah air mancur yang memantulkan cahaya pesta dari kejauhan.

Helena yang mulai kehabisan kesabaran, menatap punggung Ziaz dengan geram.

"Apa kau takut bertemu denganku lagi?!" teriaknya dengan nada kesal dan terluka.

Langkah Ziaz langsung terhenti. Perlahan, ia berbalik menatap Helena. Mata gadis itu terlihat berkaca-kaca, seakan menahan tangis yang tak sanggup lagi ditahan.

"Maafkan aku... Helena..." ucap Ziaz pelan, nyaris seperti bisikan yang terbawa angin malam.

Helena yang mendengar jawaban Ziaz itu tak lagi mampu menahan tangisnya.

"Kau meninggalkanku selama dua tahun! Dan sekarang kau bahkan tak ingin menemuiku! Apa karena kau sudah menjadi seorang ksatria?!" serunya, suaranya pecah oleh emosi dan luka yang lama terpendam.

Ziaz terdiam. Tak ada kata yang keluar dari mulutnya. Ia hanya menunduk, tak sanggup membalas. Rasa bersalah menyelimuti dirinya—ia tahu luka Helena berasal dari keputusannya di masa lalu.

"Aku telah melakukan kesalahan, Helena..." ucap Ziaz akhirnya, suaranya pelan namun tulus.

"Seharusnya aku tidak meninggalkanmu... terutama saat kau menangis sendirian di lorong itu, saat kau gagal masuk ke final pertandingan anggar mu."

Helena membalas perkataan Ziaz dengan suara lantang, penuh emosi yang selama ini ia pendam.

"Aku merasa begitu kesepian setelah kau pergi! Tak ada yang menghiburku saat aku sedih! Tak ada lagi yang bisa membuatku bahagia! Bahkan... aku tak pernah mendengar kabar darimu sedikit pun!"

Ziaz yang melihat Helena menangis tak kuasa lagi diam. Ia melangkah perlahan mendekatinya, lalu memeluk Helena erat—seakan ingin menebus semua waktu yang telah hilang.

"Tenanglah... Aku di sini sekarang... Bersamamu lagi," bisiknya lembut sambil terus memeluknya.

Pelan-pelan, tangis Helena mereda. Ia mulai merasa tenang dalam pelukan itu, lalu menatap wajah Ziaz yang tampak begitu tampan di bawah cahaya bulan malam itu.

"Senang bisa bertemu denganmu lagi, Helena," ucap Ziaz dengan senyum hangat, di bawah sinar bulan yang bersinar terang.

Dari kejauhan, Kimberly melihat Ziaz dan Helena yang sedang berpelukan. Ekspresinya sedikit terkejut, namun kemudian tersenyum tipis.

"Seorang atlet anggar dan seorang ksatria terpilih, ya? Semoga saja zodiak kalian cocok," gumamnya pelan, setengah bercanda.

Ia pun berbalik dan berjalan kembali masuk ke dalam gedung, hendak bergabung lagi dengan para tamu. Namun, sesaat setelah kembali ke ruang pesta, tiba-tiba Owen muncul di hadapannya, membuat Kimberly terlonjak kecil karena kaget.

"Nona, ke mana saja kau? Apa kau terluka?" tanya Owen dengan nada panik.

Kimberly tampak sedikit bingung dengan reaksi itu.

"Tidak, aku hanya keluar sebentar... mencari udara segar," jawabnya cepat.

"Kau yakin?" tanya Owen lagi, menatapnya penuh khawatir.

Kimberly mengangguk mantap.

"Sangat yakin."

Tiba-tiba, ia meraih tangan Owen dan menariknya menuju meja minuman. Gerakan spontan itu tak luput dari pandangan Valiant dan Putri Zara, yang sedang duduk berdua tak jauh dari sana.

"Siapa itu? Kenapa Kimberly menarik-narik dia?" tanya Zara penasaran.

"Owen. Dia pemakai pedang pelindung berwarna jingga," jawab Valiant santai.

"Ahhh, begitu ya... sekarang semuanya masuk akal," ucap Zara sambil mengangguk pelan.

"Hmm?" Valiant menoleh dengan ekspresi bingung.

Zara menatapnya dengan senyum nakal.

"Kalian malam ini benar-benar terlihat tampan. Sepertinya kalian juga janjian pakai baju yang sama, ya?"

Valiant langsung memalingkan wajahnya, terlihat sedikit malu.

"Itu tidak benar. Kami berenam tidak ada yang tampan sedikit pun," bantahnya dingin.

"Heh? Kalian berenam? Jadi... Kau, Ziaz, Lawkei, Owen... siapa dua lainnya?" tanya Zara antusias.

"Sano dan Vijan," jawab Valiant singkat.

"Heh!? Kenalkan padaku dong!" ucap Zara sambil mendekatkan wajahnya pada Valiant, penuh rasa ingin tahu.

Valiant menatap Zara dengan bingung.

"Kenapa Tuan Putri begitu bersemangat malam ini?" tanyanya pelan.

Sementara itu, Raja Sakura tampak gelisah. Ia menyadari bahwa Helena menghilang secara tiba-tiba. Wajahnya mulai menunjukkan kekhawatiran, lalu ia menoleh ke arah dua pengawalnya.

"Heh, di mana dia? Apa kalian membiarkan dia keluar dari pengawasan kita begitu saja?" tanyanya tajam.

"Kami tidak tahu, Yang Mulia. Nona Helena mungkin hanya pergi ke kamar mandi," jawab salah satu pengawal dengan gugup.

Namun jawaban itu justru membuat Raja Sakura semakin kesal. Ia melangkah cepat ke arah pengawal tersebut, tatapannya tajam dan penuh tekanan.

"Temukan dia. Aku tidak ingin terjadi sesuatu padanya. Dia itu atlet kebanggaan kita, bodoh!" ujarnya.

"B—baik, Yang Mulia!" jawab pengawal tersebut dengan suara gemetar.

Tanpa membuang waktu, kedua pengawal itu segera berlari keluar dari ruangan untuk mencari keberadaan Helena.

( END CHAPTER 01 )

1
Gia Uw
Wadohhh seberapa cantik Helena sampai sampai Ziaz yang Author bilang paling tampan di antara lima kawannya itu bisa suka sama Helena
XenoNovel
Author sedang berusaha untuk semangat menulis lagi karena belakangan ini mulai hilang semangat 🥲 setelah di lihat lihat lagi, tujuh pedang pelindung ini lebih bagus di jadikan komik dari pada novel, tapi karena ceritanya masih belum habis dan Author juga belum menemukan ending dari ceritanya, mau gak mau projek komiknya Author batalkan terlebih dahulu sampai dapat waktu yang tepat 🤧
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!